[Vers.2] 42. Hidup dan Mati

11K 891 97
                                    

WARNING, PART INI DIBUAT KARENA PERMINTAAN READERS YANG INGIN VERSI DUA, BAGI YANG INGIN HAPPY ENDING JANGAN BACA PART VERSI INI!!!

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

WARNING, PART INI DIBUAT KARENA PERMINTAAN READERS YANG INGIN VERSI DUA, BAGI YANG INGIN HAPPY ENDING JANGAN BACA PART VERSI INI!!!

"Maaf kakak terlambat"ujar Ocean lirih ia meneteskan air matanya. Dia menangkup wajah Geo dengan hati-hati agar tak menyakiti luka yang darahnya bahkan sudah mengering.

"Tidak kakak tidak salah, aku yang salah karena sudah membenci Kak Cean padahal kakak melakukan itu untuk melindungiku"balas Geo.

"Tapi tetap saja, kakak menyebalkan"lanjut Geo lagi.

"Ya sesukamu"

"Drama saudara kembar macam apa ini? Menarik sekali tapi lama-lama aku muak jadi kita akhiri saja, dimulai dari yang paling mudah dulu"ucap Arlend tersenyum miring.

Arlend mengeluarkan revolvernya dan tanpa babibu lagi langsung menembaknya ke arah Geo. Sontak mereka semua terkejut dengan tindakan Arlend.

DORRRR

Ocean reflek memeluk Geo.

"KAK CEAN!!!"

P.s. : yang lupa bisa baca lagi part 41 okey👌

[Vers. 2]

***

Geo mendorong Ocean yang ingin melindunginya. Hingga dalam sekejap peluru itu menembus ke bagian ulu hati Geo. Anak itu meringis kesakitan, rasanya badannya sekarang mati rasa dan pandangan matanya kabur.

"GEO!!!" teriak Ocean dan River bersamaan.

"Hahaha akhirnya dendamku terlaksana," ujar Arlend tertawa bak psikopat.

"Dasar kau bedebah sialan!!!"

"Geo bertahan ya, kakak mohon" kata Ocean yang sudah berlinangan air mata, hatinya terasa sakit saat ini. Ia merasa seperti kakak yang tidak berguna sama sekali. Tangan Ocean menutup luka Geo yang semakin lama mengeluarkan darah yang sangat banyak.

Geo berusaha membuka matanya tapi nihil matanya semakin berkunang-kunang terutama bagian tubuhnya yang ditembus peluru itu, ia sudah tak kuat lagi telinganya berdenging dan kesadarannya pun hilang. Jika ini memang sudah akhirnya, dia ikhlas.

"Ocean, Max bawa Geo ke rumah sakit," perintah River yang diangguki mereka berdua.

Dorr

Dorr dorr dorr

River yang murka langsung menembak Arlend  tepat jantung karena dia harus meluruskan kesalahpahaman anak itu. Arlend langsung tumbang dan menghembuskan nafas terakhirnya.

"Urus mereka semua dan pastikan tidak ada jejak disini," kata River dingin, tadinya ia sama sekali tak ingin membunuh anak itu dan akan memberikan penjelasan tentang keadaan yang sebenarnya karena dia tau Arlend hanya korban. Namun, sepertinya percuma saja karena sudah terjerumus oleh dendam dan sudah bertindak keterlaluan, apalagi pada anak bungsunya.

GEOCEAN [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora