~14. Ngungsi

15.7K 1.6K 27
                                    

Setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga berjalan-jalan malam hari, dulu saat masih di Jerman dia sering melakukannya karena suasananya tenang dan sekalian olahraga, ya walaupun saat ini masih jam segini dan masih ramai banyak orang berlalu l...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga berjalan-jalan malam hari, dulu saat masih di Jerman dia sering melakukannya karena suasananya tenang dan sekalian olahraga, ya walaupun saat ini masih jam segini dan masih ramai banyak orang berlalu lalang. Malah bagus akhirnya dia bisa bebas dari August dan kawan-kawannya. Dia mengendap-endap keluar dari area cafe, siapa tahu masih ada anak buah papanya yang lain di sekitar sini.

"Eh tapi gue kan nggak tau jalan, terus alamat gue apa ya lupa"monolog Geo masih dengan melangkahkan kakinya.

Selang 30 menit kemudian, Geo memutuskan berhenti di sebuah minimarket untuk membeli minuman.

"Totalnya 10.500 kak"

Geo mengelurkan dompetnya, dia lupa bahwa tidak memiliki uang rupiah. Tadi saja waktu di kantin dia ditraktir oleh Gara. Bisa-bisanya ia melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.

"Bisa pakai ini?"tanya Geo sembari mengulurkan sebuah kartu dengan harap-harap cemas mana minumannya sudah dia minum pula.

"Bisa kak, ini kartunya terimakasih"

Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal memikirkan caranya untuk pulang. Haruskah dia tinggal di hotel saja untuk semalam? Yasudahlah apa boleh buat, mau bagaimana lagi. Tadi Geo akan mengambil uang tunai tapi dia lupa tidak bertanya pin atmnya pada papanya, kemarin sepertinya sudah diberitahu tapi dia tidak mendengarkan. Memang kebiasaan cerobohnya tidak hilang-hilang, sepertinya malah sudah mendarah daging.

"Mas tau hotel terdekat nggak?"tanya Geo pada seorang lelaki yang kebetulan berdiri di sebelahnya. Sejenak laki-laki itu terdiam melihat Geo yang masih mengenakan seragam SMA tapi akhirnya enggan bertanya.

"Dari sini tinggal belok ke kiri 300 meter, namanya Hotel Never"jawab lelaki itu.

"Oke mas, makasih ya"ucap Geo.

Geo berjalan sesuai arahan mas-mas tadi. Nampaklah sebuah hotel yang besar dan luas, mungkin sekitar 30 lantai. Ia memasuki lobby hotel yang cukup mewah dan modern itu.

"Selamat malam, ada yang bisa dibantu?"ucap sang receptionist.

"Saya mau nginep disini 1 malam"ujar Geo.

"Maaf dek tapi semua kamar sudah penuh kecuali kamar tipe suite dan presidential"

"Ya terserah deh yang mana aja"kata Geo tidak peduli.

Selesai registrasi dan pembayaran ada petugas hotel yang mengantarkan ke kamarnya yang berada di lantai paling atas. Sampai di kamar dia terkejut.

"Emang si mbak-mbak tadi rese ya, gue dipilihin kamar yang paling gede"kesal Geo.

Geo berjalan mengelilingi kamar tersebut, sudah seperti sultan saja dia menginap di kamar seperti ini. Pandangan matanya tertuju pada sebuah pintu, setelah dibuka ternyata terdapat balkon yang cukup luas, ada sofa dan meja yang sengaja diletakkan disana. Ia melihat pemandangan disana, Jakarta waktu malam hari indah juga apalagi dilihat dari atas sini. Kehidupannya saat ini sangat berbeda dengan saat dia tinggal bersama mamanya di Jerman, ia jadi rindu dengan mamanya dan saudaranya disana. Geo melihat ke langit malam, ada beberapa bintang yang terlihat dari sini. Sampai saat ini Geo juga masih bertanya-tanya sebenarnya alasan apa yang membuat orangtuanya ingin dia dan Ocean tinggal bersama di Indonesia, ia yakin pasti ada alasan lain. Lama berada di balkon Geo merasa hawanya makin dingin, maklum karena sudah semakin malam. Akhirnya dia menutup pintu balkon dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa menit dia keluar seragamnya sudah berganti baju piyama yang disiapkan oleh hotel itu.

"Disini ada charger nggak sih?"tanyanya entah pada siapa, sembari mencari-cari charger.

"Tapi kalau gue nyalain ntar cepet ketauannya karena gpsnya nyala, yaudahlah gue tidur aja"ucap Geo lagi, dia merebahkan tubuhnya di kasur dan menutup matanya.

***
Matahari bangkit dari peraduannya, karena Geo tadi malam lupa menutup korden jadilah dia bangun karena kesilauan.

"Silau banget sih astaga, matahari pergi sana"ucap Geo menutup seluruh badannya dengan selimut.

Satu jam kemudian Geo akhirnya bangun. Dia tersadar akan sesuatu, hari ini kan Hari Rabu dan dia masih harus sekolah. Sontak saja Geo bangkit dari tempat tidur tapi saat sudah berdiri dia terjatuh, badannya lemas dan kepalanya pusing. Sepertinya dia masuk angin karena terlalu lama di balkon tadi malam. Geo merasakan ada sesuatu yang naik di tenggorokannya, langsung saja dia berlari ke kamar mandi memuntahkan semua isi perutnya.

"Nasib gue gini amat elah, apa gue kebanyakan dosa ya? berasa kena adzab gue"

Geo keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah jam, ternyata sudah jam 8 pagi. Sudahlah lagipula percuma juga dia ke sekolah, yakali dia menggunakan seragam yang kemarin sedangkan hari ini juga seragam yang digunakan berbeda. Memang sekolahnya itu gabut karena memiliki banyak variasi seragam sampai dia tidak mau mengingatnya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar tapi empunya kembali rebahan di tempat tidur. Suara ketukan yang makin kencang, sebenarnya siapa sih yang mengetuk pintu seperti orang gila di pagi hari seperti ini. Karena Geo mager dan badannya belum bisa diajak kompromi jadi dia biarkan saja. Kalau sampai petugas hotel yang melakukannya dia akan mengadukannya pada atasan biar dipecat sekalian karena tidak punya sopan santun sama sekali. Akhirnya sudah tidak ada yang mengetuk pintunya, tapi sekarang berganti dengan telepon kamar hotel itu yang berbunyi. Geo menutup telinga dengan bantal.

"Atau jangan-jangan hotel ini ada demitnya ya? Eh tapi ini masih pagi masa demitnya nggak tidur, bukannya mereka nokturnal?"gumam Geo menutup seluruh badannya dengan selimut.

Ceklek

Suara pintu terbuka, Geo terkejut berarti benar hotel ini berhantu, mampuslah dia jangan sampai besok dia masuk headline koran dengan berita berjudul "Seorang Remaja Tewas Secara Misterius di Salah Satu Kamar Hotel di Pagi Hari yang Cerah". Sekarang suara langkah kaki mendekat ke arahnya, mampus mana dia belum pamitan dengan mamanya kalau-kalau ini akhirnya.

"Bentar, emang demit bisa napak ya?"

"Ekhem"

***Bingung judulnya apa 😂 tapi yaudahlah ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Bingung judulnya apa 😂 tapi yaudahlah ya

Sian amat si Geo untung nggak jadi gelandangan  🤭

See u 💚

05/08/21

GEOCEAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang