~50. Terciduk

7.6K 849 44
                                    

Geo sampai di depan villa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Geo sampai di depan villa itu. Untunglah ia kemarin sudah membeli beberapa pakaian dan menghubungi pemilik villa agar menaruhnya di dalam. Geo juga sudah menyuruh orang untuk mengisi bahan makanan yang ada disini.

"Berasa sultan gue," ujar Geo, ia masuk ke villa yang lumayan luas itu.

Hal pertama yang Geo lakukan adalah mengganti baju seragamnya. Setelahnya ia bergegas memasak makanan yang sudah lama tak dimakannya, tidak lain dan tidak bukan adalah mie instant.

"Berasa anak kost gue." Geo bermonolog, sembari menunggu mienya matang, dia memasukkan bumbu-bumbu dalam piring karena merasa suasana sunyi ia menyalakan lagu di sp*tify.

"Eeaaa goyang manggg, eh lagunya pop deng bukan dangdut tapi bomat ah."

Tiga menit kemudian, mie yang Geo masak jadi.

"Walla, mi oyeng ala Geo gans siap disantap."

Geo membawa piringnya ke ruang tengah, matanya melotot nyaris saja dia menjatuhkan piring mie gorengnya yang sangat berharga itu melihat beberapa sosok yang duduk di sofa ruang tengah, tatapan mereka seperti laser yang siap melubanginya.

"Watdepak."

Disana ada Levi, Ocean, Zane, dan Max, demi apapun kenapa mereka cepat sekali sih menemukannya. Geo meringis apalagi saat tatapan Ocean sekarang tertuju pada piringnya. Oh tidak, ia harus mengamankan mie nya sekarang juga. Geo bersiap mengambil langkah seribu, tapi kerahnya ditahan oleh Ocean.

"Mau kemana hm?" tanya Ocean.

"Makan."

"Siniin piringnya."

"Nggak mau, udah susah-susah bikin masa dibuang lagi."

"Geo."

"Udah biarin aja," ujar Zane menengahi, lagipula ia tahu jika Geo pastinya jarang memakan mie itu.

"Nggak bi—"

"Cean udahlah," kata Levi.

"Emang Kak Zanzan sama Kak Vi yang paling ngertiin aku."

Ocean yang mendengar perkataan Geo mendengus kesal, hanya kali ini saja ia mengalah. Geo makan dengan tenang, mencoba tak menghiraukan 4 manusia yang tak diinginkannya datang kemari.

***

Geo mengusap-ngusap telinganya yang sudah panas karena mendengar ceramahan mereka ditambah lagi Max yang juga ikut-ikutan serta jangan lupakan Ocean yang sedari tadi tak henti-hentinya berbicara.

"Ge, kamu dengar apa kata kakak?" tanya Ocean, sedari tadi perkataannya seperti tak digubris sama sekali oleh adiknya itu.

"Iya."

"Kamu tuh masih bocah juga main kabur-kaburan," tambah Max. Geo mendumel dalam hati, padahal kan Max hanya selisih beberapa bulan dengannya, apalagi Ocean yang merupakan kembarannya.

GEOCEAN [END]Where stories live. Discover now