~9. Satu lagi

19.8K 1.8K 16
                                    

"Heh emangnya gue kuman apa?"tanya Gian, melihat Geo yang sebisa mungkin menjauhinya daritadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Heh emangnya gue kuman apa?"tanya Gian, melihat Geo yang sebisa mungkin menjauhinya daritadi. Apalagi saat mereka dalam perjalanan ke kantin Geo sangat menjaga jarak dengannya.

"Nah itu sadar diri kalau lo itu kuman"balas Geo.

"Ah jahat lo sama temen sendiri"ujar Gion memonyonkan bibirnya.

"Sejak kapan kita temenan?"tanya Geo menaikkan alisnya.

"Yaudah nggak gue kenalin lo ke Clawdia"ancam Gion.

"Bodo amat"balas Geo cuek.

'"Udahlah Gi makan tuh, ntar makanan lo keburu dingin"ujar Brian berusaha menghentikan perdebatan di antara mereka karena ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya saja perang dunia keempat.

Mereka akhirnya makan makanan masing-masing. Kecuali Gion yang sesekali mencomot makanan Geo yang membuat Geo menjadi kesal tapi dia tahan, emang lucknut sekali manusia di sebelahnya ini. Lihat saja muka innocenttnya ingin sekali Geo menaboknya.

"Gue bakal turutin apa mau lo deh"ucap Gion tiba-tiba setelah mereka semua menyelesaikan makannya.

"Ah yang bener lo"ucap Geo yang diangguki oleh Gion.

"Gimana kalau kita tanding?"tanya Geo.

"Tanding apa? Kalau adu bacot gue gas"ujar Gion.

"Emang ya otak lo perlu dibersihin dulu banyak debunya kayaknya"ucap Geo sarkatis.

"Hina aja teros"

"Panco"kata Geo.

"Hayok gue jagonya nih, salah lo milih gue jadi lawan"ujar Gion, menarik kedua lengan bajunya  ke atas dengan senyum pongahnya.

"Yang kalah harus nurutin permintaan pemenang, deal?"

"Deal"

Geo dan Gion saat ini berhadapan dengan sebuah meja di antara mereka. Bahkan banyak anak-anak lain yang menonton mereka saat ini, sudah seperti pertandingan tinju saja. Dan yang menjadi wasitnya adalah Gara. Mereka berdua sudah ada di posisi masing-masing, Gara memberi aba-aba dan pertandingan dimulai. Para murid saling menyoraki nama jagoan mereka. Persaingan antara Geo dan Gion sangat sengit, mereka sama-sama tidak mau mengalah. Mungkin jika sekarang mereka ada di dunia komik sudah ada sinar laser yang keluar dari mata mereka masing-masing dengan warna yang berbeda.

"Ge, ada cicak peliharaan gue noh di atas namanya Si Unyil"

"Lo tau nggak gue artis?"

"Heh Ge ada babi terbang tuh"ucap Gion berusaha menggoyahkan konsentrasi Geo, tapi sama sekali tidak dihiraukan.

"Geo aku padamu"

"Gion yok bisa yok, jangan lupa utang lo dibayar"

"Semangat Geo!"

"Ayo Gion sayang"

Terdengat ucapan-ucapan semangat dari murid-murid lain. Tapi ucapan terakhir membuat Gion salfok dan akhirnya menoleh ke sumber suara tapi dia tidak menemukan orangnya, saat itu juga Geo berhasil mengalahkan Gion.

"Gue menang, dan lo harus jadi babu gue selama seminggu"ucap Geo menyeringai, membuat Gion lemas ditempat membayangkan dia akan menderita selama seminggu ini. Sepertinya dia kualat deh, ah ini salahnya yang memanggilnya sayang tadi dia kan jadi tidak fokus. Tapi tadi kenapa tidak ada tanda-tanda perempuan yang memanggilnya karena tadi saat dia menoleh ke sumber suara yang ada disana lelaki semua. Jangan-jangan tadi yang memanggilnya hantu?
Ah sudahlah, Gion mencoba berpikir positif.

***

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Geo keluar gerbang sendirian karena teman-temannya yang lain pulang dengan menaiki kendaraan sendiri. Dia tidak melihat adanya tanda-tanda mobil yang biasa menjemputnya. Perhatiannya teralih saat menemukan keberadaan sepupunya yang bersandar di samping sebuah mobil menatap tepat ke arahnya. Mau tidak mau Geo menghampirinya.

"Kenapa kakak ada disini?"tanya Geo setelah tepat berada di hadapan sepupunya itu.

"Menjemputmu, apalagi memang?"ucap Levi, sepupunya.

Mereka berdua berada di dalam mobil untuk perjalanan pulang. Suasana hening menyelimuti mereka. Diam-diam Geo melirik ke arah Levi yang sama sekali tak berekspresi. Geo cemberut, jadi yang dimaksud papanya kemarin adalah Levi. Mereka terakhir bertemu di saat pertemuan keluarga besar Agave sekitar satu tahun yang lalu. Sebenarnya hubungan mereka cukup baik dan bisa dibilang dekat. Levingga Dallas Agave adalah anak dari kakak ayahnya yang tinggal di Australia. Setelah Geo pikir-pikir untuk apa Levi kemari?

"Kak Vi ngapain ke Indonesia?"tanya Geo setelah sekian lama berpikir dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada di benaknya.

"Papa yang menyuruhku untuk mengawasi kalian dan membantu Cean mengurus perusahaan disini"jawab Levi yang masih fokus  dengan kegiatan menyetirnya.

"Jadi, kakak akan lama disini?"ucap Geo. Dia hanya berpikir, bagaimana kalau Levi tau hubungannya dengan Cean yang tidak harmonis?

"Kenapa? Kamu tidak suka?"tanya Levi dengan nada yang sedikit kesal.

"Bu-bukan begitu, hanya saja aku sedikit terkejut karena Kak Vi mau tinggal di Indonesia  bersama aku dan Kak Cean"jelas Geo, tapi sepertinya dia malah semakin salah bicara.  Lihat saja sekarang raut muka Levi yang muram dan sendu. Geo tau pasti Levi memikirkan tentang Adelyn, mommynya yang meninggal sekitar 8 tahun lalu karena pesawat yang ditumpanginya saat akan pulang ke Indonesia jatuh di selat Malaka. Sejak saat itu pula Levi diajak pindah ke Australia oleh daddynya karena tidak mau anaknya terus-terusan merasa sedih karena selalu terbayang oleh kejadian itu.

Geo memeluk Levi erat berusaha memberi ketenangan.

"Kakak aku benar-benar minta maaf karena membicarakan hal itu dan jadi membuat Kak Vi sedih"ucap Geo masih dengan posisinya yang memeluk Levi.

"Lepas"ujar Levi.

Geo langsung mengurai pelukan mereka.

"Kakak marah ya?"tanya Geo takut-takut dia memilin-milin jarinya sembari menundukkan kepalanya. Levi menghela nafas, dia segera menepikan mobilnya.

 Levi menghela nafas, dia segera menepikan mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Btw aku lupa siapa castnya Levi jadi yaudahlahya wkwk

Janlup vomment 💫💫💫

Thanks 💚

GEOCEAN [END]Where stories live. Discover now