Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Semenjak satu bulan yang lalu, pria itu memang sudah menempati kantor barunya yang merupakan kantor incaran pria itu dari pria itu bersekolah. Lunaby dapat mengingat dengan jelas, bagaimana Gerald selalu menceritakan impiannya untuk memimpin Gallagher Corporation ketika dulu saat mereka masih bersekolah. Walaupun membutuhkan proses bagi pria itu untuk mendapatkannya, tetapi melihat bagaimana pria itu berhasil mendapatkannya pun mampu membuat Lunaby menjadi turut bangga dan bahagia terhadap pria itu.
Lunaby ingat sekali, bagaimana kalutnya Gerald beberapa minggu yang lalu ketika pria itu menghubunginya dan mengatakan dengan panik, mengenai Alexander Gallagher yang mempertimbangkan posisi tertinggi di Gallagher Corporation untuk diisikan oleh Kaiden Wilhalm dibandingkan dengan Gerald Gallagher. Tetapi karena ketangguhannya dalam membuktikan potensialnya di hadapan Ayahnya ditambah dengan dukungan khusus dari adiknya, Gerald pun mampu membuat Alexander Gallagher memilihnya untuk menempati posisi tertinggi di perusahaan tersebut.
"Leon,"
Gerald menunduk, "Yes, Samantha?"
"I'm so proud of you."
Gerald tersenyum tulus. Menyenangkan rasanya, ketika mendapatkan pujian dari wanita yang ia cintai bahwa ia bangga atas pencapaiannya. Gerald pun mendekatkan wajah keduanya untuk mencium bibir Lunaby, "Thank you, Sayang. I'm so proud of us too."
Kecupan di bibir keduanya pun kian berlanjut dan semakin panas. Lunaby yang semula berbaring di atas tubuh Gerald pun sudah menegakkan tubuhnya, guna mempermudah mereka dalam berciuman. Ketika merasakan udara di sekitarannya yang mulai menipis, Lunaby perlahan menggerakkan ciumannya menuju leher pria itu, dan meninggalkan bekasnya di sana.
"I like this quarantine version of you." bisik Gerald ketika bibir Lunaby sudah berada di daerah dadanya.
"And I like your new tattoo." jawab Lunaby sebelum mengecup salah satu tato yang baru Gerald buat pada bagian dada kirinya. "Kapan kamu membuatnya?"
"Few weeks ago."
Lunaby mengulurkan tangannya untuk mengelus tato tersebut. "Apa artinya?"
"My mother's name, in Greek."
"Bukannya kamu sudah membuat tato untuk Ibumu? Her birthday year in Hebrew?" tanya Lunaby sembari melihat ke arah tato pertama milik pria itu. Ingatan belasan tahun silam pun kembali terlihat, ketika ia menemani Gerald untuk mendapatkan tato pertamanya.
Gerald melirik ke tato yang wanitanya itu maksud, "Tidak ada yang tidak cukup untuk Ibuku, Tha."
Lunaby tersenyum tulus. Di balik reputasinya yang buruk terhadap wanita di luaran sana, Gerald yang ia kenal tetaplah seorang pria yang sangat mencintai Ibunya bahkan melebihi apapun di dunia ini. "Apa kamu juga akan mentato namaku nanti?"
Gerald memicingkan matanya, sebelum memperlihatkan Lunaby jari manis yang ada pada tangan kirinya. "Aku bahkan sudah membuatnya dari sebelum kita berpisah dulu, Samantha."
Lunaby membelakakan matanya. Sudah beberapa bulan mereka kembali bersama, tetapi Luanby tidak pernah mengetahui bahwa tato yang berada pada jari manis pria itu dibuat untuknya. "This is in Greek, aku tidak mengerti artinya."
"This means Samantha, in Greek." jelas Gerald, pria itu lalu mengecup tangan Lunaby yang sedang memegang tangannya. "This is my second tattoo that I made."
"Kenapa di jari manis tangan kiri?" tanya Lunaby yang kemudian dibalas dengan senyuman oleh Gerald.
"Anyway Samantha," Gerald menangkup pinggang Lunaby, dan menarik tubuh wanita itu mendekat, yang mampu menimbulkan lenguhan dari bibir keduanya karena pergesekan antara inti mereka. "Can you feel me?"
Lunaby mengangguk patuh, "You're... hard."
"Hard for you." balas Gerald, dengan kedua tangannya yang perlahan naik hingga berakhir di buah dada milik Lunaby. "They're also hard... for me."
Pria itu lalu menatap Lunaby dengan tatapan menggoda, "Do you want to cool them down?"
"Ya, Sayang?" Gerald menatap kagum Lunaby, "You looks so pretty from down here."
"I want you, Leon." jawab Lunaby dengan lenguhannya, akibat permainan kedua tangan Gerald yang belum juga berhenti pada dadanya.
Gerald tersenyum puas, pria itu pun merobek gaun yang sedang Lunaby kenakan, dan hanya menyisakan celana dalam wanita itu. "I need to punish you for not wearing a bra without me, Samantha."
Lunaby menggigit bibir dalamnya, "The dress save them from flashing."
"Sadly, I just ripped the dress."
Lunaby menggeleng pelan, sebelum menundukkan wajahnya untuk mencium bibir Gerald, "That's fine, besides, I only bought this dress so you could take it off."
____________________ Buat yang gatau, Mas Gerald emang tatoan🤤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.