Sweet 25 | Bagian 35

Start from the beginning
                                    

"Tadi gimana, Hon? Hutan aesthetic?" Lanjutnya bertanya pada Ero a.k.a pacarnya.

Ketika mendengar pertanyaan tanya dari Channel, wajah Ero yang tadinya masam langsung berubah menjadi cerah dan berbinar. Dasar bucin!

"Iya. Tadi aku lihat-lihat ke dalam, kan. Terus nggak sengaja nemu spot yang cocok banget buat photoshoot kalian," jelasnya.

"Ngadi-ngadi, lo!" Sanggah Tata.

"Serius?" Bersamaan dengan Tata, Amimy juga memberi respon. Hanya saja, ia terlihat bergitu excited, berbeda dengan Tata yang sama sekali tidak percaya.

"Lihat aja kalau nggak percaya," Ero menanggapi dengan acuh lalu beringsut memeluk Channel.

"Lihat yuk, Cha!" Amimy memang mengajak Channel, tapi tangan yang ia tarik adalah tangan Tata. Hal ini pula yang membuat Tata terkejut. "Eeh?" Bingungnya.

"Kalian aja yang lihat. Gue capek, kasihan anak gue nanti," ujar Channel sambil mengusap perut ratanya.

"Emangnya, Chacha hamil?" Tanya Amimy dengan polosnya yang dibalas dengan decakan kesal oleh Channel.

"Astaga, Amimy!" Channel meneput jidatnya. "Udah sana lo pergi aja sama Tata!" Lanjutnya. Ia menganyunkan tangannya ke depan dengan gaya mengusir.

Amimy bangkit, namun ia ragu harus mengajak Tata atau tidak. Baginya, berdua dengan Tata sama saja seperti masuk ke dalam lubang kecanggungan yang hakiki. Sebenarnya tidak secanggung itu sih, hanya-akh pokoknya gitu deh! Amimy terlalu sulit menjelaskannya.

"Yuk!" Lamunan Amimy buyar saat tangannya ditarik oleh Tata. Bukan tarikan kasar sebenarnya, tapi, tidak bisa juga dikatakan lembut. "Eeh!" Kagetnya.

"Katanya mau lihat hutan," balas Tata dengan nada datar.

Selanjutnya hanya diisi keheningan. Mereka berjalan beriringan menyusuri deretan pohon bunga matahari yang berbaris rapi dengan tangan yang sudah tidak lagi bertaut. Kecanggungan melanda diantara keduanya. Amimy yang sedikit takut pada Tata, serta Tata yang bingung mau membuka obrolan dengan topik apa.

Sejujurnya, Amimy bingung pada dirinya sendiri. Apa yang harus ia takutkan dari Tata? Tata itu baik-jelas, semua orang tahu itu. Tulus dan berwawasan luas. Enak diajak ngobrol juga. Tapi ya gitu, Tata lebih suka terlihat jutek dengan raut wajah masam dan tatapan mata tajam daripada ceria dengan raut wajah berbinar seperti dengan yang selalu ia tunjukkan. Terlepas dari itu, Tata benar-benar peduli dengan orang disekitarnya. Kalau kata istilah jaman sekarang, tsundere.

"Wow!" Mereka berdua sama-sama terkejut setelah melihat apa yang ada di depannya sekarang.

Setelah melewati hamparan pohon bunga matahari hingga deretan terakhir, lalu masuk ke area hutan buatan yang luarnya disekat dengan pagar pendek dan berjalan menyusuri hutan dengan denah dari Ero yang tersimpan dipikirannya. Akhirnya, mereka menemukan keajaiban ini. Rindangnya pohon-pohon besar tidak membuat suasana disini menjadi mencekam. Justru malah menambah kesan asri dan aesthetic. Seperti hutan-hutan di film fantasi buatan Disney.

"Wow!" Lagi dan lagi Amimy kembali terpukau. Kali ini ia tidak hanya terpukau pada keindahan hutan yang tersembunyi tapi juga pada kekayaan keluarga Tata. Amimy sampai berpikir, seberapa kayanya keluarga Tata sampai bisa memiliki halaman belakang selebar ini serta hutan yang serindang dan seaesthetic ini? Ini benar-benar seperti gambaran nyata dari film final fantasi.

"Gimana?"

Suara Ero dari belakang mengambil alih atensi mereka berdua. Sampai akhirnya mereka berbalik dan mendapati Ero dan Channel yang berdiri bersebelahan dan bergandengan tangan. Cih, seperti tokoh dalam fiksi romance saja!

"Ini keren banget," jawab Amimy dengan logat bulenya.

"Tidak seperti yang gue pikirkan," ujar Tata.

"Emang seperti apa pikiran lo? Hutan yang gelap dengan pohon-pohon raksasa. Hutan yang banyak semak belukar dan berduri. Hutan yang banyak binatang buas. Atau, hutan yang dijadikan tempat penyembahan lucifer?" Goda Ero.

"Hutan yang seremnya sebelas duabelas sama lo!" Kesal Tata.

***

Tbc-

Hutannya Tata kayak hutan di mv-nya YooA.

Sweet 25Where stories live. Discover now