Special Chapter 10

379 55 29
                                    

Musim panas. Saat memikirkan musim panas, yang terbayang di pikiran adalah pantai, es krim, liburan sekolah, bermain bersama teman dan masih banyak lagi. Musim panas tiba, dan itu artinya semua sekolah termasuk Shoka Shonjuku juga diliburkan. Namun sepertinya kata "libur" tidak ada dalam kamus Bahasa Takasugi.

"Ini libur musim panas loh, untuk apa kita berlatih."

Ya, bahkan saat liburan musim panas pun Takasugi masih giat berlatih Kendo. Lebih tepatnya dia memaksaku dan Nii-san untuk berlatih bersamanya.

"Booosaaannn...dan panas...dan bosan..."

"Jika kau bosan pergi saja bermain di luar." Ucap Nii-san.

"Dengan siapa." Ucapku.

"Kau bisa bermain dengan teman sekolah kita y/n." Ucap Zura.

"Mereka semua sibuk. Ada yang sibuk membantu keluarganya dan ada juga yang pergi ke rumah kakek neneknya." Ucapku.

Nii-san, Zura, dan Takasugi kembali mengurus urusan mereka masing-masing. Aku pergi meninggalkan dojo menuju kamar sensei. Sensei terlihat sibuk sedang menulis di bukunya. Aku berjalan menghampirinya lalu berbaring dan menggunakan kakinya sebagai bantal.

"Ada apa y/n?"

"Aku bosan."

"Bukankah Shinsuke dan Kotarou berkunjung kemari? Kenapa kau tidak bermain bersama mereka?"

"Tidak mau. Lagipula Takasugi datang kesini untuk berlatih bukan bermain."

Sensei mengelus kepalaku lalu dia kembali menulis di bukunya.

"Ah aku tahu! Ouch!"

Aku berteriak dan segera bangun namun kepalaku tidak sengaja terbentur lengan sensei.

"y/n, kau tidak apa-apa?" Tanya sensei khawatir.

"Ya! Aku tidak apa-apa. Sensei, ayo kita bermain!"

Aku berdiri dan menarik tangan sensei. Aku menarik sensei menuju dojo dan berjalan menghampiri Nii-san dan yang lainnya.

"Ne! Semuanya! Ayo kita bermain!" Teriakku.

"Huh? Tidak mau. Di luar panas. Jika kau ingin bermain pergilah bermain sendiri." Ucap Nii-san.

"Ehhh, tapi akan jauh lebih menyenangkan jika kita memainkannya bersama." Ucapku.

"Permainan apa yang ingin kau mainkan y/n?" Tanya Sensei.

"Anone anone, dulu aku pernah mendengar anak-anak di desa membicarakan permainan baru. Kedengarannya menyenangkan jadi aku ingin mencobanya!" Ucapku.

"Permainan apa?" Tanya Takasugi.

"Ehh, matamu di tutup. Lalu ada teriakan. Lalu kau mengayunkan pedangmu. Lalu boom! Semua merah!" Ucapku dengan semangat.

3rd P.O.V.

Sekarang, apa yang akan kalian pikirkan jika kalian mendengar seorang anak kecil membicarakan hal itu.

Siswa termuda di Shoka Shonjuku mengajak teman-temannya untuk melakukan pembunuhan massal. Itulah yang ada dipikiran Takasugi dan Zura. Sementara Gintoki.

'Apa caraku membesarkan anak ini salah?! Dimana tombol resetnya!' Pikir Gintoki.

Ketiga siswa tertua di Shoka Shonjuku saling bertukar pandang.

'Oi! Gintoki! Ada yang salah dengan adikmu! Bagaimana dia bisa mengatakan hal itu dengan senyuman di wajahnya!'

'Aku tidak tahu apa-apa! Reset! Dimana tombol resetnya!'

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang