Kemarin Teman, Hari Ini Musuh, Besok?

326 60 11
                                    

Aku dan Hijikata sedang berpatroli di kota.

"Siapa yang mengajarkan kucing sialan itu."

"Kuro."

"Siapa yang mengajarkan Kuro untuk menyerangku."

"Loh? Kuro menyerangmu? Aneh sekali. Padahal dia baik ke semua personil bahkan Kondou."

30 menit sebelumnya

Aku dan Sougo sengaja bangun lebih pagi dari biasanya.

"Apa kau siap y/n-san."

"Ya, kita sudah melatihnya dengan baik. Dia pasti bisa."

"Meow."

Sougo menggendong Kuro lalu kami pergi ke kamar Hijikata. Aku membuka shoji kamarnya perlahan.

"Aman."

Sougo meletakkan Kuro di dalam kamar Hijikata. Kuro melihat kearah Hijikata lalu dia melompat keatas wajahnya dan mencakarnya.

"Argh!! Siapa itu!"

Hijikata terbangun dari tidurnya. Kuro segera melompat turun dan menjilati cakar kecilnya.

"Kau!"

Hijikata melototi Kuro. Aku dan Sougo bersembunyi di belakang shojinya sambil menahan tawa kami.

"Pfft."

"Sougo, kau merekamnya kan."

"Ya, tentu saja."

Hijikata melihat kearah shoji kamarnya. Dia mengambil pedangnya dan berjalan kearah kami.

"Lari."

Aku dan Sougo segera berlari dan bersembunyi. Saat rapat pagi, wajah Hijikata dipenuhi luka cakar namun tidak ada seorang pun yang berani menanyakan dari mana dia dapat luka itu.

"Dasar kucing sialan."

"Kuro."

"Diamlah."

Selama di markas, Kuro tidak ada henti-hentinya mengejar Hijikata hingga pada akhirnya Hijikata menarikku keluar markas dan memaksaku pergi berpatroli dengannya.

"Oh Hijikata, aku harus pergi mengecek sesuatu." Ucapku.

"Huh? Kau ingin kemana?" Tanya Hijikata.

"Rumah sakit. Ada seseorang yang harus ku temui." Ucapku.

Minggu lalu, aku meminta Yamazaki untuk mencari informasi tentang dua pria mencurigakan namun Yamazaki tidak menemukan apapun. Lalu aku memintanya untuk mencari Nanami namun dia juga tidak bisa menemukannya. Entah mengapa perasaanku semakin tidak enak.

Begitu tiba di rumah sakit, aku bertanya ke perawat dan dokter disana tapi tidak ada seorang pun yang melihat Nanami.

"Kau yakin?"

"Ya, Takahasi-san sudah tidak masuk selama 1 minggu."

"Begitu ya, terima kasih."

Aku kembali ke mobil polisi. Hijikata masih duduk disana sambil menyalakan rokoknya.

"Siapa yang sakit?" Tanya Hijikata.

"Bukan siapa-siapa. Aku hanya mencari seseorang." Ucapku.

Kami kembali pergi berpatroli. Aku mengeluarkan foto Nanami bersama dua pria mencurigakan itu. Mungkin saja aku bisa dapat petunjuk.

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Where stories live. Discover now