Special Series 2

430 67 10
                                    

Hari pertama sekolah. Hari pertama sekolah adalah hari terburuk dalam hidupku. Kenapa? Pertama, aku dipaksa bangun pagi oleh kakakku. Kedua, aku harus satu kelas dengan Hijikata. Dan ketiga, wali kelasku adalah kakakku sendiri.

"Ya, hilang sudah kehidupan SMAku." Ucapku.

Gin mengajar pelajaran kaligrafi. Setelah pelajaran kaligrafi selesai, sekarang saatnya pelajaran olahraga. Kami pergi mengganti baju kami, setelah itu kami berjalan ke gym. Sepertinya hari ini kami akan bermain basket.

"Zura, kau masuk ke tim inti sekolah kan? Masuklah ke tim ku." Ucapku.

"Boleh saja, tapi sepertinya kita masih kekurangan satu orang lagi." Ucap Zura.

"Bagaimana jika kita ajak Hiji"

"Patsuan!! Masuklah ke timku!" Teriak ku.

"EH?! Tidak bisa!! Shinpachi-kun akan masuk ke timku!" Teriak Kondou.

"Huh? Tim kami kekurangan orang, lagipula kau sudah punya si mayo freak bukan." Ucapku.

"Siapa yang kau panggil mayo freak dasar narsistik!" Teriak Hijikata.

"Huh?! Kau sebut aku apa..." Ucapku.

"Ohh, apa pendengaranmu itu terganggu." Ucap Hijikata.

Aku memegang kerah baju Hijikata, lalu aku merasakan tubuhku ditarik.

"Tenanglah (y/n)-kun." Ucap Patsuan.

"Toshi, tenangkan dirimu." Ucap Kondou.

Tidak lama setelah itu, sensei datang dan meminta kami segera bermain. Kami bermain permainan 3 on 3. Hijikata, Kondou, Sougo melawan aku, Zura, dan Patsuan. Kami terus bermain dan bermain, untungnya karena Zura adalah anggota tim inti dari tim basket. Kami bisa unggul dari tim Hijikata.

Pelajaran pun selesai, kami semua mengganti pakaian kami dan kembali ke kelas. Tidak ada hal menarik yang terjadi di kelas. Kami belajar, istirahat, belajar, dan belajar. Lalu bel pulang pun berbunyi.

'Sekarang saatnya!'

Aku segera berdiri dari kursi dan mengambil tasku. Saat aku ingin lari aku merasakan seseorang memegang tanganku.

"Jangan pikir kau bisa lari. Sekarang saatnya latihan."

"Selama 2 tahun kau sering membolos latihan...sekarang kau tidak akan bisa bolos lagi..."

"...Ini hari pertama sekolah bukan...tidak ada salahnya istirahat di hari pertama sekolah..." Ucapku.

"Istirahat? Apa maksudmu bolos latihan selama 2 minggu adalah istirahat?"

Aku membalikkan badanku dan melihat kearah Hijikata.

'(y/n)! Kau harus bisa menipu Hijikata! Tapi bagaimana...Oh ya berpura-pura bodoh!'

"Latihan? Apa itu Latihan?" Ucapku.

'Tidak sebodoh itu!!!'

"Karena kau membolos selama 2 minggu, aku akan pastikan kau membayar semuanya hari ini." Ucap Hijikata.

"Tunggu! Tunggu! Time out! Itu bukan salahku, lagipula siapa yang mengadakan Latihan di hari libur. Semua orang juga pasti akan lupa." Ucapku.

"Aku sudah mengingatkanmu. Aku bahkan mencoba menelponmu, tapi kau mematikan handphonemu bukan." Ucap Hijikata.

Hijikata memandangku dengan tatapan tajamnya.

"Aku tidak peduli alasanmu, ayo cepat." Ucap Hijikata.

Hijikata menyeretku dari kelas hingga ke ruang klub. Begitu dia melepaskan tanganku, aku bisa melihat kulit di tanganku memerah.

"Lihat kau menggenggamnya terlalu kuat! Kulitku sampai merah begini!" Teriakku.

"Jangan banyak mengeluh dan cepat ganti bajumu. Aku akan menunggumu diluar." Ucap Hijikata.

Aku mengganti seragamku, setelah selesai mengganti seragam aku pergi keluar dan seperti ucapan Hijikata, dia sudah menungguku diluar. Kami berjalan ke lapangan dan mulai berlatih baseball. Kami berlatih hingga matahari terbenam.

"Aku tidak bisa merasakan tubuhku..." Ucapku.

"Itu yang terjadi jika kau tidak pemanasan dengan benar." Ucap Hijikata.

"...aku bahkan tidak bisa berjalan..." Ucapku.

"Lalu?" Ucap Hijikata.

"Apa maksudmu lalu? Kau yang membuatku begini, dimana tanggung jawabmu." Ucapku.

"Memangnya apa yang kau ingin aku lakukan?" Ucap Hijikata.

"Bantu aku berjalan sampai rumah." Ucapku.

"...Huh...kau benar-benar tidak bisa diandalkan." Ucap Hijikata.

"Bukankah aku adalah pemain andalanmu. Aku ini ace mu loh kapten." Ucapku sambil tersenyum meledek.

"Tapi kau pemalas. Berikan tanganmu." Ucap Hijikata.

Hijikata membantuku berjalan pulang ke rumah. Di sepanjang jalan, banyak orang melihat kearah kami dan berbisik-bisik.

"Lihat mereka."

"Mereka terlihat sangat akrab ya."

'Bagian mana yang bisa kalian sebut akrab...'

"Hoy, percepat langkahmu." Ucapku.

"Berisik, memang kau saja yang kelelahan. Berterima kasihlah karena aku sudah mau mengantarmu." Ucap Hijikata.

"Kau yang membuatku begini, jadi sudah sepatutnya kau mengantarkanku pulang." Ucapku.

Hijikata mengantarkanku sampai ke depan gerbang rumahku.

"Hey, terima kasih kurasa." Ucapku.

"Ya, bukan masalah. Aku pergi dulu, sampai jumpa." Ucap Hijikata.

"Ya." Ucapku.

Aku berjalan masuk ke rumah, begitu membuka pintu aku melihat Gin berdiri disamping jendela.

"Apa yang kau lakukan." Tanyaku.

"(y/n), apa itu pacarmu. Dia anak yang duduk disebelahmu bukan?" Ucap Gin.

"Bukan, dia hanyalah orang yang menyebalkan. Aku ingin mandi, apa airnya sudah siap?" Ucapku.

"Ya." Ucap Gin.

"...apa kau yakin dia bukan pacarmu?" Tanya Gin.

"Sudah ku bilang bukan." Ucapku.

Aku berjalan ke kamarku dan meletakkan tasku. Setelah itu aku pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, aku dan Gin makan malam bersama.

"Ahh...tubuhku masih terasa sakit...orang itu benar-benar serius saat bilang aku akan membayar semuanya hari ini..." Ucapku.

"Orang itu? Tubuhmu sakit? Tunggu apa kalian?!"

"Apapun yang kau pikirkan, jawabannya tidak." Ucapku.

Gintoki's Brother || Gintama Fanfiction || Gintama x Male Reader!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz