"Dan selama tiga tahun ini, kamu yang membiayai seluruh pengobatannya?" tanya Gerald yang langsung dibenarkan oleh Clara.
"Apa kamu tidak pernah menaruh rasa curiga kepada Ibumu?"
Clara mengernyit, "Curiga bagaimana?"
"Ibumu sudah tiga tahun terbaring di rumah sakit, dengan penyakit yang tidak kita ketahui dengan jelas. Tetapi walau begitu, Ibumu tetap saja meminta kiriman uang darimu selama tiga tahun terakhir."
Clara menggeleng pelan, tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Gerald. "Aku tidak mengerti maksud dari ucapanmu."
"Ibumu menghubungiku semalam," Gerald menatap Clara tajam, "Dia meminta kiriman uang tambahan kepadaku."
Clara mengerutkan dahinya, "Bukannya kamu sudah mengirimnya satu minggu yang lalu?"
Gerald mengangguk, "Apparently, dia selalu meminta kirimian uang tambahan di setiap malamnya dengan alasan yang sama, biaya operasi."
"Tapi aku tidak mengetahuinya selama satu minggu ini, sampai kekasihku memberitahunya."
"Kamu menganggap Ibuku selama ini berbohong?" tanya Clara yang mulai mengerti maksud dari pertanyaan Gerald.
Pria itu mengedikkan kedua bahunya acuh, "Dia membentak kekasihku ditelepon."
"Dia tidak mungkin berbohong, Ge. Kamu sudah mengetahui sendiri bagaimana kondisinya."
"Aku memang sempat berpikiran yang sama denganmu, sampai tadi aku mendapatkan bukti atas semua kecurigaan kekasihku."
"Maksudmu?"
Gerald menaikkan satu alisnya, "Apa kamu yakin, kamu benar-benar tidak mengetahui kondisi Ibumu yang sebenarnya?"
Clara dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Aku menghabiskan seluruh uang tabungan yang aku punya hanya untuk membiayainya selama tiga tahun belakangan, kamu pikir aku tahu apa yang sebenarnya terjadi?"
Gerald menatap Clara untuk beberapa saat, sampai pria itu menghembuskan napasnya kasar. "Ibumu membohongimu, Clara."
Clara membulatkan bibirnya, "Tidak mungkin."
"Aku berbicara sesuai fakta, Clara."
"Gerald, aku—" Clara memijat kepalanya, "Tidak mungkin... beliau sakit parah."
"Kapan terakhir kali kamu mengunjunginya?" tanya Gerald yang langsung membuat Clara mendongakkan wajahnya, "Bersamamu."
"Clara, she lied to you —to us, this whole time."
Clara menatap Gerald tidak percaya, "Gerald dia Ibuku... tidak mungkin dia membohongi putrinya sendiri, bukan?"
Gerald membuang napasnya kasar, bertepatan dengan nada denting dari ponselnya yang terdengar. Melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya, Gerald pun menatap Clara tajam. "Apa kamu ada acara?"
Clara menggeleng bingung, "Tidak, ada apa?"
"Ikut denganku." perintah Gerald sebelum pria itu berjalan meninggalkan Clara di ruangannya.
Sementara Clara dengan cepat bangkit dari kursinya dan berjalan mengikuti Gerald, "Ke mana?"
"Just follow me, Clara." Dan apabila atasannya sudah memberinya perintah, maka Clara tidak bisa melakukan hal lain lagi selain menurutinya.
_____
Charlotte, North Carolina.
Gerald menggertakkan rahangnya, ketika mobil pria itu berhenti di depan salah satu rumah yang berada di perumahan elit kota tersebut. Setelah menempuh perjalanan udara bersama Clara kurang lebih dua jam dan dua puluh menit perjalanan darat, mereka akhirnya pun sampai di tempat tujuan mereka, atau tempat tujuan Gerald lebih tepatnya.
ESTÁS LEYENDO
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 36
Comenzar desde el principio
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)