~ENAM BELAS.

133 15 3
                                    


"Eh tidak datang ? Jadinya diwakilkan oleh anda ?" Tanya Yuri dengan wajah bingungnya

"Sejak awal memang sudah dengan saya, Nona Yuri. Kamu tidak baca pesan yang saya kirimkan ?" Balas Mako sambil meminum kopinya.

Yuri membuka histori pesan darinya. Dan Yuri benar-benar baru sadar kalau itu adalah pesan dari nomor yang belum dia simpan dan isi pesan itu mengatakan kalau Miyawaki sensei tidak bisa datang. Yuri menunduk malu karena kesalahannya sendiri dalam membaca pesan, itu juga karena dirinya tidak fokus.

"Maaf, saya baru sadar. Saya kira yang akan datang Miyawaki sensei sendiri"

Mako meletakkan gelas kopi nya, "Iya tidak apa-apa. Baiklah, berkasnya sudah ada ?"

"Sudah. Total ada 20 murid yang ikut, sisanya menyusul pada ujian berikutnya" ia menyerahkan map coklat padanya

"Saya cek dulu ya, barangkali ada yang tertinggal atau mungkin kurang"

"Iya silahkan"

Sambil menunggu ia meminum milkshake itu, padahal baru sebentar berada disini tapi perasaan nya mengatakan bahwa ia harus cepat pergi dari sini, entah karena masalah apa itu, yang jelas ia tahu perasaan buruknya ini ada kaitannya dengan Sakura.

Wanita di depannya ini memeriksa dengan sangat teliti. Terkadang tangannya merapikan kertas yang kelihatan lecek atau yang tergulung lalu mengembalikannya sesuai urutan yang sudah Yuri atur.

Diam-diam Yuri memperhatikan wanita itu. Dalam bayangan Yuri selama ini, Miyawaki sensei mempunyai sekretaris yang usia nya sama dengan Ayah dari Sakura itu, seseorang yang memiliki kerutan di kening dan matanya akibat banyak bekerja, juga gaya pakaiannya yang terlihat kuno seperti di film-film jaman dulu.

Tapi ia benar-benar dibuat kaget oleh penampilan wanita di depannya ini. Tidak menyangka kalau Miyawaki sensei mempunyai sekretaris yang kelihatannya masih muda, umurnya sekitar 25 tahun, wajahnya cantik dan manis, saat pertama kali menyapa Yuri, ia tersenyum menampilkan lesung pipinya, matanya sipit khas orang Jepang pada umumnya. Ia benar-benar dibuat takjub olehnya.

Jangan lupakan rambut panjang hitam sebahu dan blazer hitam bergaya modis yang sangat pas di tubuhnya. Membuatnya terlihat elegan.

"Oke sudah selesai dan lengkap juga" ujarnya lalu memasukkan lembaran itu ke dalam map lagi

"Sori apa ?"

"Saya bilang sudah selesai dan lengkap juga. Kenapa kamu melamun ?" Tanyanya heran, kedua manik itu menatap Yuri

"Maaf, hanya ada pikiran yang mengganggu. Kalau begitu, apakah ada pesan lain dari Miyawaki sensei ?"

"Ada, tunggu sebentar" ia membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah buku agenda, "kamu diminta tolong untuk--"

"Maaf tunggu sebentar, pacar saya datang. Saya segera kembali"

Yuri segera berdiri dari kursinya saat melihat Wonyoung yang berjalan masuk ke cafe, sedangkan Mako memperhatikan dari jauh sambil menatap punggung Yuri dengan penuh tanya, "Pacar ?"

.

.

.

Wonyoung melangkah masuk dengan wajah cemberut, disana ia melihat Yuri datang menghampirinya.

"Maaf sayang, lama ya ?"

"Aku nungguin lho. Kamu beneran nyerahin berkas doang apa gimana sih ? Kamu duduk dimana ?" Tanya Wonyoung

Yuri menunjuk ke arah bangku nya di sudut ruangan. Mata Mako dan Wonyoung bertemu, yang satu menatap heran, yang satu melotot keheranan.

"Miyawaki sensei cowok kan ? Kok kamu berduaan sama cewek ?" Kata Wonyoung dengan nada tinggi

Hi, Penggemar rahasia! ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora