~👀👩‍❤️‍👩.

162 11 0
                                    


"So maybe that's all from what I can deliver today. I hope we will always stay happy and live a full and happy life. And thank you for your attention here"

Krik.. krik.. krik..

"Mr Mickey Mouse, give me applause"

Krik.. krik.. krik..

Wonyoung menghela nafas kecewa lalu mendudukkan dirinya di atas kursi belajar, menaruh naskah pidato di atas meja kemudian memijat pelipisnya. Rasanya cara yang dia pakai tidak benar.

Tok.. tok.. tok..

"Hmm, masuk"

Ceklek

"Sayang ku.." Yuri tersenyum lebar sambil mengangkat tinggi-tinggi sebuah paper bag kecil di udara, ah itu kue dari toko roti yang di beli dari toko langganan Wonyoung

"Kak Yuri.." rengek Wonyoung kemudian membuka tangannya untuk memeluk Yuri. Ia duduk diatas paha Wonyoung kemudian mengecup pipinya

"Cemberut Mulu, gak bosen apa ?" Yuri membukakan salah satu bungkus pie strawberry dari dalam paperbag, "Makan dulu"

Wonyoung menggeleng, "Suapin"

Yuri mengulas senyum lalu mengecup kening Wonyoung, membuat gadis yang memangku dirinya ikut tersenyum malu, lalu menyuapkan sepotong pie ke dalam mulutnya

"Enak! Pie dari toko itu emang selalu enak deh, heran"

"Iya lah. Udah handal chef nya. Ngomong-ngomong bunda kemana ? Tadi ketemu di depan, mau pergi kelihatannya ya"

Wonyoung mengangguk, "Acara kantor, padahal udah janji weekend ini mau jalan" bibir Wonyoung mengerucut

"Ih gemes banget manyun-manyun. Nih, makan lagi" Yuri kembali menyuapkan potongan pie itu sampai habis.

"Jadi gimana latihannya ?"

Wonyoung meneguk minumannya lalu berbicara, "Lancar. Tapi gak ada tepuk tangan pas di akhir pidato"

Yuri mengangkat sebelah alisnya kemudian menatap Wonyoung dan permukaan kasur secara bergantian. "Ya kamu prakteknya sama boneka mana ada tepuk tangan" Yuri tertawa, menertawakan tingkah konyol Wonyoung yang telah berlatih didepan boneka yang sudah ia tata rapi di atas kasurnya

Wonyoung ikut tertawa, merutuki dirinya yang bertingkah konyol. "Ih nyebelin !"

Yuri masih tertawa kemudian bangkit berdiri dan berjalan ke arah kasur, mengambil boneka Teddy bear yang paling besar yang lalu memeluknya sambil duduk di tengah kasur. "Ayo coba lagi. Nanti aku tepuk tangan paling keras"

"Ya kan emang cuman ada kamu disini gak ada yang tepuk tangan lagi selain kamu lah" Wonyoung melengos

Yuri kembali tertawa lucu. "Yaudah itu tau. Ayo mulai lagi"

Wonyoung menundukkan kepalanya, "Malu"

Yuri memutar mata, malas, "Ini di kamar sayang, yang ngeliat cuman aku, ayo mulai"

Wonyoung berdecak lalu dengan malas bangkit dari kursi belajar, meraih teks nya diatas meja dengan gusar. Tangan Wonyoung sudah mulai keringat dingin ketika membayangkan dirinya ada di hadapan para penonton, padahal sekarang dia hanya didepan Yuri.

Yuri geleng-geleng kepala sambil mendengus pelan, sedetik kemudian dia kembali turun dari kasur dan menghampiri Wonyoung. Ia perlahan menyentuh punggung bagian bawah Wonyoung, mendorong pelan agar Wonyoung mendapat posisi yang benar.

"Berdiri yang tegak, rileks, atur nafas dan mulai tenangkan pikiran kamu sebelum mulai berbicara" ujar Yuri di telinga Wonyoung, deru nafas hangatnya menyentuh sisi pipi Wonyoung membuatnya sedikit geli, "Jangan nunduk sayang, fokus" titah Yuri lagi

Hi, Penggemar rahasia! ✔Where stories live. Discover now