~EMPAT.

208 31 2
                                    

"Udah dua mingguan ini ada susu kotak rasa strawberry di loker gue, gue penasaran sih sama pengirim nya siapa"

"Penasaran karena ?"

"Lo tahu gak sih, yang tahu soal rasa susu yang gue suka itu cuman Yena dan Hyewon aja, jadi gue rasa salah satu penggemar gue yang naruh disitu, yang seeengaknya dia udah kenal banget sampai-sampai dia tahu rasa susu kesukaan gue, menurut gue itu detail banget lho"

Ia masih tegang, ngeri-ngeri ia ketahuan, sebenarnya cepat atau lambat pasti bakalan ketahuan sih, tapi untuk sekarang ia belum siap.

Tanpa sadar Wonyoung bertanya, "Lo senang atau enggak dengan itu ? M-maksud gue, kali aja Lo terusik walaupun Lo mungkin suka sama pemberiannya"

Yuri menatap Wonyoung heran lalu tersenyum lembut, "Senang lah. Banget. Gue tiap pagi jadi minum susu, jadi semacam penyemangat buat gue ngejalanin hari"

Mendengarnya membuat hati nya benar-benar senang apalagi sambil tersenyum lembut seperti itu. Dalam hati, Wonyoung memuji diri sendiri karena usaha nya itu dalam mendukung idolanya. Tanpa ia sadar, sudut bibirnya terangkat. Ia tak dapat menahan senyum di wajahnya. Pokoknya senang banget mendengarnya langsung dari mulut Yuri.

"Eh, gue minta tolong gak sama Lo ?"

Anything for you, kak batin nya menjawab, tentu yang keluar di mulutnya berbeda, "B-boleh kak. Mau minta tolong apa ?"

"Gue rasa sih adik kelas yang ngasih karena itu ada, gak lama angkatan Lo masuk. Gue mau minta tolong Lo buat nemuin orang itu, mungkin aja Lo kenal dia, yang sekira nya Lo tahu aja, mungkin aja salah satu dari sahabat Lo tadi kan"

Wonyoung berdecih dalam hati, mana ada mereka. Itu gue, kak.

"Tapi kalau Lo keberatan gakpapa kok, nanti gue cari sendiri" ucap Yuri tak enak, "Sori jadi nyuruh Lo yang enggak-enggak"

Wonyoung jadi salah tingkah, "eh-enggak kok kak, gue tahu beberapa penggemar Lo kok" tentu saja bohong, ia bahkan tidak tahu penggemar Yuri yang mana saja.

"Nanti gue coba cari-cari ya"

"Seriusan Lo mau bantu gue ?"

Wonyoung tersenyum, "Iya kak. Apapun buat Lo"

Blushing. Kini Yuri yang merasakan jantungnya berdegup dengan kencang karena omongan Wonyoung.

TING
TING

Suara ponsel Wonyoung berbunyi cukup keras sampai-sampai Yuri mendengarnya, ia pun segera melihatnya di notifikasi, pesan itu dari Bunda nya yang menyuruhnya untuk pulang.

"Kenapa ? Dari nyokap Lo ya ?"

"Hehe iya.. sori gue disuruh pulang"

"Yuk gue antar"

Mereka beranjak dari sana. Saat keluar, suasana jadi tambah ramai karena bertepatan dengan jam pulang kantor. Yuri kembali menautkan jarinya di tangan Wonyoung lalu berjalan menuju mobilnya di depan cafe.

Dalam hati, ia kembali berusaha menetralkan detak jantungnya. Ia bahkan tak protes saat ditarik untuk berjalan cepat. Yuri benar-benar menggenggam tangannya kuat namun lembut, ia dapat merasakan kehangatan dari sana.

Sore itu, ia menyadari perasaannya terhadap Yuri adalah perasaan yang lebih dari rasa kagum.







Hi, Penggemar rahasia! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang