~DELAPAN.

238 26 1
                                    


Selamat tidur, Jo Yuri kesayangan Wonyoung

Yuri perlahan membuka matanya, membiarkan pandangan buram perlahan berubah menjadi jelas. Ia tersentak melihat gadis yang tertidur di sampingnya lalu tersenyum.

Lucu banget muka tidurnya, batinnya.

Tangannya terulur untuk mengelus pipi lembutnya, hidung lalu bibirnya. Bibir kenyal nan mengkilap karena lipbalm yang dipakai nya itu membuat Yuri penasaran bagaimana rasanya.

Wonyoung terbangun karena sentuhan itu, ia mengerjapkan matanya, "kak Yuri udah bangun"

"Baru aja. Makasih ya udah nemenin gue tidur"

Wonyoung mengulas senyum tipis, "Gakpapa kak. Lo pasti capek banget ya karena latihan tadi"

Ia mengangguk, "Capek. Tapi karena Lo semangatin gue tadi, gue gak berasa capek, bahkan gue seneng Lo bisa lihat gue latihan, gue jadi bisa fokus lagi" Yuri membenamkan wajahnya di leher Wonyoung membuatnya tersentak kaget , baru bangun sudah dibuat jantungan lagi.

"L-lo gak fokusnya gara-gara apa tadi ?"

Dia melihat kebawah dan dia juga melihat Yuri yang melihat ke arahnya, pandangan mereka bertemu. Wonyoung terpana dengan mata sayu milik Yuri.

"Gara-gara Lo"

"Gue ? Emang gue ngapain ?"

"Lo muter-muter di pikiran gue, Wony. Gue kesini biar Lo gak muter-muter lagi di pikiran gue"

Rona merah muncul di pipi Wonyoung, gadis itu sedang menahan malu.

"Terus masih muter-muter di pikiran Lo ?"

Ia dapat merasakan Yuri mengangguk, "gimana cara ngilanginnya ?" Tanya nya

Yuri merenggangkan pelukannya, lalu merubah posisinya menopang kepalanya dengan tangan kiri, "gaktau dan gak akan bisa hilang, Jang Wonyoung"

"Kenapa ?" Ia bertanya dengan wajah polos, membuat Yuri gemas saking gemasnya ia mengacak-acak rambutnya

"Apa sih kak Yuri gak jelas deh"

Yuri tertawa, "Kayak kita, gak jelas"

Perkataannya membuat Wonyoung menaikkan alisnya, "Maksudnya ?"

Yuri menghela nafas, "nope , lupain aja" ia pun turun dari ranjang, "gue ke toilet dulu ya"

Yuri berjalan ke arah toilet di kamar Wonyoung lalu menutup pintu tak lupa untuk mengunci nya.

Ia memegang jantungnya, berdegup lebih kencang dari biasanya. Lebih kencang dibanding dia berdiri diatas matras dan di hadapan para juri. Berjalan mondar mandir sambil menggigit kukunya, menahan nafas lalu membuangnya untuk beberapa saat.

Jo Yuri ngapain sih ? Ngapain Lo ngode ke dia, dasar bodoh

Sebelum keluar ia mencuci muka lalu bercermin, wajahnya masih memerah mengingat perkataannya tadi dengan Wonyoung. Ia seperti mengkode padanya, padahal ia hanya ingin tahu apakah Wonyoung peka dengan perasaannya, tapi sepertinya anak itu tidak tahu apa-apa.

Fix cinta gue bertepuk sebelah tangan, batinnya. Kembali mencuci muka lalu mengusapnya dengan tisu. Kembali menarik nafas lalu menghembuskan ya lalu keluar. Memasang wajah cool nya di hadapan Wonyoung.

"Mau ngapain ?"

Wonyoung membuka laptop nya serta proyektor mini diatas meja, "Mau nonton film, daripada bosen. Mau gak ?"

Yuri mengangguk, "boleh"

"Lo belum mau pulang kan ?"

"Belum. Kenapa ?"

Hi, Penggemar rahasia! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang