~🐹🤕.

86 7 0
                                    


Tempat duduk disamping Yena dan di belakang Chaewon kosong.

Kalau guru mengabsen di kelas pasti kurang satu suara.

Ada satu bangku kosong saat mereka menghabiskan waktu makan siang.

Barisan anggota ekskul Karate timpang satu, tidak ada yang datang lebih awal dan menyuruh mereka untuk bergegas mengganti baju dan melakukan sesi pemanasan.

Sudah seminggu Yuri tidak masuk sekolah. Beruntung kondisinya stabil dan tak sering juga mengeluh rasa sakit yang teramat di bagian lutut. Sampai sekarang pun, Mama Yuri belum memberitahukan perihal penyakit yang Yuri idap sehingga ia masih harus dirawat di rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Wonyoung pernah sekali bertanya pada Bunda nya tapi wanita itu seakan bungkam dan membiarkan Mama Jo yang memberitahukannya pada mereka. Yang mereka tahu sekarang adalah Yuri sakit. Tapi mereka paham, kalau Yuri sakit keras.

Sekarang hidup Wonyoung terasa hampa tanpa Yuri disisinya. Gadis itu seperti kehilangan semangat hidup. Lebih dari teman-temannya, dia sangat merindukan Yuri. Gombalannya yang kadang terdengar cringe, tapi selalu membuat dirinya tersenyum. Dengan senang hati membantunya mengerjakan PR Matematika saat ia kesulitan atau menemukan soal yang belum pernah dibahas sebelumnya. Senyumnya yang secerah matahari. Keberadaannya yang selalu membuatnya tenang, nyaman dan terlindungi pada saat yang bersamaan.

"Kayak ada sesuatu yang gak beres, gak sih !?" Ujar Yena membuyarkan lamunan Wonyoung

Disampingnya Hyewon mengangguk.

"Tapi kita gak bisa maksa buat Nyokapnya Yuri cerita ke kita" sahut Chaewon

"Tapi gue penasaran.. gini deh, gue tanya sama Yujin dan Eunbi. Selama latihan yang lalu-lalu, Yuri gimana kondisinya ?"

Kedua anak itu menoleh ke arah Yena.

"Mulai deh main detektif-an nya" celetuk Sakura, entah bercanda atau tidak tapi itu diangguki oleh Yena

"Kali aja itu bisa kita cari diagnosis awalnya apa, daripada kita penasaran terus sama penyakitnya Yuri"

"Yang jelas dia gak ada ngeluh kesakitan. Pernah jatuh pas lari, tapi gue rasa gak ada benturan atau luka yang parah" ujar Eunbi

"Kira-kira dua Minggu yang lalu, gue sama dia ngebahas jurus baru dan pas itu gue liat emang ada yang janggal, dari posisi kuda-kuda dia gak selalu full kayak biasanya, dia pasti negur gue kalau posisi gue gak bener dan pas kemarin gue negur dia, dia cuman bilang kalau dia gak kenapa-napa dan cuman kelelahan doang abis sparing sama Eunbi"

Eunbi berdecak, "Gue gak nyerang dia kayak sebelum-sebelumnya lho ya. Lagipula itu kita pake alat pelindung dan kita selalu kontrol teknik serangan kita"

"Hhhh susah juga yaa.." Yena menyandarkan kepalanya di bahu Hyewon, berniat untuk mencari petunjuk tapi malah nihil. "Eh iya, Wonyoung gimana ? Selama lagi sama Lo, apa dia pernah ngeluh sakit ?"

Wonyoung menggeleng. "Lo salah banget sih nanya gue. Di Depan gue, dia selalu merasa baik-baik aja, gak kesakitan, gak Pegang lutut sama sekali, dia selalu cerita ke gue kalau latihannya lancar tanpa ada masalah. Semuanya dia berhasil tutup-tutupin dari gue, kak. Yujin sama kak Eunbi masih mending tau keadaannya gimana, lah gue !?"

"Dia gak mau buat Lo khawatir, kak Yuri orangnya sok kuat tapi jadinya ambruk sendiri" sahut Nako

"Tapi kalo menurut gue, Yuri itu cuman menyepelekan rasa sakit, dia anggap itu cuman rasa sakit yang kecil dan dia sendiri juga gaktau kalau ternyata jadi makin sakit" timpal Minju

Hi, Penggemar rahasia! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang