~🙂.

75 9 0
                                    


"Ayo kita putus!"

Wonyoung tersentak sangat kaget. Seketika wajahnya pucat, pikirannya kosong dan tangannya gemetar. Bibirnya sedikit terbuka saat menatap Yuri, menatap tak percaya. Sampai akhirnya, Raut wajah ingin menangis muncul di wajahnya, kedua matanya berkaca-kaca.

"K-kak.. g-gak mau!"

Yuri menyeringai. Ada seulas senyum konyol di wajahnya. Tak lama, ia tertawa terbahak-bahak melihat wajah terkejut sampai wajah ingin menangis Wonyoung. Dia tampak sangat serius dengan perkataan itu, padahal Yuri hanya sedang menggoda nya.

"Kak Yuriiii !!!"

Wonyoung menghujani nya dengan segala pukulan di dada dan Yuri masih tertawa sambil meringis kesakitan. Yuri memegang kedua tangannya, membuat Wonyoung berhenti.

"Hei, udah. Aku udah kesakitan, kamu nya masih tega mukulin aku ?" Kata Yuri

"Bodo amat! Aku udah ketakutan setengah mati gara-gara di mau putusin. Kamu tuh kurang-kurangin deh main sama Yujin, sumpah jail banget!"

Yuri kembali tertawa. "Emang kenapa kalau aku beneran putusin kamu ?"

"HAHH ??!! YA GAK MAU LAHH.. Aku masih sayang sama kamu, banget malah. Masih cinta. Gak mau putus. Momen indah kita kan banyak, dengan seenaknya kamu bilang putus !?"

"Terus kalau bukan karena momen indah dan perasaan kamu udah gak sayang dan cinta lagi, mau diputusin aku, gitu ?"

"HAHH !!? Ah, udah ah pulang, makin ngaco pembahasannya" Wonyoung ngambek

Yuri memegang sebelah tangan wonyoung yang '1saat itu mulai berdiri, kemudian menariknya untuk duduk diatas pangkuannya. Dia memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

"Sayang, dengar ya.. seperti yang kamu bilang tadi kalau aku udah terlanjur kecewa karena kepercayaan aku udah disia-siain. Mungkin diluar sana, kalau ada dan mungkin kebanyakan pasangan yang kepercayaannya udah disia-siain kayak gitu bakalan putus walaupun mereka masih sayang atau cinta. Tapi aku gak begitu. Eh tapi semalam aku mikir begitu sih buat mutusin kamu"

"Kak Yuriiii !!"

"Hahaha.. serius loh tapi, itu cuman pikiran lewat aja sih tapi. Jadi, enggak, aku gak mau putus juga dan aku pengen kita perbaiki ini. Bener-bener memperbaiki. Aku gak mau menyesal dua kali, Wonyoung. Mungkin kedengarannya emang bodoh, tapi biar lah. Aku percaya kalau orang-orang yang ditakdirkan untuk bersama aku, akan selalu ada buat aku dan aku berpikir itulah yang namanya kesempatan kedua"

"Kesempatan kedua ya ... "

"Sayang, kamu tau kan mau aku apa kalau kita lagi LDR gini ?"

Wonyoung mengangguk. "Kejujuran, keterbukaan dan rasa saling percaya satu sama lain"

"Betul. Cuman itu kok yang aku mau. Kamu tau, tapi kamu masih aja ngelakuin ketidakjujuran itu. Masalahnya sepele tapi inti masalahnya itu yang gak bisa dianggap sepele. Jadi, aku pengen, kita bisa perbaiki hubungan ini"

"Perbaiki hubungan"

"Iya. Mau kan ya ? Harus mau lah kalau masih mau sama aku" ejeknya sambil menaikkan sebelah alisnya

"Ah, mulai deh .."

"Hehe, jadi ?"

"Mau dong. Aku mau kita tetap jalan"

"Haruskah kita berjanji lagi ?" Kata Yuri sambil mengacungkan kelingkingnya, dengan cepat Wonyoung membalasnya, ikut menautkan jari kelingkingnya di jari Yuri, "Janji!"

Kali ini Yuri tersenyum dengan lebar. Beban di punggungnya seperti sudah lepas sepenuhnya. Dia lega akhirnya masalah ini bisa terselesaikan dengan baik.

Hi, Penggemar rahasia! ✔Where stories live. Discover now