~🐹😥.

80 7 0
                                    


Wonyoung kembali melirik jam dinding bundar yang ada di tengah kelas. Masih ada sisa waktu 30 menit tapi masih ada 5 soal yang belum ia kerjakan, dan bodohnya dia mulai panik.

Huft, tenang Wonyoung, jangan panik

Wonyoung meremas jimat keberuntungan dari Yuri yang diam-diam ia taruh di kolong meja, kemudian memejamkan mata sejenak diiringi dengan tarikan dan hembusan nafas pelan agar dirinya bisa lebih tenang mengerjakan soal.

Begitu membuka mata, Ia langsung mengerjakan soal-soal yang tersisa. Sekitar 15 menit terlewati dan 3 soal sudah ia jawab dengan lancar tanpa ada hambatan. Tinggal 2 soal, ayo Wonyoung bisa!

Uhm..

Tidak, tidak. Bukan begini rumusnya. Keringat dingin menetes dari pelipisnya, tangannya pun ikut basah. Kepanikan kembali menguasai pikirannya begitu dua soal terakhir akan ia kerjakan. Wonyoung lupa rumus.

Wonyoung tertawa getir dalam hati. Bisa-bisa nya dia lupa rumus disaat begini. Dia mencoret lalu menuliskan rumus baru, bahkan kertas coretannya pun sudah hampir penuh.

5 menit terlewati dan sisa satu soal lagi. Wonyoung kembali menarik nafas lalu menghembuskan nya pelan-pelan.

"Baik, yang sudah selesai boleh dikumpulkan" ujar salah satu pengawas Olimpiade di kelas

Satu per satu anak maju untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban di atas meja guru dan seorang petugas merapikan tumpukan lembar soal dan jawaban itu sementara yang satunya mengawasi ruangan.

Wonyoung melirik ke arah Nako, dia masih sibuk mengerjakan, wajahnya serius tapi dia tidak terlihat tegang, berbeda dengan Wonyoung. Wonyoung kembali menatap lembar soalnya. Sial, soal yang Wonyoung paling hindari akhirnya keluar dan menjadi soal nomor terakhir, soal itu adalah "Ketaksamaan AM – GM dan QM – AM – GM – HM"

Saat latihan, ia selalu kesusahan hingga tak jarang dia selalu mengulang membahas soal ini dengan Nako. Tenang, tenang pasti Wonyoung bisa. Wonyoung menuliskan beberapa rumus.

Sret. Salah. Jawabannya tidak ketemu.

"10 menit lagi ya" Pengawas mengingatkan

Keringat dingin kembali mengucur, tangan Wonyoung pegal menuliskan banyak Rumus yang ia ingat.

"5 menit lagi"

Shit.

Sempat-sempatnya dia melirik ke arah Nako yang ternyata sudah berdiri dari kursinya untuk mengumpulkan soal, ekspresi menunjukkan sebuah rasa lega karena bisa mengerjakan soal dengan baik. Pandangan mereka sesaat bertemu sebelum akhirnya Nako berjalan keluar kelas.

"3 menit lagi"

Wonyoung ingin menangis tapi harus tetap tenang. Akhirnya dia menuliskan rumus lagi, menghitung ulang dan menuliskan jawabannya. Tepat dengan itu, pengawas menyuruhnya untuk mengumpulkan lembar jawaban.

Fiuh, Wonyoung bisa bernafas lega. Ia keluar kelas lalu menemui teman-temannya. Ternyata Hyewon dan Hiromi juga sudah keluar, mereka sedang mengobrol dengan Nako.

Yuri.

Dia berdiri paling depan diantara yang lain. Dia tersenyum begitu melihat Wonyoung keluar kelas. Senyuman khasnya, membuat Wonyoung ikut tersenyum. Wonyoung berlari kecil ke arahnya lalu memeluk tubuhnya.

"You did well, baby. I'm so proud of you" ujarnya

"Thank you baby"

"Makan yuk, makan!" Teriak Hyewon sambil menyandang tasnya di punggung. Yang lain pun setuju, mereka berjalan ke arah cafetaria kampus.

Hi, Penggemar rahasia! ✔Where stories live. Discover now