~Holiday (I).

97 12 0
                                    


Yuri dan Wonyoung berjongkok di depan Makam yang terlihat masih baru ini. Sebelumnya mereka membeli bunga di salah satu penjual yang ada disana, keduanya menaburkan bunga itu diatas nisan lalu tangan Wonyoung mengusapnya.

Wajahnya terlihat sangat sedih dan matanya berkaca-kaca, dia sedang berusaha menahan tangisnya karena sudah berjanji dengan Yuri sebelum kesini ia tidak akan menangis saat sudah berada di depan makam kakeknya. Tangan Yuri mengusap punggung Wonyoung lembut untuk menenangkan gadis itu.

"Kita doa dulu ya" ujar Yuri memimpin. Keduanya saling menempelkan telapak tangan mereka masing-masing di depan wajah sambil memejamkan mata agar berdoa dengan khusyuk.

"K-kakek.." lirih Wonyoung, "Wonyoung datang lagi kesini, kakek apa kabar ?" Ia bermonolog sendiri seolah-olah sang kakek ada dihadapannya. Mata Yuri ikut berkaca-kaca saat mendengar suara sedih Wonyoung

"Kakek gak perlu khawatir, Wonyoung disini aman dan sehat. Bunda juga. Bunda mulai sibuk kerja lagi. Minggu lalu, Wonyoung terima hasil raport dan Wonyoung dapat peringkat satu di kelas, sesuai keinginan kakek waktu itu yang minta Wonyoung untuk selalu jadi anak yang baik, ramah, mandiri dan selalu giat belajar karena menurut kakek pendidikan itu nomor satu. Wonyoung berusaha jadi anak yang baik buat Bunda walaupun sering masih suka manja, ngeyel dan nyebelin tapi Bunda gak pernah capek dan selalu jadi Ibu yang baik untuk Wonyoung"

"Oh iya kakek, seandainya kakek masih disini.." Omongan Wonyoung tercekat karena air mata yang mulai menetes di pipi nya, ia menyeka nya dengan tisu yang Yuri berikan sementara tangannya memegang tangan Yuri dan sebelah tangan Yuri masih mengelus pelan punggungnya

"Seandainya kakek masih disini, Wonyoung mau kenalin pacar Wonyoung ke kakek. Dia perempuan. Dan dia kakak kelas Wonyoung yang selama ini Wonyoung kagumi. Maaf belum cerita apa-apa sama kakek, tapi Wonyoung mau kakek tahu kalau Wonyoung gak pernah berhenti bersyukur punya Pacar kayak dia. Orangnya baik, cantik banget, keren dan multitalenta, setia, dan pengertian banget sama Wonyoung. Dia selalu ngelindungin Wonyoung apapun yang terjadi. Namanya Jo Yuri. Dia seorang atlet karateka jadi soal keamanan udah pasti aman banget selama ada disamping dia" Yuri dapat melihat bibir Wonyoung yang tersenyum di sela-sela tangisannya, "Semoga kakek ketemu nenek disana ya, salam untuk nenek disana, sekarang kalian udah abadi, tuhan pasti selalu ada bersama kalian. Lindungi Wonyoung sama Bunda disini ya, kakek. Terimakasih kakek udah selalu ada untuk Wonyoung, dan maaf untuk terakhir kalinya kita gak bisa ketemu"

Dengan penuturan terakhir dari mulut Wonyoung itu air mata deras membasahi kedua pipinya. Yuri dapat merasakan itu, terdengar sangat menyedihkan dan menyayat hati. Yang Yuri tahu saat itu, Wonyoung belum bisa benar-benar melepaskan kepergian sosok pengganti ayahnya itu. Yuri juga sempat berbicara di hadapan makam itu saat Wonyoung sudah memasuki mobil, setelah selesai mereka berlalu dari sana.

Dalam perjalanan pulang mereka, seperti biasa Wonyoung tertidur, mungkin karena terlalu lelah menangis gadis itu jadi kelelahan. Namun kalau biasanya dia tertidur dengan dibatasi oleh sebuah pembatas di samping kursi kemudi, kali ini ia tertidur diatas pangkuan Yuri. Yuri pun duduk agak menyerong agar Wonyoung bisa sedikit lebih nyaman bersandar, wajahnya masuk ke dalam ceruk leher Yuri sambil kedua tangannya melingkar sempurna di lehernya. Yuri sebenarnya agak ngeri karena kepala Wonyoung agak menekuk takut-takut gadis itu bangun dan merasakan nyeri di sekitar lehernya, dia sempat bergeser kesana kemari untuk mencari posisi ternyaman nya, kedua kaki jenjang Wonyoung mentok ke kursi depan namun dengan sigap sang Supir memajukan kursi itu ke depan.

Dengkuran halus keluar dari bibir Wonyoung, nafas hangatnya sedikit mengenai sisi pipi Yuri membuat Yuri memalingkan pandangan dari wajah cantik itu, karena dia sangat tergoda untuk mencium bibir gadisnya kan tidak lucu kalau Yuri tiba-tiba mencium Wonyoung disini terlebih lagi ada seorang supir yang melihatnya selain malu, Yuri juga tidak ingin mengganggu tidurnya.

Hi, Penggemar rahasia! ✔Where stories live. Discover now