Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Setelah Clara mengerti akan perintahnya, Gerald lalu menuntun Lunaby masuk ke dalam ruangan dan mengunci ruangannya. Pria itu pun langsung memeluk Lunaby dari belakang tubuh wanita itu. "Why it takes you so long? Aku sudah menerima laporan kedatanganmu sejak beberapa menit yang lalu, tetapi kamu lama sekali sampai ke lantai ini."
Lunaby menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan pria itu. "Aku berpapasan dengan Glatea di lift."
"Anak itu sudah kembali?" tanya Gerald terkejut. Lunaby memaklumi itu, karena sudah satu minggu ini memang Gerald tidak pernah berada di Manor, pria itu lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka bersama di apartment pria itu yang berada di pusat kota Chicago.
"Dia curiga kepadamu?"
"Tidak, tetapi aku mengatakan kepadanya bahwa aku berada di sini karena ingin menemuinya."
"Lalu kenapa kamu ada di sini?"
Lunaby mengernyitkan alisnya, "Kamu tidak ingin aku berada di sini?"
"Bukannya seperti itu, Sayang." Jawab Gerald dengan cepat. "Aku bingung, kalau kamu berpapasan dengan Glatea, bukankah seharusnya kamu bersamanya di ruangan adikku itu?"
"Dia akan pergi untuk melakukan pertemuan dengan salah satu kliennya, Leon. Itulah kenapa aku bisa berada di sini bersamamu."
"Leon..."
"Iya, aku percaya." ujar Gerald yang dengan cepat mengecup leher belakang Lunaby.
Lunaby mendengkus pelan. Karena sebenarnya bukan itu tujuan dia memanggil Gerald, ada hal lain yang ingin ia tanyakan. "Leon, ada yang ingin aku tanyakan."
Mendengar nada keseriusan dari perkataan wanitanya, Gerald dengan cepat membalik tubuh Lunaby menjadi menghadapnya, dan mendudukkannya di meja kerjanya. "Apa yang mengganggu pikiran kamu?"
"Clara... sekretaris kamu?"
Gerald menaikkan satu alisnya, "Aku pikir kamu sudah mengetahui itu?"
"Aku... aku pikir kamu sudah menggantinya."
Gerald menghela napasnya berat, "Tha, aku tidak bisa menggantinya begitu saja. Ada standar operasional prosedur dari perusahaan yang melarangku untuk bisa memecat Clara tanpa alasan yang jelas."
"Tetapi kamu pemimpinnya."
"Samantha," Gerald lalu menyalipkan helaian rambut Lunaby di belakang telinga wanita itu, "Ibunya Clara sedang sakit, aku lupa dengan pasti apa nama penyakitnya. Tetapi yang pasti, Ibu dari wanita itu memang sedang sakit."
"Bagaimana kalau ia berbohong? Ia berbohong dengan dalil Ibunya yang sedang sakit, hanya demi bertahan di sisi kamu?"
"Babe, listen." Gerald menangkup wajah Lunaby dengan kedua tangannya. "Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, dan kamu tenang saja, itu tidak akan terjadi. Kamu percaya denganku, bukan?"
Lunaby menganggukkan kepalanya pelan, "I do believe in you. Tetapi Le—"
Gerald mengecup bibir Lunaby dengan cepat. "Aku mempertahankannya, karena aku hanya ingin membantunya untuk membayar pengobatan Ibunya. Aku tidak bisa membantu biaya lebih, apabila bukan aku yang menggaji Clara secara langsung, Tha. Tetapi aku janji kepadamu, setelah Ibunya sembuh, atau mungkin aku yang pindah posisi ke Gallagher Corp, aku tidak akan mengajak Clara bersamaku."
"Apa itu sudah cukup membuatmu tenang?"
"Kamu tidak mengatakan itu hanya karena ingin menenangkanku, bukan?"
Gerald terkekeh pelan, pria itu kembali mengecup bibir Lunaby dan melumatnya sebentar. "I'm all yours, Samantha. Aku tidak mungkin melepaskan kamu lagi."
"So, do you believe in me?"
Lunaby menganggukkan kepalanya walau pun dengan penuh keraguan, "I do."
"That's my girl." balas Gerald sebelum kembali melumat bibir Lunaby dengan bibirnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.