I'm Only Me When I'm With You | Chapter 32

Start from the beginning
                                        

    Gerald semakin menuntun ciumannya hingga ke bagian inti bawah Lunaby, Gerald lalu mendongakkan wajahnya untuk menatap Lunaby di mata wanita itu. Sebelum mengatakan kalimatnya lagi, dan mencium inti milik wanita itu. "Kamu, milikku."

    "Leon, astaga." lenguh Lunaby kencang, ketika merasakan permainan bibir Gerald di intinya.

    Gerald tersenyum menyeringai di sela-sela kegiatannya. Pria itu tetap saja melanjutkan aktivitasnya, walau di atas sana Lunaby sudah menggelinjang hebat akibat dari permainan lidahnya.

    "Yes, Leon."

    Permainan lidah Gerald terus berlanjut, bahkan kedua tangannya kini pun sudah berikut andil untuk memuaskan bagian tubuh Lunaby di atas sana. Hingga tubuh wanita itu bergetar hebat pertanda ia akan sampai, Gerald pun semakin mempercepat permainannya. Dan seperti dugaannya, tidak lama setelah itu Gerald pun berhasil merasakan rasa milik wanita itu di bibirnya.

    "Your taste... never failed." ujar Gerald sembari menjilat bibirnya, mengelap habis bekas cairan milik wanita itu.

    Lunaby memalingkan wajah, tersipu malu atas perbuatan Gerald. "Leon, please."

    "What are you begging me for, Tha? Aku tidak melakukan apapun."

    "Get in." jawab Lunaby dengan menggigit bibirnya.

    Gerald menaikkan satu alisnya, "I can't get my whole body inside you, Samantha. I'm bigger than you."

    "You know what I mean, Leon." ujar Luna dengan satu tangannya yang sudah bergerak memegang inti Gerald yang tidak tertutupin apapun.

    Gerald menyeringai, "Naughty Lunaby."

    "Please, Baby?" pinta Lunaby dengan bibir yang mengerucut.

    Sementara Gerald yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap wanita itu pun akhirnya mengalah, dan mewujudkan keinginan Lunaby pagi ini dengan penuh semangat.

_____

    "Luna, aku tidak melihat kamu selama acara. Where were you last night?"

    Lunaby yang baru saja memasuki area ruang makan milik keluarga Gallagher itu pun menggelengkan kepalanya pelan, ketika mendengar pertanyaan yang diajukan Glatea. "Aku baru saja masuk ke dalam ruang makan ini, Birthday Girl."

    Glatea mengedikkan bahunya, "I was looking for you the whole night, Luna."

    Luna menyipitkan matanya, "There's no way kamu mencariku semalaman penuh, apabila semalam adalah acara ulang tahunmu, Glatea."

    "Damn it, you're right. Tetapi aku tidak berbohong, aku memang mencari kamu."

    "Aku kembali ke kamar lebih awal."

    "Tidak biasanya." balas Glatea dengan ragu. "Oh ya, di mana James?"

    Lunaby seketika terdiam. Karena sejujurnya, wanita itu sendiri juga tidak mengetahui di mana keberadaan sahabatnya itu sejak semalam. Lunaby pun berdehem pelan, untuk menetralkan suaranya. "James kembali ke New York pagi tadi."

    "Why so soon?"

    "Early calls."

    Alexander Gallagher berdehem, yang membuat Lunaby dan Glatea langsung menghentikan pembicaraannya. Pria tua itu lalu memanggil salah satu petugas di Manornya. "Tolong panggilkan Gerald Gallagher. Kita sudah melewati jam sarapan."

    "Tidak perlu, Gerald Gallagher is here."

    Semua penghuni meja makan itu langsung melihat ke arah sumber suara, ketika suara Gerald Gallagher terdiri di ruang makan tersebut. "Maaf aku terlambat, Papa."

    Alexander menganggukkan kepalanya, "Segera duduk di kursimu, Gerald."

    Glatea menduduki kursi yang berada tepat di seberang kursi milik Gerald pun tersenyum menggoda, "Papa aku tahu alasan Gerald datang terlambat."

    Alexander menaikkan satu alisnya, sementara Gerald memutar kedua matanya mendengar adiknya yang sudah dipastikan akan mengadu ke Ayah mereka sebentar lagi. Dan benar saja, tidak selang beberapa lama suara Glatea pun kembali terdengar. "Gerald habis melakukan malam yang panas, Papa. Pantas saja aku hanya melihatnya saat memberikan salam kepadaku semalam."

    "Geez Glatea, that shit is fucking normal." balas Gerald, "Aku adalah pria dewasa, Glatea."

    Glatea tersenyum geli, "I know, aku hanya tidak bisa saja apabila tidak melaporkan kegiatan nakalmu ke Papa."

    "Bermain dengan siapa kamu semalam?"

    Gerald menggelengkan kepalanya, "Really, Glatea? Apa kita akan membicarakan masalah percintaanku semalam di meja sarapan ini?"

    "Gerald benar, Glatea. Tidak seharusnya kita membicarakan itu, di saat kita sudah seharusnya melakukan sarapan pagi." ujar Althea Gallagher yang akhirnya membuka suara.

    Glatea menundukkan wajahnya, "Maaf, Mama."

    "Karena sudah tidak ada lagi perdebatan, maka lebih baik kita makan sekarang. Glatea, you're in charge this morning." ujar Alexander yang langsung membuat Glatea menolehkan wajahnya tidak terima.

    "Papa, aku tidak bisa memimpin doa."

    "Terakhir kali Glatea datang mengunjungi gereja bahkan saat dia akan melakukan sidang akhir di universitasnya, Papa." jawab Gerald yang dibalas dengan tatapan benci Glatea.

    Walau wanita itu tidak menyukai jawaban yang diberikan oleh Gerald, tetapi Glatea juga tidak bisa membalas perkataan pria itu. Karena apa yang dikatakan oleh Gerald memanglah sebuah kebenaran.

    Alexander menggelengkan kepalanya pelan mendengar itu, pria itu lalu menatap putra keduanya yang saat ini sedang menatap putrinya dengan tatapan mengejek. "Gerald, you're in charge."

    Gerald terdiam untuk beberapa saat, sebelum menegakkan tubuhnya dan menyatukan jemarinya di atas meja. "Let's pray everyone, karena aku yang akan memimpin doa pagi ini."

____________________
Akhirnya setelah drama beberapa jam belakangan ini, update juga yuhuu!

Sorry telat, dan jangan lupa votesnya yaw❤️

Sorry telat, dan jangan lupa votesnya yaw❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now