Ketika gaun berwarna merah marun tersebut sudah terlepas dari pemiliknya, Gerald lalu mengarahkan satu tangannya untuk membuka kaitan bra yang sedang Lunaby kenakan. Dengan hanya satu tangan dan satu kali percobaan, kaitan itu pun terlepas yang kemudian di susul dengan lepasnya kain terakhir yang menutupi bagian inti wanita itu.
Gerald lalu berdiri di pinggir ranjang, menatap kagum ke arah Lunaby yang kini sudah memerah akibat tubuh polosnya yang terpampang nyata di hadapan pria itu. Sementara Gerald yang melihat Lunaby tersipu malu pun tersenyum manis, "Apa yang sudah menjadi milikku, memang akan selalu kembali menjadi milikku."
"I miss this view, Samantha."
Lunaby tersenyum malu, sebelum mejawab perkataan Gerald yang langsung membuat seringai di bibir pria itu kian terlihat. "This view is yours, Leon."
Gerald membungkukkan tubuhnya untuk mengecup bibir Lunaby. Menurunkan tubuh, senyuman di bibir pria itu kembali terlihat, saat wajahnya yang kini sudah setara dengan payudara milik Lunaby.
Pria itu lalu mencium puncak dada milik wanita itu, dengan kedua matanya yang mengunci mata milik Lunaby. Sementara Lunaby yang merasakan permainan lidah Gerald pada bagian puncak dadanya pun mengeluh kencang, seraya menjalankan jemarinya pada rambut milik pria itu untuk ia mainkan.
"Leon, astaga."
Dengan satu tangan yang kembali bermain pada bagian inti milik wanita itu, satu tangan milik Gerald yang menganggur pun pria itu gunakan untuk bermain pada bagian dada milik Lunaby yang belum tersentuh bibirnya.
Lenguhan dari bibir Lunaby pun kian terdengar semakin kencang, sekaan tidak memperdulikan siapa saja yang bisa mendengar teriakannya dari luar kamar, mengingat kondisi Manor yang saat ini masih ramai dipenuhi tamu undangan Glatea.
Ketika mengingat Glatea, Lunaby seakan sudah tidak peduli lagi apabila besok wanita itu akan datang dan marah kepadanya. Ada hal yang jauh lebih penting pada malam ini bagi Lunaby, dibandingkan acara pesta ulang tahun sahabatnya sendiri.
"Just think about us tonight, Tha." seakan mengerti apa yang sedang terjadi pada Lunaby saat ini, Gerald pun mengatakan itu yang langsung membuat Lunaby kembali memfokuskan dirinya pada kegiatannya saat ini.
"Leon!" kedua mata Lunaby seketika membelalak, saat merasakan permainan tangan dan bibir Gerald yang kian mencepat, yang lalu disusul dengan Lunaby yang hendak mencapai kenikmatannya.
Dan benar saja, tidak beberapa lama setelah Lunaby meneriaki nama pria itu, Lunaby pun mendapatkan pelepasan pertamanya. Lunaby memejamkan matanya sebentar, sebelum membukanya ketika merasakan tubuh Gerald yang bergerak di atasnya.
"Apa?" tanya Lunaby ketika mendapati Gerald yang menatapnya.
Gerald terkekeh pelan, sebelum mengulurkan tangannya ke arah Lunaby yang sontak membuat wanita itu menjadi bingung, "Apa?"
"Get up, take off of my clothes." jawab Gerald yang lalu menarik Lunaby untuk bangun dari posisinya.
"Kamu bisa melakukannya sendiri." protes Lunaby yang tetap membuka pakaian Gerald satu persatu.
"You used to love this kind of activities." balas Gerald sembari mengelus pelan kepala Lunaby.
Lunaby mengggigit bibirnya menahan senyum, "Did I?"
"Yes, you did."
"Kamu juga suka sekali menyiapkan pakaianku dulu, padahal kita hanya akan pergi berkencan." lanjut Gerald.
BINABASA MO ANG
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 31
Magsimula sa umpisa
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)