Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Clara dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dari sekian hal yang terjadi malam ini, mendekati putra pertama dari pasangan terkaya di Illinois itu sama sekali tidak ada dibenaknya. "Aku sama sekali tidak tertarik dengan kakakmu."
Gerald tertawa sinis, "Tentu saja kamu tidak tertarik dengannya, Clara. Kamu bersamaku setiap harinya, tentu saja yang kamu sukai bukan kakakku, apa aku benar?"
"Terserah apa katamu, Ge."
"Mr. Gallagher."
Baik Gerald maupun Clara seketika menoleh ke arah sumber suara, ketika keduanya mendengar nama belakang Gerald yang terpanggil. Ketika menoleh dan menemukan sepasang kekasih yang tadi sempat Gerald lihat, Gerald tersenyum tipis. "Mr. Sinyo."
"Sinno. James Sinno." koreksi James Sinno. Pria yang sedang merangkul pinggang wanita di sampingnya itu lalu tersenyum miring, "Wanitamu?"
Gerald tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Pria itu justru menatap James dalam diam, terutama ketika mendapati dari ekor matanya bahwa wanita yang saat ini sedang di rangkul oleh James juga sedang menatapnya sama seperti pria itu.
Gerald tersenyum tipis, sembari meletakkan tangan kirinya di bagian pinggang belakang Clara, membawa tubuh wanita itu menjadi lebih maju. "She's my secretary."
Clara tersenyum ramah, "Clara."
"Aku James, dan ini kekasihku," James semakin mengeratkan rengkuhan tangannya di pinggang wanita di sisinya, yang otomatis membuat tubuh wanita itu semakin menempel pada tubuh James.
Wanita itu pun tersenyum canggung, sebelum memberitahu namanya. "Lunaby."
Clara menganggukkan kepalanya. Tentu saja wanita itu sudah mengetahui siapa wanita di hadapannya ini. Seorang model dengan bayaran tertinggi tahun ini, dengan jumlah jam terbang yang sudah tidak bisa dihitung dengan jari.
Walau Clara tidak terlalu menunjukkan ekspresi bahagianya, tetapi wanita itu memang tidak akan berbohong kalau ia benar-benar merasa bahagia karena dapat bertemu dengan seorang model yang sudah beberapa tahun ini menjadi role modelnya.
"Senang sekali bisa bertemu denganmu, Miss. Wilhalm." ujar Clara yang hanya dibalas dengan anggukkan kepala oleh Lunaby.
"Kalian menjalin hubungan?"
Clara hanya terdiam mendengar itu, berbeda dengan Gerald yang dengan cepat menggelengkan kepalanya. Tatapan pria itu sedari tadi justru terpaku pada wanita yang saat ini masih berada di dalam rengkuhan James. Wanita yang hanya terdiam, walau kedua matanya seringkali bertemu dengan kedua mata milik Gerald.
"Babe, I'm thirsty."
Lunaby menoleh ke arah James, "Let's grab some drink."
James dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Aku akan mengambilnya untuk kita. Mr. Gallagher, apa kau tidak keberatan apabila aku meminjam sekretarismu untuk menemaniku mengambil minum?"
Gerald menatap Clara untuk meminta jawaban wanita itu, yang dibalas dengan gelengan pelan Clara. "Maaf Mr. Sinno, tetapi aku takut Miss. Wilhalm keberatan."
"Kekasihku tidak akan cemburu. Right, Babe?" tanya James yang langsung dibenarkan oleh Lunaby. "Go ahead, lagi pula kekasihku tidak akan bisa membawa empat gelas dengan hanya dua tangannya."
"Baiklah," jawab Clara yang setelahnya berjalan mengikuti James, dan meninggalkan Gerald hanya berdua dengan Lunaby.
Karena hanya tersisa dirinya dengan Lunaby, Gerald pun memilih untuk pergi menemui kedua orang tuanya. Tetapi cekalan pada tangan kanannya membuat Gerald mengurungkan niatannya, terutama ketika tubuhnya yang terasa tertarik setelahnya.
_____
Gerald meringis sakit, sembari melihat pergelangan tangan kanannya yang sedikit terluka, akibat goresan kuku palsu milik wanita yang baru saja menariknya pada tangannya. "Geez, woman."
"What the fuck, Gerald?!"
Gerald menaikkan satu alisnya, menatap wanita di hadapannya dengan bingung. "Seharusnya aku yang bertanya itu. Kamu baru saja menarikku secara paksa, dan sekarang mengumpat atas hal yang aku sendiri tidak ketahui?"
"A fucking liar!"
"Luna, aku benar-benar tidak mengerti dengan kamu sekarang."
Lunaby, wanita yang sedang berdiri di hadapan Gerald seketika terdiam, ketika mendengar nama panggilan pria itu untuknya. "Kamu memanggilku Luna."
"Kamu sendiri yang menyuruhku untuk memanggilmu itu."
"Kamu memanggilku Luna."
Gerald membuang napasnya kasar, pria itu lalu menatap Lunaby dengan datar. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"
"Kamu berbohong."
"Atas dasar apa?" tanya Gerald yang masih tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Lunaby.
Lunaby terdiam, mencoba menahan air matanya yang entah sejak kapan ingin keluar. "You said that you want me back. But you did absolutely nothing, to win me back."
"I did nothing?" Gerald lalu tertawa sinis. "Did you just say that I did nothing in order to win you back, Luna?"
"Samantha."
Gerald menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari wanita di hadapannya. Pria itu lalu berjalan menjauhi Lunaby dan mendudukan tubuhnya pada ranjang yang berada di ruangan itu.
"Kamu egois, Luna."
Lunaby menatap Gerald yang saat ini sudah duduk di ujung ranjang dengan tidak terima. "Aku tidak egois."
"Di saat aku sudah berterus terang akan memenangkan kamu kembali, kamu justru dengan mudahnya mengenalkan pria itu sebagai kekasihmu di hadapanku. Dan di saat aku berjuang untuk memilikimu kembali, kamu menggagalkannya dengan menyuruhku untuk mundur, karena kamu yang masih setia dengan kekasihmu."
"Dan sekarang?" Gerald lalu tertawa sinis, "Di saat aku sudah mencoba untuk melupakanmu, kamu dengan seenaknya kembali menarikku lagi ke dalam permainanmu dan mengatakan kalau ini semua adalah kesalahanku, karena keegoisanku?"
"Luna tidakkah kamu menyadari bahwa kamulah yang egois di sini?" lanjut Gerald sebelum bangkit dari posisinya dan berjalan ke arah Lunaby yang sedari tadi hanya berdiri di depan pintu kamarnya.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu." ujar Gerald yang lalu menyingkirkan tubuh Lunaby dari balik pintu kamar karena ia yang hendak keluar dari ruangan itu.
Tetapi sama seperti sebelumnya, pergelangan tangan Gerald pun kembali dicekal oleh wanita itu, yang kini disusul dengan hal yang membuat kedua matanya sukses melebar, yang diiringi dengan degupan jantungnya yang kian bergerak cepat. Karea tepat setelah Lunaby mencekal pergelangan tangannya, wanita itu justru melumat bibirnya dengan dalam dan penuh kehasratan.
____________________ Ayo pesan & kesan buat Luna 🙂👉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.