Sweet 25 | Bagian 32

Start from the beginning
                                    

"Siapa?" Tanya balik Ero. "O-oh! Reve? Reve bukan, sih? Yang suka bareng sama Tata kan cuma Nolan sama Reve. Iya, kan?" Tanya-nya memastikan.

"Kita habis mengalami kejadian yang tak terduga tahu, Cha," ujar Nolan dengan nada sedih.

"Kejadian apa?" Tanya Channel dan Ero secara bersamaan. Kalau soal kepo mereka emang bareng-able.

"Gue ceritain boleh nggak, Miss?" Izin Nolan pada Tata.

Tata mengangguk sebagai jawaban.

Setelah mendapat izin, Nolan mulai menceritakan semua tentang Colorè. Mulai dari bagaimana sulitnya mereka membangun Colorè empat tahun lalu. Awal karir Monochrome. Masa kejayaan Colorè. Sampai desas-desus media yang memprediksi Colorè akan go internasional dan mampu bersaing dengan brand-brand dunia yang sudah lebih dulu mendunia.

Namun sayangnya, saat Colorè baru saja mencicipi manisnya kejayaan Si Wanita Ular itu datang mengacaukan. Mencuci otak Tata dan membuat Tata menjadi orang paling bodoh sedunia. Mempengaruhi Tata agar mau mengganti Colorè menjadi The Luxury Boutique. Dan entah pelet apa yang wanita ular itu gunakan sampai mampu membuat Tata nurut. Colorè berganti menjadi The Luxury Boutique. Ketika berita itu menyebar, mereka benar-benar dikecam masyarakat, banyak karyawan yang resign, banyak pelanggan yang kabur, banyak orang yang menghujatan. Bahkan Colorè sampai dibuatkan petisi agar tidak diganti. Namun yang namanya otak sudah dicuci sampai bersih. Tata tetap kekeh, dia tidak mau mendengarkan masyarakat, The Colorè–pelanggan setia Colorè, teman, bahkan sampai keluarganya. Tata justru menginginkan agar Colorè benar-benar mati.

Makanya waktu itu, ketika Tata mengatakan akan menghidupkan kembali Colorè, Nolan shock tujuh turunan. Ia benar-benar merasa seperti de javu. Ia sampai berpikir, apa pelet Reveninna sudah expired?

Nolan merasa bahagia dan bingung disaat yang bersamaan. Tapi ia bersyukur karena Tata sudah melewati masa kritis hidupnya. Tuhan menuntun Tata kembali ke jalan yang benar. Sepertinya minggu besok Nolan harus mengikuti misa online. Ia akan berterimakasih pada Tuhan karena sudah memberikan mukjizat untuk Tata.

"Gue nggak tahu lo pernah se-stupid itu," sela Channel.

Nolan melanjutkan ceritanya lagi. Bercerita, bagaimana sulitnya mereka membangun The Luxury Boutique. Bagaimana susahnya mereka menghadapi kecaman masyarakat. Dan, bagaimana tidak mudahnya mereka membuat nama The Luxury Boutique mampu dikenal dan diterima masyarakat. Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. The Luxury Boutique mulai diterima setelah dua tahun berdiri dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Kiprahnya di dunia tata busana semakin terlihat. Mereka mulai dihargai, mereka mulai bersinar dan mereka mulai bisa bersaing di pasaran. Tahun ketiga berjalan, The Luxury Boutique masuk ke dalam jajaran butik terbesar di Indonesia.

Hingga corona datang melanda. Mereka juga turut terkena dampaknya. Terlalu sulit menemukan pasar untuk gaun ditengah pandemik. Butik merugi, karyawan kesulitan bekerja dari rumah dan Reveninna yang terjebak lockdown di Paris sukses membuat mereka pusing tujuh keliling. Ingin marah tapi bingung marah sama siapa. Sama, Tuhan? Gila apa? Ya, kali marah sama Tuhan!

Tapi, corona tetap ada baiknya. Tata menemukan mukjizat di tengah gabutnya karantina. Mereka akan kembali menghidupkan Colorè yang telah lama hiatus meski tanpa Reveninna.

Sepertinya memang benar kata orang, kita pasti akan kembali pada masa lalu yang belum terselesaikan. Maka dari itu, selesaikanlah dulu masa lalumu sebelum kamu mulai memperjuangkan masa depanmu.

"... jadi gitu deh, Cha," ujar Nolan mengakhiri ceritanya.

"Wow! Tata benar-benar gila, sahabat!" Sarkas Channel.

Nolan dan Ero terkekeh mendengarnya. Kalau Tata? Dia diam. Sedang merutuki kebodohan dan kegilaannya sepertinya.

"Kok lo mau-maunya tetap setia sama Tata sih, Lan?" Tanya Ero. Sangat menusuk ya bund.

Nolan menghela napas berat. "Ya, mau gimana lagi. Dia domba yang tersesat," jawabnya sambil menunjuk Tata dengan dagunya. "Mau nggak mau gue harus menuntunnya ke jalan yang benar," tambahnya.

Mendengar jawaban Nolan, Channel dan Ero tertawa. Mereka tertawa dengan sangat khusyuk. Saking khususnya sampai terdengar suara ngik-ngok.

"Jadi, lo mau nolongin kita nggak?" Tanya Tata pada Ero dengan nada dingin.

"Oke!" Jawab Ero lantang.

Tata tersenyum mendengarnya. Ia seperti mendapat angin segar.

"Tapi ada syaratnya!" Ujar Ero disetai smirknya yang mematikan.

Tata melotot kaget mendengarnya. 'Sialan, Ero!' Umpatnya dalam hati.

"Nggak ada yang gratis di dunia ini. Semuanya harus mendapatkan ganjaran yang setimpal. You, know? Life is about, give and take. Persetan sama yang namanya teman. Karena teman yang baik nggak akan mungkin memanfaatin temannya," tukas Ero.

"Apa mau, lo?" Tantang Tata.

"Datang lagi besok."

Tata mendengus kesal. Namun tak ayal dia tetap mengiyakan.

Jika kalian berpikir Ero egois, kalian salah besar. Ero hanya sedang berusaha memperjuangkan haknya. Apa yang telah atau akan ia keluarkan harus mendapatkan balasan yang sama. Bukankah hidup adalah hubungan timbal balik?

***

Tbc—

Long time no see, guys! I miss you so bad:(

Ada yang kangen sama aku juga? Eh, sama Tata-Lave maksudnya, hihi. Kalo ada drop komen di sini ya!

Oh iya, aku belum bisa double up soalnya tugasku masih banyak banget. Ini aja aku bela-belain update di tengah hecticnya tugas yang benar lagi deadline. Mungkin untuk part depan aku double upnya. Tungguin ya!

Sorry n see you<3!

Sweet 25Where stories live. Discover now