Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ketika mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka dari luar, Lunaby pun mengarahkan matanya pada cermin di hadapannya untuk melihat siapa yang baru saja membuka pintu kamarnya. Ketika mendapati keberadaan James Sinno yang sudah mengenakan kemeja yang senada dengannya, Lunaby pun tersenyum tipis.
"Geez, who are you handsome boy?"
James memutar matanya, "Glatea sudah mencari keberadaan kamu. Pestanya akan dimulai dalam beberapa menit."
Lunaby mengangguk paham, "Aku sudah siap."
"Lun, aku tadi berpapasan dengan Gabriel Gallagher."
"Kamu tidak memberhentikannya dan menciumnya secara paksa, bukan?" tanya Lunaby khawatir, ketika melihat raut wajah bahagia sahabatnya.
"I wish, tetapi aku masih memiliki kesadaran yang cukup untuk tidak melakukan itu, Luna."
Lunaby memutar tubuhnya menghadap James dan terkekeh, "Lalu apa yang kamu lakukan ketika berpapasan dengannya?"
"Tersenyum. Geez Luna, aku tidak bisa berpikir jernih tadi. Apalagi ketika melihat dua kancing teratas pria itu yang terbuka. And one more thing, he looks sexy as hell in red." jawab James.
"You looks sexy as hell in red too, Jammy." ujar Lunaby sembari membenarkan letak dasi kupu-kupu yang James kenakan.
"But Gabriel Gallagher is on another level."
Lunaby menggelengkan kepalanya mendengar itu. Membuang napasnya kasar, Lunaby pun memajukan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada lengan kanan pria itu. "Let's see Gabriel Gallagher closely, sebelum adiknya datang ke kamar ini dan memarahi kita berdua."
James tertawa, sebelum melepaskan rangkulan tangan Lunaby di lengannya untuk merangkul pundak wanita itu. "Gabriel Gallagher, here we come!"
_____
"Happy birthday to you."
"Happy birthday to you."
"Happy birthday dear Glatea,"
"Happy birthday to you."
Suara tepukan tangan pun langsung terdengar di seluruh penjuru Gallagher Manor, ketika Glatea Gallagher meniupkan lilin yang menyala pada kuenya. Senyuman di bibir wanita itu juga sedari tadi tidak pernah berhenti untuk tersenyum, ketika banyak dari tamu undangan yang datang dan memberikannya ucapan.
"Jadi, siapa orang pertama yang akan mendapat potongan kue pertama dari Glatea Gallagher?" tanya sang pembawa acara ketika ia melihat Glatea yang mulai memotong kue ulang tahunnya.
Glatea tersenyum tipis, sebelum menyuapkan potongan kuenya ke mulutnya yang cukup membuat beberapa orang terkejut. "Myself. You know, I love myself more than anyone in this world."
"Lalu kepada siapa potongan kedua akan kamu berikan?" tanya sang pembawa acara yang langsung Glatea jawab dengan mudahnya, "My family. Equally."
"Aku akan mengambil minum, do you want some?" James menggelengkan kepalanya ketika ia mendengar tawaran yang baru saja ditawarkan oleh Lunaby. Alasan James menolak tawaran Lunaby bukan karena semata-mata pria itu bebas dari minuman beralkohol. James menolak tawaran dari Lunaby karena ia yang saat ini sedang berdiri hanya beberapa meter saja dari Gabriel Gallagher, dan pria itu membutuhkan kesadaran total untuk mengagumi ciptaan Tuhan itu dengan penuh kesadaran.
"Dan untuk Miss Glatea Gallagher, menurutmu siapa orang-orang yang sangat berperan di kehidupan kamu hingga usia kamu dua puluh lima tahun ini?" suara pembawa acara malam ini pun langsung terdengar, ketika Lunaby kembali ke venue acara setelah mengambil segelas champagne yang telah disediakan.
Lunaby berdiri tepat di sisi James dan Althea Gallagher, di mana tempat mereka berada saat ini merupakan tempat strategis yang juga memang disediakan khusus oleh Glatea baginya dan keluarganya.
Lunaby pun kembali memusatkan perhatiannya ke arah depan, ketika mendengar Glatea yang mulai menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh pembawa acara. "Di peringkat pertama tentu saja ada aku, Glatea Gallagher. Di peringkat kedua ada keluargaku, The Gallagher. Lalu yang ketiga, the one and only my bestie, Lunaby Wilhalm. Dan yang keempat adalah my supportive friends."
"Glatea berani sekali dengan tidak menyebutkan nama kekasihnya." Lunaby melirik ke arah James yang saat ini masih memperhatikan ke arah panggung. "Bagi Glatea, Cameron masih tetap temannya, walau mereka sudah sangat sering tidur bersama."
"Friends with benefits are still friends by the end of the day." balas James yang langsung dibenarkan oleh Lunaby.
Setelah Glatea menyudahi acara inti, mereka pun kini sudah diperkenankan untuk menikmati pesta lagi. Lunaby pun langsung menarik James untuk mendekati meja bar, dikarenakan wanita itu yang ingin mengambil gelas ke dua champagnenya.
"Don't drunk, Luna. Aku tidak ingin mengurus kamu."
Lunaby memutar matanya, wanita itu lalu memberikan satu gelas berisikan whiskey kepada James. "We'll see, aku sangat yakin justru akulah yang akan mengurus kamu."
James tertawa remeh, "Let's see apakah kamu masih akan mengurusku, if you know whojust joined the party."
"Maksudmu?" tanya Lunaby menatap ke arah James. James yang mendapatkan tatapan itu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk Gallagher Manor, di mana baik Lunaby maupun James dapat melihat dengan jelas, siapa yang baru saja masuk ke dalam rumah tersebut, dengan saling merengkuh pinggang antar satu sama lain.
"Brengsek."
____________________ Kalian team siapa nih? Komen👉
Kalo aku sih udah jelas, James & Axel 😍😍😍
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.