Sweet 25 | Bagian 30

Start from the beginning
                                    

"Belum juga ada setengah jam gue di sini, Sist. Udah main diusir aja." Arash tetap kekeh tidak mau pulang

Hingga berulang kali hasilnya tetap sama. Bahkan sekarang makhluk tidak tahu diri itu sedang memakan donat di pantry dengan duduk menyilangkan kaki. Apa perlu Tata mengusirnya secara kasar? Apa perlu Tata menyiramkan air comberan pada agar dia mau pulang? Eh! Tapi di rumah Tata tidak ada comberan. Air septik tank aja gimana?

"Kak Tata ... Kak Tata!" Teriak Charine heboh.

"Apa?" Balas Tata ketus.

"Galak bener," sungut Charine. "Nih, lihat! Aku udah nemu referensi temannya."

"Paling juga tema ecek-ecek!" Sahut Nolan.

"Apa sih letoy! Rese bener jadi makhluk!" Entahlah, Charine memang selalu emosi jika berhadapan dengan Nolan. Makanya ketika anemianya sedang kambuh ia akan mendatangi Nolan dan mengajaknya berseteru agar darahnya kembali naik dan tensinya menjadi stabil.

"Nih, lihat!" Pintanya pada Tata. Namun sayang sejuta sayang, Tata tak menghiraukannya.

"Lihat Kak Tata..." rengeknya.

"Bagus nggak?" Tanya Tata. Jujur saja dirinya masih enggan melihat referensi yang akan Charine tunjukkan. Charine orangnya suka ngadi-ngadi soalnya. Ya, meskipun tidak bisa dipungkuri kalau seleranya lumayan bagus juga.

"Ooh ... Tentu saja!"

"Aesthetic nggak?"

"Aesthetic, lah! Masa selebgram 200k nggak aesthetic," songong Charine.

"Out of the box, nggak?"

"So pasti!"

"Coba mana lihat."

Charine menghela napas lega. "Akhirnya yeorobun!"

"Apa-apaan ini, Miskah?! Yang begini lo bilang–astaga tobat gue sama lo!"

Charine terpesona dengan ucapan Tata. Apa tadi katanya? Miskah? Kakak sepupunya yang no life dan kudet itu tahu 'miskah'? Waah ... Sungguh keajaiban yang patut diacungi empat jempol. "Iih ... Lo tadi bilang apa? Miskah? Ya ampun Kak Tata tahu miskah?"

"Lah Si Alay! Dikata cuma dia doang kali ya yang tahu," sahut Nolan.

"Berisik lo, ah!"

Tata menunjuk ponsel Charine yang layarnya mengahadap padanya. "Itu emang bagus, aesthetic dan out of the box. Tapi ya kira-kira lah, Rin, masa lagi corona mau foto di pantai." Sungguh Tata benar-benar frustasi dibuatnya.

"Kan bisa foto di belakang rumah, Kak. Atau di taman bunga Aunty Anne," ujar Charine.

"Eh di swimming pool juga bisa, biar vibes-nya sama kaya di pantai. Ada air-airnya gitu," lanjutnya.

"Nggak, skip!" Balas Tata.

"Ih, Kak Tata maah..." rengek Charine.

"Cari lagi yang bener!" Perintah Tata.

"Ciri ligi ying binir."

Tata mengacak rambutnya frustrasi. Ia bingung harus menentukan tema seperti apa. Otaknya seolah sedang mengalami gagal fungsi. Ia ingin tema  untuk foto katalog Monochrome benar-benar out of the box dan tidak dapat ditemukan di manapun kecuali di Monochrome. Sehingga itu bisa menjadi daya tarik dan branding untuk Monochrome.

"Bu, gimana kalau kaya gini?" Tanya Laras yang sedang berjalan ke arahnya.

"Coba lihat." Tata mengambil alih laptop yang Laras bawa.

Tata bergumam. "Eem ... not bad. Boleh juga," ujarnya.

"Coba lihat, Ras!" Sisi datang menghampiri mereka lalu di belakangnya disusul Charine yang mukanya masih tertekuk sebal.

"Ini mah udah dipakai sama designer Liliana Rasyid, kemarin gue gak sengaja kepoin akun instagram brand-nya," kata Sisi.

"Beda tau, Si," bela Laras.

"Mirip tau, Ras! Bisa aja kita dibilang plagiat gara-gara ini. Kan bisa berabe nanti," balas Sisi.

"Mana coba lihat," ujar Tata.

"Lihat apa, Bu?" Tanya Sisi bingung.

"Ck, lola! Katalognya Liliana," sahut Laras.

Sisi terkekeh merutuki ke-lola-annya sendiri. "Ooh ... Haha, sebenter." Sisi mengambil ponselnya yang disaku.

"Tethering dong, Ras. Wifi-nya lola kayak otak gue, haha!" Ujarnya.

Laras menoyor kepala Sisi. "Yee ... Si Monyet!"

"Udah saya nyalain," ucap Tata tiba-tiba.

"Hah, gimana, Bu?" Bingung Sisi dan Laras.

"Wi-Fi saya."

"Ooh ... Sandinya, Bu," balas Sisi disetai cengiran lugunya.

"Heh, Markonah! Nggak sopan, ya!" Laras menggeplak mulut Sisi.

"Nggak disandi."

"Oh okay." Sisi lanjut mengotak-atik ponselnya. Menyentuh, menekan dan menggeser layar. "Nih, Bu. Mirip kan?" Ia menunjukkan layar ponselnya pada Tata.

"Iya," balas Tata singkat.

"Berarti kita nggak jadi pakai, Bu?"

Tata menggeleng sebagai jawaban.

"Terus kita pakai apa, Bu?"

"Nanti saya nyari ide."

Tata berjalan ke mejanya. Ia mulai mencara ide di laman website khusu busana.

"Gimana?" Tanya Nolan ambigu. Kini ia sudah duduk di depan meja Tata.

"Fine!"

"Fine apa?" Bingung Nolan.

"Minta tolong Ero."

***

Tbc–

How's your weekend, guys? I hope it's fine. How about sweet 25 part 30 too? You guys enjoyed it right?

By the way, besok aku UTS. Doain ya, biar bisa mengerjakan dengan baik. Doain juga biar bisa tetap update sesuai jadwal. Okay?

Sweet 25Where stories live. Discover now