"Lihat Macy, putriku sudah menjalin kasih selama satu tahun, tetapi kita sama sekali tidak mengetahuinya."
Marcella mengerucutkan bibirnya, "Putriku juga, Dom. Kita membuatnya bersama."
Dominic terkekeh pelan, "Ya, putri kita."
"Apa kamu juga merupakan seorang model, James?"
James dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanyalah juru foto dari Luna."
Marcella tersenyum, "How cute you guys!"
"James, kamu akan menetap di Chicago, bukan?"
James langsung melirik ke arah Luna, yang dibalas dengan gelengan pelan wanita itu. "Aku sudah memesan satu kamar di Chicago."
"We have plenty of rooms in our house, kamu lebih baik menginap di rumah kami saja." tawar Dominic yang disetujui oleh Marcella. "Ya, benar. Lagi pula aku dan Dom akan berada di ruangan ini untuk beberapa malam, sehingga membuat rumah kami menjadi kosong. Putra pertama kami—Kaiden Wilhalm, juga sedang tidak berada di rumah."
James tersenyum tipis, dan hendak menjawab tawaran dari pasangan suami istri itu. Tetapi belum sempat ia menjawabnya, suara dari ponsel yang terjatuh pun terdengar, yang seketika membuat mereka menolehkan kepalanya ke arah pria yang sedari tadi masih berdiam diri di sudut ruangan.
Melihat itu, Lunaby pun menahan tawanya. Sementara Dominic dan James nampak tidak peduli dengan pria itu. Berbeda dengan mereka semua, Marcella justru tersenyum melihat pria yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya itu. "Gerald."
Gerald Gallagher, pria yang sedari tadi hanya berdiam diri seraya memperhatikan interaksi semua orang di ruangan tersebut kecuali dirinya pun menolehkan wajahnya ke arah Marcella, "Ya?"
"Come here."
Gerald menaikkan satu alisnya. Terekejut dengan perintah yang diberikan oleh wanita tua itu. Tetapi walau seperti itu, Gerald pun tetap berjalan menghampiri Marcella yang masih terbaring di atas kasur rumah sakit. "Ada apa, Auntie?"
Marcella mengulurkan tangannya untuk menggenggam punggung tangan Gerald, sebelum mengalihkan tatapannya ke arah suami dan putrinya, kalau ia ingin meminta waktu berdua untuk berbicara dengan Gerald.
"Gerald," panggil Marcella
"Ya, Auntie?" tanya Gerald yang kini sudah duduk pada kursi yang berada di pinggir ranjang rumah sakit Marcella.
"Aku ingin meminta maaf atas sikapku tadi, Gerald. Aku sama sekali tidak mengetahui kalau kamulah ternyata, orang yang berhasil membawa pulang putriku."
Gerald tersenyum tipis, "Maaf Auntie, jujur sebelum keluargaku memberitahu kalau Auntie terjatuh sakit, aku sama sekali tidak mengetahuinya, bahkan hubungan antar Atha dengan keluarganya. Sampai akhirnya aku tahu, dan aku marah kepada diriku sendiri, karena aku memang menyadari kalau semua ini berakar dari kejadian saat itu."
"Dan sebelum aku memutuskan untuk menjemputnya di New York, aku sempat datang ke rumahmu, tetapi Paman Dom menolak kehadiranku." Gerald lalu tersenyum miris, "Dari situ, aku awalannya memang berniat untuk menjemput Atha, agar aku dapat mendapat maaf dari kalian. Tetapi setelah aku mendengar cerita Atha, dan bagaimana pertemuan kalian tadi, keinginanku pun berubah. Aku hanya ingin wanita yang aku cintai memiliki hubungan yang damai dengan kedua orang tuanya."
Marcella tersenyum lembut mendengarnya. Walau pria berusia dua puluh delapan tahun di hadapannya ini memiliki reputasi yang buruk di dalam hubungannya, tetapi Marcella yakin, bahwa apa yang baru saja ia katakan di akhir kalimatnya tadi ialah sebuah ketulusan. "Kamu masih mencintainya, Gerald?"
YOU ARE READING
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 23
Start from the beginning
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)