Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
"Aku tidak suka wanita itu menyalahkan orang lain, padahal semuanya sudah terlihat jelas, kalau dialah yang bersalah."
Gerald mengembuskan nafasnya kasar, "Samantha, semua ini memang salahku. Andai saja aku tidak berselingk—"
Ucapan Gerald tertahan, ketika merasakan kedua tangan Lunaby pada bibirnya. "Shut up, Gerald. Aku tidak akan mengulang pembelaanku lagi kepada kamu."
"Walaupun waktu itu kamu tidak berselingkuh, aku akan tetap melanjutkan karirku menjadi seorang model."
"Samantha, let's go back inside and apalogize to your mother."
"Percuma, kalau setelahnya kami akan kembali bertengkar."
"Tha, please. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari atas perkataanmu tadi. Karena bagaimana pun juga Tha, by the end of the day, she's still your mother."
Lunaby menggeleng pelan, "Kamu sudah tahu bagaimana hubunganku dengannya, Ge."
"Samantha, I don't like this side of you."
"Tha, tidak adakah rasa iba sedikit di hati kamu? Apakah kamu tidak ingat, bagaimana kondisi Ibumu saat setelah keluar dari ruang tindakan tadi?" lanjut Gerald
"Tetapi dia sendiri yang mengatakan kepadaku Gerald, kalau dia bukanlah lagi Ibuku."
"Marcella adalah Ibumu, Samantha. Dia hanya sedang emosi saat itu, dia tidak siap untuk kehilangan kamu—putrinya, di saat umur kamu belum menginjak enam belas tahun. Dia mengatakan itu karena dia menginginkan kamu untuk tinggal, walau caranya memanglah salah."
"Tetapi kamu sudah melihat dengan mata kepala kamu sendiri bukan, bagaimana Ibumu menangis karena menyesal telah mengatakan itu kepada kamu?" Gerald lalu tersenyum kepada Lunaby, "Atha, hey listen, Marcella Wilhalm tidak akan berjuang di ruang persalinan puluhan tahun silam, apabila dia tidak ingin dianggap sebagai Ibu kepada putrinya sendiri, okay?"
"You're the gift for her, Tha. Aku ingat sekali bagaimana Auntie Marcella menangis karena berhasil memiliki kamu—putrinya, yang sejak awal aku melihatnya sudah berhasil membuatku jatuh cinta." lanjut Gerald yang seketika membuat Lunaby memutar matanya malas.
Gerald tersenyum, "Samantha yang aku kenal adalah Samantha yang baik hati, serta pemaaf. Aku dan kamu saat ini saja sudah bisa berdamai dengan masa lalu kita, tetapi kenapa dengan Ibumu sendiri—wanita yang merawat kamu dari kecil, tidak bisa?"
"Aku belum merasa berdamai denganmu."
"Oh ya? Aku kira ketika aku melihat wajah kamu yang merasa sangat terpuaskan akibat permainanku, kamu sudah bisa berdamai denganku?"
Lunaby menolehkan wajahnya yang memerah, yang sontak membuat Gerald tersenyum gemas. "Kamu menggemaskan sekali sih, Tha."
"Shut up."
Gerald terkekeh, sebelum mengambil satu tangan Lunaby untuk ia genggam. "Aku sedang di dalam proses untuk membuat orang tuamu menerimaku kembali, Tha. Jadi Samantha, if you let me to win you back, ayo ikut aku ke dalam, dan meminta maaf kepada Ibumu."
Lunaby memutar matanya jengah, "Kekasihku ada di dalam ruangan itu, Gerald."
Gerald mengangkat kedua bahunya acuh, "Selama kalian belum menikah, tidak ada alasan untukku mundur."
"Then I'll tell him to marry me."
"Bukan masalah besar."
"Gila."
Gerald terkekeh, pria itu lalu menarik tubuh Lunaby mendekat, dan menempati satu tangannya pada pinggang Lunaby. "Let's go inside, Tha. Aku tidak ingin memiliki wanita yang tidak memiliki hubungan baik dengan orang tuanya sendiri."
"Tetapi aku bukan wanitamu."
"Yes you will, Tha. You will." balas Gerald yang kemudian semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Lunaby. Tetapi belum sampai ke dua bibirnya menyatu, suara pintu ruangan yang terbuka pun langsung membuat Lunaby mendorong tubuh Gerald menjauh.
"Baby, kenapa lama sekali?"
Lunaby menggelengkan kepalanya pelan, seraya tersenyum ke arah James yang saat ini sudah berada di sisinya. Berbanding jauh dengan Lunaby, Gerald justru berdecak kesal, ketika mendapati keberadaan pria itu saat ini. "Pengganggu."
"Pardon?" ujar James.
Gerald dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Nothing."
James mengangguk pelan, sebelum mengiring tubuh Lunaby untuk mengikutinya kembali ke dalam ruangan. Ketika mereka bertiga sudah kembali ke dalam ruangan, Lunaby pun langsung melepaskan rengkuhan James dari tubuhnya, dan berjalan menghampiri Marcella.
Sementara Marcella yang melihat itu pun memalingkan wajahnya, tidak siap menerima ucapan pahit yang akan dikeluarkan oleh putrinya lagi. Tetapi sepertinya hal tersebut hanyalah dugaan Marcella semata. Karena pada kenyataannya, wanita itu justru dikejutkan dengan pelukan putrinya pada tubuhnya yang sangatlah erat.
____________________ James Sinno for the win✅
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.