I'm Only Me When I'm With You | Chapter 20

Comenzar desde el principio
                                        

    Lunaby membulatkan bibirnya, "Jammie!"

    "What? Hubunganku dengan kekasihku sedang berada di ujung tanduk, aku membawa buket bunga—yang sekarang sudah bertengger manis di vas bunga kamu, karena aku ingin berbaikan dengan kekasihku."

    "Tetapi karena kamu juga sudah terlanjur menyimpannya, ditambah aku yang harus membantu kamu menjadi kekasih kamu, aku rasa nomor ponsel pribadi Gabriel Gallagher menjadi bayarannya adalah hal yang adil."

    Lunaby berdecak, "Aku bahkan tidak memiliki nomor Gabriel, Jammie."

    "Well, tidak harus sekarang."

    Lunaby dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Gabriel tidak suka modelan seperti kamu."

    "Luna!"

    Lunaby terkekeh pelan, "Hidup Gabriel sangatlah private, Jammie. Selama aku berhubungan dengan Gerald saja aku tidak mengetahui banyak mengenai pria itu. Tetapi walau begitu, I know for sure, Gabriel is a straight man."

    "He's hot. No, super hot." ujar James sembari memejamkan matanya, membayangkan bagaimana seksinya seorang Gabriel Gallagher. "Aku rela tidak bisa berjalan seminggu, asalkan pria itu yang menyebabkannya."

    "James, stop."

    "What? Aku hanya mengatakan apa yang ada dipikiranku."

    "Pikiranmu kotor."

    "Shut up, Luna. Don't act like you're an angel. Karena aku tahu persis apa yang dilakukan oleh kamu dan mantan kekasih kamu itu, sebelum aku memutuskan untuk memanggil kamu."

    Lunaby dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Kita tidak melakukan apapun. Dia hanya menarikku ke pangkuannya, dan sudah, aku hanya duduk."

    "Yeah, sit on his lap while his two fingers are playing in your v—."

    "James!"

    James terkekeh, "Aku juga dulu menyukai wanita, Luna. Dan aku tahu persis apa yang dilakukan oleh Gerald tadi, sebelum aku menyebutkan namamu."

    James lalu membuang nafasnya kasar, "Untung saja aku bukanlah kekasih sungguhamu, Luna. Aku mungkin sudah akan memecahkan kaca-kaca besar ini, apabila aku adalah kekasih sungguhanmu."

    "Terserah kamu." balas Lunaby yang lalu beralih ke arah dapurnya untuk mengambil minum.

    "Anyway, Luna."

    Lunaby menoleh, walau bibirnya tidak membalas perkataan James. Sementara James yang mengetahui Lunaby menatapnya pun tersenyum geli, sebelum menanyakan pertanyaan yang sontak membuat Lunaby tersedak air mineralnya. "Sepertinya mantan kekasih kamu memang selihai itu ya, sampai membuat kamu meninggalkan bekas cairan kamu yang menjijikan ini di sofamu."

_____

    Lunaby dengan cepat menggelengkan kepalanya, ketika bayang-bayang akan kegiatannya tadi pagi bersama dengan Gerald kembali terbayang di dalam benaknya. Lunaby sudah mencoba sekeras mungkin untuk menghapus bayangan itu. Tetapi semakin Lunaby mencoba untuk menghapusnya, justru memori akan aktivitas mereka di sofa tadi pun kian terulang.

    Lunaby memejamkan matanya untuk beberapa saat. Mencoba untuk menghilangkan ingatan itu, yang walau sebenarnya sudah wanita itu ketahui akan menjadi suatu hal yang rumit. Ketika Lunaby sedang terdiam, wanita itu lalu teringat akan perkataan James siang tadi yang menanyakan betapa hebatnya permainan dari pria berstatus mantan kekasihnya itu.

    Walau Lunaby tidak menjawabnya siang tadi, tetapi apa yang dikatakan oleh James memanglah sebuah kebenaran. Pria yang berstatus mantan kekasihnya itu memanglah pria yang lihai dalam memberinya kepuasan. Pria itu adalah pria pertamanya. Pria yang memberikan Lunaby rasa bagaimana kenikmatan surga dunia yang sesungguhnya.

    Ketika pikiran Lunaby masih terbayang akan pria itu, Lunaby lalu tersentak kaget, ketika mendengar suara bell pintu unit tempat tinggalnya berbunyi. Karena merasa tidak memiliki janji dengan siapa pun malam ini, Lunaby pun memutuskan untuk melihat tamunya terlebih dahulu dari tabletnya, yang memang sudah disambungkan dengan pengamanan unitnya.

    Dahi wanita itu lalu mengernyit heran, ketika mendapati pria yang sedari tadi ia pikirkan, kini tengah berdiri di depan pintu unit tempat tinggalnya. Lunaby awalnya sudah ingin mengabaikan pria itu, jika saja pria itu tidak kembali memencet tombol bell unitnya, dengan wajah panik pria itu. Walau sudah sepuluh tahun mereka berpisah, tetapi Lunaby masih sangat mengenali raut wajah pria itu dengan baik.

    Karena dirinya yang juga penasaran, Lunaby pun berjalan ke arah pintu utama unit tempat tinggalnya untuk membukakan pintu pria itu. "Ada apa?"

    "Ibumu." balas pria itu dengan cepat. Lunaby mengernyit heran, tidak mengerti dengan maksud dari perkataan pria itu. "Ada apa dengan Ibuku?"

    "Marcella Wilhalm harus dilarikan ke rumah sakit malam ini, karena ditemukan pingsan di kamar mandinya."

    Seluruh tubuh Lunaby seakan membeku, ketika wanita itu mendengar apa yang dikatakan oleh Gerald Gallagher. Lunaby sudah akan menyetujui ajakan pria itu untuk pulang ke Chicago sekarang, apabila ego dari wanita itu tidak muncul dan membuat Lunaby menolak mentah ajakan Gerald.

    Sementara Gerald yang mendengar respon dari wanita itu sontak menggertakan rahangnya, menahan marah atas respon yang diberikan oleh Lunaby. "Samantha, aku tahu ini merupakan hal yang sulit untukmu, but Tha, by the end of the day, she's still my mother!"

    "Dia sendiri yang mengatakannya kepadaku Gerald, kalau dia bukanlah lagi Ibuku."

    Gerald menggelengkan kepalanya, "Maka kamu tidak ada bedanya dengannya, Samantha."

    Lunaby mengedikkan bahunya acuh, "Sampaikan salamku kepada Ayahku, apabila dia membiarkan kamu berbicara dengannya."

    "Lunaby, I don't like this side of you." geram Gerald.

    Lunaby membuang nafasnya kasar, sebelum menatap Gerald dengan datar. "Which version of me do you want then? The old me?" Lunaby lalu tertawa sinis. "The old Lunaby is dead, Gerald."

    "Aku hanya tidak ingin kamu menyesal."

    "Dan itu bukanlah urusan kamu."

    "Lunaby, jika hari ini adalah hari terakhir Ibumu membuka matanya, maka jangan datang dan menangis di hadapanku, ketika di keesokannya kamu hanya dapat melihat jasadnya." ujar Gerald kemudian sebelum pergi meninggalkan Lunaby yang terdiam di tempatnya.

" ujar Gerald kemudian sebelum pergi meninggalkan Lunaby yang terdiam di tempatnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora