Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
"By the way Samantha, aku akan menceritakan kegiatanku pagi ini." ujar Gerald sebelum merapikan bekas kapas yang ia gunakan, dan merapatkan tubuhnya pada Lunaby untuk mengusap lembut dahi wanita itu.
"Tadi pagi sebelum aku berada di New York, aku masih berada di Chicago, lebih tepatnya tempat tinggal kedua orang tua kamu. Aku bertemu dengan Ayahmu, yang sayangnya langsung ditolak, karena kata Paman Dom aku yang menyebabkan kamu menjadi jauh dari keluargamu, dan Ibumu menjadi sakit karenanya."
Setelahnya Gerald pun terdiam beberapa saat, sebelum menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Lunaby yang sedang terlelap dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Tha, andai aku bisa mengulang waktu. Aku lebih baik membunuh Cassandra saat itu, dibandingkan aku harus tidur dengannya, atau menyerahkan adikku ke adiknya."
_____
Lunaby terbangun dengan rasa penuh sakit pada bagian kepalanya. Mengerjapkan matanya, wanita itu pun bernafas lega, ketika mengetahui bahwa ia berada di dalam kamarnya saat ini. Menoleh ke arah nakasnya untuk melihat jam, dahi wanita itu pun mengernyit, ketika mendapati sebuah aspirin serta air mineral yang berada di atas nakasnya.
Walau Lunaby sempat setengah sadar semalam, tetapi wanita itu sangat yakin, bahwa ia tidak mungkin sampai menyiapkan obat pereda sakit kepala serta air mineralnya di atas nakasnya. Mencoba untuk tidak mempedulikannya, Lunaby pun mengambil obat tersebut dan meminumnya. Setelah obat tersebut bekerja dan rasa sakit di kepalanya sudah mulai reda, Lunaby pun berjalan memasuki kamar mandinya.
Lunaby lalu memandang pantulan dirinya pada cermin di hadapannya. Butuh waktu yang cukup lama bagi wanita itu untuk mengetahui bahwa pakaian yang ia kenakan saat ini, sangat berbeda dengan apa yang ia kenakan semalam. Dan hal lain yang membuat wanita itu menjadi sangat bingung serta terkejut saat ini ialah, mengenai riasan wajahnya yang sama sekali tidak ia temukan di permukaan wajahnya.
Karena rasa sakit di kepalanya yang justru bertambah ketika Lunaby mencoba untuk mengingat hal yang terjadi semalam saat ia kembali ke rumah, Lunaby pun memutuskan untuk tidak mencoba untuk mengingatnya, dan memilih untuk membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan diri dari berpakaian, Lunaby yang hendak berjalan menuju dapur tempat tinggalnya pun harus terperanjat kaget, ketika mendapati keberadaan Gerald Gallagher yang saat ini sedang tertidur di sofa ruang keluarganya.
Melihat keberadaan pria itu, Lunaby pun langsung mengetahui siapa dalang dibalik semua keanehan yang wanita itu rasakan beberapa saat yang lalu. Menghela nafasnya kasar, Lunaby pun memutuskan untuk membiarkan pria itu tertidur di sofanya, sementara Lunaby melanjutkan niatannya untuk membuat sarapan yang sepertinya harus ia kalikan porsinya.
"Morning."
Lunaby yang baru saja memasukan satu nampan berisikan bacon ke dalam oven listriknya itu pun menatap ke arah pria yang baru saja membuka matanya dengan datar. "Kamu bisa menggunakan kamar tamu, dari pada sofa itu. I have plenty of rooms in this place."
Pria yang sedang menyandarkan wajahnya pada punggung sofa pun tersenyum tipis ke arah Lunaby, "What a perfect way to start the day."
Lunaby memutar matanya malas. Niatannya untuk berbuat baik kepada pria itu pun ia urungkan, ketika melihat respon pria itu yang berlebihan. "Thanks for taking care of me last night."
"You were a mess last night."
Lunaby menganggukkan kepalanya, "I was."
"Kekasihmu tidak akan datang ke sini di pagi hari, bukan?" tanya pria itu yang kini sedang berjalan ke arah Lunaby.
"Depends, kalau dia sedang berada di kota ini, dia akan menginap."
Pria itu mengangguk paham, "Jadi alasan kamu tidak dijemput oleh kekasihmu semalam, ialah karena ia sedang berada di luar kota?"
"Ya."
"Tha,"
Lunaby melirik, menatap pria itu dengan penuh tanya. "Ada yang ingin aku bicarakan kepada kamu semalam, salah satu alasan aku berada di sini semalam."
Lunaby membuang nafasnya kasar, dari segala hal yang terjadi di kehidupannya beberapa hari ini, Lunaby sama sekali tidak menginginkan pembicaraan yang berat. Dan apabila pria di hadapannya sudah berbicara seperti itu, maka dapat dipastikan bahwa pembicaraan mereka kali ini akan menjadi pembicaraan yang serius.
"Aku lapar, Gerald. Let me finish my breakfast first, baru setelah itu aku akan membiarkan kamu menceritakan apapun hal penting yang kamu maksud."
Gerald Gallagher yang sedari tadi sudah duduk di atas kitchen island milik Lunaby pun tersenyum tipis, "Apa perawat yang menjaga kamu semalam tidak mendapat jatah sarapan pagi?"
"Aku hanya akan membuat egg and turkey bacon."
Gerald mengangkat kedua bahunya acuh, "I'm not a picky eater, Tha."
"Kamu bisa membuatnya sendiri."
"Samantha,"
Lunaby berdecak kesal, sebelum akhirnya mengambil kembali beberapa telur dari kulkasnya, dan mulai membuatkan pria di hadapannya itu menu sarapan yang sama seperti dirinya. "Kekasihku akan sangat marah apabila melihat aku membuat sarapan untuk pria lain."
"Ya, let him be mad."
____________________ Percaya deh, Gerald tuh aslinya bucin banget ke Luna.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.