Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
"Apa dari ketiga anak Mama, satu diantara kalian pun tidak ada yang bisa membantu Auntie Marcella?" tanya Althea berikutnya kepada ketiga anaknya.
Gabriel Gallagher yang sedari tadi hanya terdiam dengan cepat menggelengkan kepalanya. Walau hubungannya dengan putra dari Marcella ialah bersahabat, tetapi Gabriel sama sekali tidak dekat dengan adik dari Kaiden Wilhalm itu, sehingga membuat Gabriel dengan cepat menjawab pertanyaan dari Ibunya.
Berbeda dengan Gabriel, kedua anak dari Althea dan Alexander Gallagher yang lain justru hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Ibunya itu. Glatea terdiam karena kebingungan wanita itu akan janjinya kepada Lunaby, sementara Gerald, pria itu memang lebih banyak berdiam diri sejak tadi.
Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Althea Gallagher pun menghela nafasnya berat, "Ya sudah kalau memang kalian masih perlu berpikir, tetapi Mama mohon, bantu Auntie Marcella ya? Bagaimana pun juga keberadaan Auntie Marcella sangatlah penting di kehidupan kalian."
"Tetapi Mam—"
Althea Gallagher dengan cepat menggelengkan kepalanya, yang sontak membuat keempat orang yang berada di meja makan tersebut terdiam, dan kembali melanjutkan makan malamnya.
_____
Dominic Wilhalm sedikit terkejut, ketika mendapati keberadaan putra kedua dari sahabatnya yang kini sudah berada di ruang tamu rumahnya. Dari seluruh tamu yang datang untuk menjenguknya atau Istrinya sejak Istrinya itu dinyatakan sakit, Dominic sama sekali tidak berekspektasi akan kehadiran pria yang beberapa tahun lalu berhasil membuat putrinya merasakan sakit hati.
Beredeham pelan, Dominic pun melanjutkan langkahnya ke sofa di mana pria itu berada, yang di sambut dengan Gerald yang langsung bangkit dari posisinya. "Uncle Dom."
"Ada apa, Gerald?" tanya Dominic sebelum menyuruh Gerald kembali ke posisi semulanya.
Gerald tersenyum tipis, sebelum memberikan sebuah rangkaian bunga dan beberapa bingkisan kepada Dominic. "Aku ingin menjenguk Auntie Marcella, Paman."
"Aku tahu sedikit aneh rasanya aku datang ke sini paling terlambat di antara anggota keluargaku yang lain, tetapi aku benar-benar baru mengetahui mengenai kondisi Auntie Marcella semalam. Aku turut bersedih, Paman."
Dominic mengangguk pelan, walau pria muda di hadapannya ini adalah putra dari sahabat baiknya, tetapi rasanya masih sulit bagi Dominic untuk menghilangkan fakta mengenai pria ini juga lah yang membuat putrinya merasakan sakit hati, hingga harus pergi meninggalkanya.
"Kamu bisa meletakkannya di situ." ujar Dominic sembari menunjuk meja yang berada di hadapan mereka, yang langsung dituruti oleh Gerald.
Gerald yang masih belum menyadari nada ketidak bersahabat dari Dominic pun masih dengan santai menuruti perintah pria itu. Hingga perintah Dominic selanjutnya pun menyadarkan Gerald, bahwa permasalahan mengenai sepuluh tahun silam belum kunjung selesai.
"Dan sekarang kamu bisa kembali pulang, Istriku sedang beristirahat."
"Izinkan aku menemui Auntie Marcella, Paman." pinta Gerald dengan hati-hati, yang naasnya langsung ditolak oleh Dominic. "Istriku sedang beristirahat, Gerald. Dan aku tidak akan membiarkan kamu untuk memaksaku menuruti keinginan kamu itu."
"Paman tetapi ada yang ingin aku samp—"
"Kamu bisa kembali pulang, aku masih harus mengurus peker—"
"Mengenai Atha— Luna, maksudku."
Dominic seketika terdiam di tempatnya. Pria itu jujur saja sedikit terkejut mendengar perkataan dari Gerald barusan, tetapi dengan cepat Dominic hilangkan. "Ada apa dengan putriku?"
"Aku bertemu dengannya di New York beberapa ha—" ucapan Gerald terhenti, ketika pria itu melihat Dominic yang mengangkat tangan kanannya ke udara, yang diiringi dengan gelengan pelan pria itu.
"Gerald, aku tahu niatan kamu baik. Kamu ingin menyampaikan kabar kondisi putriku, bukan? Sayang sekali, aku selalu berkomunikasi dengannya di setiap malam, jadi kamu tidak perlu menyampaikan kondisi putriku, karena aku jauh lebih tahu daripada kamu."
"And one more thing, Gerald. Aku tahu kamu memang adik dari sahabatku, tetapi Alexander sudah memberikanku kuasa untuk memperlakukan kamu sebagaimana aku mau. Dan apa tadi katamu? Kamu menemui putriku?"
"Gerald Gallagher, entah secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi aku—Dominic Wilhalm selaku Ayah dari Lunaby Wilhalm, meminta kamu untuk tidak menemui putriku lagi, apabila niatan kamu setelahnya hanya untuk menyakitinya lagi."
"Sudah cukup kamu membuat putriku sakit hingga membuatnya menjauh dari kedua orang tuanya dan kakaknya sendiri, bahkan hingga menyebabkan Ibunya—wanita yang aku cintai, juga menjadi ikut sakit karena putriku."
"Semua itu terjadi karena kamu, Gerald. Andai saja waktu itu kamu bisa menahan hasrat liarmu dari wanita lain, mungkin semuanya tidak akan menjadi sekacau ini. Jadi Gerald, aku mohon dengan sangat, apabila niatan kamu menemui putriku hanya untuk menyakitinya kembali, lebih baik kamu melupakan putriku. Sepuluh tahun ini kamu sudah bisa melakukannya, bukan? Mengapa sekarang kamu harus kembali menemuinya lagi?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.