Kaiden berdecak, tentu saja sahabatnya itu akan berkata seperti itu. "Lalu apa yang akan kau lakukan? Menghancurkan hubungan milik adikku?"
Gerald tertawa sinis, "Aku tidak perlu bersusah payah untuk melakukan hal seperti itu, Kade. Not so me. Tanpa perlu merusak hubungan mereka pun seluruh dunia sudah sangat tahu, bahwa akulah yang tetap menjadi pemenangnya."
"Watch me, Kaiden Wilhalm. Karena aku, Gerald Gallagher, akan memenangkan kembali hati adikmu itu."
"Ucapanmu begitu yakin untuk lawan yang bahkan belum kau ketahui siapa orangnya."
"We'll see, Kade." balas Gerald sembari berjalan menuju pintu ruangan milik Kaiden.
Tetapi sebelum pria itu benar-benar keluar dari ruangan milik Kaiden untuk menuju ruang kerja milik kakaknya, Gerald sempat memberhentikan langkahnya sembari menatap ke arah Kaiden dengan seringai di bibirnya, "And by the way, I kissed her before I went here. And let me tell you, it was a really passionate kissed. Have a nice day, soon to be—Brother in Law."
_____
"Axel, do you wanna build a snowman?"
Gabriel Gallagher yang saat ini sedang mengerjakan sesuatu pada tablet miliknya pun berdecak pelan, ketika pria itu mendengar pintu ruang kerjanya yang terbuka dari luar, yang diiringi dengan terdengarnya suara salah satu adiknya.
Gabriel lalu menoleh ke arah Gerald Gallagher—adiknya, yang saat ini sudah berada di pantry yang berada di dalam ruangannya, dan sedang membuka salah satu botol koleksi champagne milik Gabriel, walau tanpa persetujuan dari kakaknya itu terlebih dahulu.
"Aku tidak tahu kalau selera kamu sama dengan Glatea."
Gabriel menoleh beberapa saat, sebelum kembali memusatkan tatapannya pada tablet digenggamannya, dan mengabaikan ucapan Gerald. Sementara Gerald yang sudah sangat hafal dengan kelakuan kakaknya itu pun hanya berdecak kesal.
"She brought me."
Gerald mengedikkan bahunya acuh, sembari mendudukan tubuhnya pada sofa yang berada di ujung ruangan. "Glatea Gallagher akan sangat marah kepadamu Xel, apabila dia mengetahui kalau champagne kesukaannya ternyata tidak di minum oleh kakaknya."
"Aku baru saja membuka salah satu botol Talisker milikku, Ge."
"Kamu tidak ingin menanyakan apa yang aku lakukan di sini?" tanya Gerald kemudian. Pasalnya, kakaknya itu sama sekali tidak memiliki rasa penasaran atas apa yang dia lakukan saat ini. Walau sebenarnya Gerald sudah tahu, bahwa mustahil rasanya memisahkan seorang Gabriel Gallagher dari pekerjaannya.
"Axel."
"Axel." panggil Gerald ketika pria itu sama sekali tidak mendapatkan balasan dari kakaknya itu.
"Damn it, Brother. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." decak Gerald kemudian sembari berjalan menghampiri meja Gabriel.
Gabriel menoleh, walau masih tetap diam tak bergeming. Sementara Gerald yang melihat itu pun hanya bisa mendesah pasrah. "Glatea ingin merebut posisiku di MGE."
"Xel, apa Papa sudah membicarakan mengenai peralihan pemimpin atas Gallagher Group kepada kamu?"
"Karena kalau sudah, aku sarankan kamu menerimanya. Kamu sangatlah cocok, untuk menjadi pemimpin tertinggi dari seluruh jajaran perusahaan milik Gallagher."
"Dan setelah kamu menempati posisi tertinggi di Gallagher Group, maka kamu harus merekomendasikan aku kepada Papa untuk menempati posisi kamu saat ini," lanjut Gerald yang lalu menunjuk ke arah Gabriel, "CEO of Gallagher Corporation."
ESTÁS LEYENDO
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 13
Comenzar desde el principio
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)