Rafa tersenyum mendengar pertanyaan nenek Halimah.

"Sebentar ya nek..." sahut Dr. Rafa dan diangguki oleh nenek Halimah.

Sedangkan Rafa keluar dari ruang rawat nenek Halimah karna hendak menghubungi Hesti.

Rafa mengeluarkan benda pipih yang dimilikinya dan mencari kontak bernama Hesti.

"Assalamualaikum Dr. Hesti."

"Wa'alaikumussalam dokter?"

"Apa Dr. Hesti sedang sibuk? Kalo sedang sibuk bisa lain waktu saja dokter."

"Kebetulan pekerjaan saya sudah selesai."

"Alhamdulillah kalo begitu... Oh iya, sebelumnya saya mau tanya dokter. Tadi siang saya sempat dengar ada suara wanita yang memanggil dokter dan bilang tentang Bunda dokter... Apa benar?"

"Benar Dr. Rafa... Tadi itu suara assistent saya. Dan saya pulang ke Bandung sebelum jadwal saya selesai di Jakarta karna bunda saya sedang sakit."

"Oohh begitu... semoga Bundanya Dr. Hesti cepat sembuh. Aamiin."

"Aamiin. Terima kasih doanya Dr. Rafa."

"Sama-sama. Oh iya, saya menghubungi Dr. Hesti karna nenek Halimah rindu dengar suara Dr. Hesti."

"Masya Allah... benarkah? Boleh saya bicara dengan beliau?"

"Tentu boleh Dr. Hesti... Sebentar....."

Rafa masuk kembali ke ruang rawat nenek Halimah.

"Nek, ini Dr. Hesti ingin bicara dengan nenek..." Ucap Rafa memberikan teleponnya dengan senyum menatap nenek Halimah.

Nenek Halimah yang mendengar itu langsung mengambil alih HP Rafa dan meletakkannya pada telinga beliau.

"Assalamualaikum nenek..."

"Wa'alaikumussalam nak Hesti... apa kabar?"

"Alhamdulillah Hesti baik... nenek sendiri gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah nenek baik-baik saja di sini, apalagi ditemani dengan semua keluarga nenek (nenek Halimah melirik suaminya dan anak-anaknya) ini semua berkat bantuanmu nak."

"(Hesti tersenyum) gitu dong!! Nenek harus terus semangat... semua itu karna bantuan Allah. SWT. nek, Hesti hanya perantara saja..."

"Masya Allah... kau memang manusia berhati malaikat nak (Nenek Halimah sedikit terharu mengingat apa yang sudah Hesti lakukan untuknya, sedangkan Rafa yang mendengarnya langsung terukir senyum di bibirnya memandang telepon yang memperdengarkan suara orang yang sudah berhasil menempati hatinya )."

"Ohh iya... nenek sudah operasi nak. Kapan nak Hesti akan kesini melihat nenek??(terlihat tatapan nenek Halimah yang berubah sendu, merindukan dokter yang sudah dianggapnya cucu)"

"(Ekspresi Hesti berubah sedih mendengar pertanyaan nenek Halimah) hhmm... in shaa allah Hesti akan kesana nek. Tapi mungkin gak di waktu dekat ini. Maaf ya nek, belum bisa jengukin nenek."

"Oohh begitu... iya gak apa-apa. Nenek paham kok, nak Hesti sibuk di sana pasti kan."

"(Tanpa Hesti sadari air matanya menetes saat mendengar nada kecewa nenek Halimah) Hesti kan baru tiga hari balik ke Bandung... masaaa balik lagi ke Jakarta, Hesti masih ingin temu kangen dengan keluarga Hesti (Hesti menatap sedih ruang rawat yang dibelakanginya terlihat Ayah dan Bundanya di dalam ruang rawat itu)."

"Iya-ya... tapi berasa lamaaaa banget nak Hesti sudah pergi.... hehe."

"(Hesti tersenyum memperlihatkan gingsulnya) nenek bisa aja... yaudah sekarang sudah malam, nenek istirahat ya."

"Yaudah nenek istirahat... selamat malam nak Hesti."

"Malam juga nek... "

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Nenek Halimah langsung mengembalikan HPnya pada Rafa namun belum diputus sambungan telponnya oleh nenek Halimah karna tidak mengerti cara memutuskannya.

Sedangkan Hesti pun belum memutuskan sambungan teleponnya karna ingin berbicara sesuatu pada Rafa.

"Terima kasih Dr. Rafa. Rindu nenek sudah terobati."

Ucap nenek Halimah tersenyum senang.

"Sama-sama nek. Sekarang nenek Halimah istirahat, saya permisi dulu." Pamit Rafa dan assistentnya meninggalkan ruang rawat nenek Halimah.

Di luar ruang rawat nenek Halimah, assistent Rafly menggoda Rafa.

"Ciieeee Dr. Rafa... udah terobati yaaa rindunya sama Dr. Hesti...." goda Angel sambil menaik-turunkan alisnya dengan senyum jahil.

"Siapa juga yang kangen sama Dr. Hesti." Jawab Rafly menutupi rindunya pada Hesti.

"Halahhh... gak usah ngelak deh dokter... Angel kenal dokter gak sehari dua hari. Angel tahu kok Dr. Rafa rindu kan sama Dr. Hesti, padahal masih ditinggal 3 hari." Goda Angel terus.

"Okok. Iya saya memang rindu dengan Dr. Hesti, tapi saya juga tahu diri saya siapa Angel." Jawab Rafa mengakui semuanya, belum sadar bahwa sambungan teleponnya dengan Hesti masih terhubung.

"Dr. Rafa mah cemen... gak mau berjuang." Ejek Angel.

"Saya tidak ingin persahabatan saya dengan Lutfar rusak hanya karna wanita. Lebih baik saya mengalah." Ucap Rafa semuanya dan Hesti mendengarnya di sebrang sana.

"Oohhh Dr. Lutfar juga suka dengan Dr. Hesti?" Tanya Angel memastikan dan diangguki oleh Rafa.

"Sabar ya dokter..." ucap Angel iba dengan Rafa.

"Dr. Rafa!!" Suara dari HP Rafa mengagetkan Angel dan Rafa.

Rafa menepuk dahinya pelan menyesali perkataannya yang mengakui semuanya.

Sedangkan Angel menutup mulutnya sambil menatap Rafa takut.

"Gimana dokter??? Tamatlah riwayat dokter.... Angel permisi dulu ya dok... daahh." Pamit Angel langsung berlari meninggalkan Rafa yang keringat dingin karna takut Hesti mendengar semuanya.

"Hadduuhhh... Dr. Hesti dengar semuanya gak ya???" Gumam Rafa dalam hati.

Keesokkan Harinya

R. Anak Sp. Kanker.

Reza dan Aulia semenjak kepergian Hesti, mereka lah yang kembali memeriksa pasien kanker.

"Pagiii..." sapa Aulia pada pasien anak yang ada di sana.

"Pagiii Dr. Aulia..." jawab serempak semua pasien anak yang ada di situ.

"Umi... kok akhir-akhir ini yang periksa Aisyah Dr. Reza dan Dr. Aulia?? Dr. Hesti kok udah gak pernah periksa Aisyah?" Tanya Aisyah polos pada Uminya.

"Mungkin Dr. Hesti ada keperluan lain, makanya gak bisa periksa Aisyah." Jawab umi Aisyah belum tahu bahwa Hesti sudah pulang ke Bandung.

"Assalamualaikum Aisyah..." salam Aulia yang hendak memeriksa Aisyah.

"Wa'alaikumussalam Dr. Aulia." Jawab umi dan Aisyah serempak.

"Silahkan dokter!" Ucap umi Aisyah mempersilahkan Aulia untuk memeriksa Aisyah.

Setelah Aulia selesai memeriksa Aisyah, Aisyah menanyakan keberadaan Hesti saat ini.

"Dr. Aulia, Aisyah boleh tanya gak?" Tanya Aisyah.

"Boleh dong... Aisyah mau tanya apa?" Jawab Aulia sambil menanyakan apa yang ingin Aisyah tahu.

"Dr. Hesti kemana Dr. Aulia?" Tanya Aisyah polos membuat Aulia yang awalnya tersenyum berubah menjadi ekspresi bingung harus menjawab apa pada Aisyah.

"Hhhmmm... Dr. Hesti....

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Where stories live. Discover now