"Oh iya, terima kasih kak Fadil sudah ngingetin Hesti." Jawab Hesti nyengir. Sedangkan Putri cemberut karna kakaknya menganggunya dengan Hesti.

"Ihh kakak ganggu aja! Sebagai gantinya kakak harus nemenin kak Hesti istirahat." Goda Putri membuat Fadil menatap adiknya tak percaya.

"Hhmm... tapi kan kakak lagi jagain kamu. Tadi aja kamu kakak tinggal sebentar udah ngambek." Jawab Fadil mencari alasan agar tidak menemani Hesti istirahat. Sedangkan Hesti berusaha menolak.

"Gak usah Put. Kak Hesti bisa istirahat sama kak Aulia dan kak Rani kok." Tolak Hesti karna takut jika Fadil menemaninya istirahat, perasaannya akan semakin besar pada Fadil.

"Permintaan Putri gak bisa diganggu gugat!" Jawab Putri sambil tidur dan meletakkan bantalnya menutupi telinga membuat Fadil & Hesti pasrah.

Akhirnya mereka keluar dari ruangan Putri dan Putri mendudukkan dirinya di atas ranjang tersenyum bahagia.

"Maaf kak, Putri cuman pengen lihat kakak bahagia dengan kak Hesti meskipun masih ada gengsi di hati kakak untuk mengungkapkannya." Gumam Putri menatap pintu ruangannya.

Fadil POV.

Hanya ada keheningan di setiap langkahku dengan Hesti, tak ada yang berbicara entah kenapa.

Aku teringat sesuatu dan kuputuskan untuk membuka pembicaraan.

"Hes, tadi lo kenapa kayak bingung gitu jawab pertanyaan Putri?" Tanyaku penasaran. Hesti memberhentikan langkahnya membuatku heran.

"Kenapa berhenti Hes?" Tanyaku lagi dan Hesti masih diam.

Hesti tetap diam membuatku takut dia kenapa-napa. Tanpa kusadari tanganku tergerak menggenggam tangan Hesti.

"Hes, lo gak apa-apa kan?" Tanyaku khawatir menatap Hesti dan menggenggam tangannya.

Hesti membalas tatapanku, entah kenapa setiap aku menatap matanya selalu meneduhkan.

Hesti POV.

Aku bingung harus menjawab apa saat kak Fadil bertanya tentang pertanyaan Putri tadi.

"Apa aku kasih tahu kak Fadil aja ya?" Gumamku dalam hati. Namun kuurungkan niatku saat kak Fadil tiba-tiba menggenggam tanganku dan berkata "Hes, lo gak apa-apa kan?"

Aku membalas tatapan kak Fadil dan aku melihat kak Fadil seperti mengkhawatirkanku namun kutepis pikiranku itu.

Kusadarkan diriku dan kualihkan pandangan dari kak Fadil.

"Aku gak apa-apa kak." Jawabku menunduk.

Author POV.

Fadil melihat Hesti yang menunduk, Fadil mengangkat wajah Hesti untuk menatapnya.

"Lo bohong Hes! Lo pasti mikirin sesuatu, ikut gue sekarang!" Ucap Fadil menarik tangan Hesti ke arah taman.

Hesti memandang tubuh Fadil dari belakang yang sedang menariknya, tubuh yang lebih tinggi darinya.

Tanpa Hesti sadari terbentuk senyum tipis di bibirnya namun juga ada rasa takut saat nanti dia akan kembali ke Bandung.

Mereka sudah tiba di taman RS dan Fadil mendudukkan tubuh Hesti di bangku taman.

Fadil bukannya duduk di samping Hesti namun justru berjongkok di depan Hesti membuat Hesti deg-degan.

"Sekarang gue tanya lagi. Kenapa lo bingung saat Putri tanya apakah lo yang akan nanganin kemonya?" Tanya Fadil membuat Hesti bernafas lega.

"Aku pikir kak Fadil mau ngapain... aku gak boleh terlalu berharap ke kak Fadil." Gumam Hesti dalam hati.

Fadil menunggu jawaban Hesti.

"Hhmmm... Hesti gak bisa kak." Jawab Hesti nanggung membuat Fadil mengerutkan keningnya bingung.

"Maksudnya gak bisa apa? Gak bisa jawab atau gak bisa apa??" Tanya Fadil bingung.

"Hesti gak bisa nanganin Putri saat kemo kak. Mungkin yang nanganin nanti Dr. Reza." Jawab Hesti menunduk.

"Kenapa jadi Reza? Kan Reza udah ngasih Putri sebagai tanggung jawab lo??" Tanya Fadil penasaran.

"Iya kak... Hesti tahu itu, tapi memang tanggal 2 Januari Hesti sudah tidak di sini." Jelas Hesti membuat Fadil sedikit sakit hatinya.

Entah kenapa saat mendengar Hesti bilang kalo dia sudah tidak di sini pada tanggal 2 Januari seperti ada rasa takut di hati Fadil.

Fadil memegang dadanya, nafasnya memburu seperti habis lari. Hesti melihat Fadil seperti itu.

Hesti memegang tangan Fadil yang ada di dada dengan perasaan takut Fadil kenapa-napa.

"Kakak kenapa?" Tanya Hesti menatap khawatir Fadil.

Fadil melihat tatapan itu membuat dia bingung antara tatapan khawatir seorang dokter melihat orang yang sakit di depannya atau tatapan khawatir takut orang yang disayangnya kenapa-napa.

"Kak Fadil gak apa-apa kan? Sekarang balik aja ya ke ruangan Putri." Ucap Hesti sambil merangkulkan tangan Fadil ke pundaknya.

"Kak Fadil kenapa ya?" Gumam Hesti dalam hati.

Hesti memandang Fadil khawatir.

"Kak jangan bilang Putri yaa soal tadi! Hesti takut Putri gak akan mau dikemo nanti." Ucap Hesti masih fokus memapah Fadil menuju ruangan Putri.

Fadil tidak menjawab justru memberhentikan langkahnya membuat Hesti melepaskan tangan Fadil.

"Gue takut kehilangan lo Hes." Ucap Fadil lirih memegangi dadanya yang sesak dengan tatapan menunduk namun Hesti masih mendengar ucapan Fadil.

Hesti masih terdiam tak percaya dengan apa yang di katakan Fadil barusan. Perasaan takut itu semakin menjadi di hati Fadil.

Fadil berhambur memeluk Hesti erat dan Hesti tidak membalas pelukan Fadil karna masih kaget dengan sikap Fadil.

"Jangan pergi Hes! Entah kenapa gue takut kehilangan lo." Gumam Fadil saat memeluk Hesti.

Cukup lama Fadil memeluk Hesti, Hesti merasa ganjil kenapa Fadil tidak berbicara lagi dan Hesti bisa merasakan berat badan Fadil.

"Kak Fadil!" Panggil Hesti sambil menepuk pelan punggung Fadil namun Fadil tidak merespon.

"Kak! Kak Fadil!" Panggil Hesti lagi mulai merasakan beban Fadil yang bertambah berat.

Tangan Fadil yang awalnya memeluk tubuh Hesti tiba-tiba tangannya terjatuh lunglai.

"Tolong! Tolong ada yang pingsan!" Pinta Hesti sedikit teriak agar orang mendengarnya.

Hesti melihat punggung Lutfar sedang berjalan menjauh darinya.

"Lutfar! Far!!" Panggil Hesti sedikit teriak agar tidak mengganggu pasien.

Lutfar yang merasa ada yang memanggil menoleh ke sumber suara dan melihat Hesti sedang berpelukan dengan seorang pria.

"Far tolongin gue!" Ucap Hesti membuat Lutfar mendekatinya.

"Kenapa Hes? Kak Fadil?" Tanya Lutfar dan melihat siapa yang pingsan.

"Far, tolong bawa ke UGD! Ini berat banget." Ucap Hesti membuat Lutfar mengambil alih tangan Fadil dan memapahnya ke UGD di bantu Hesti.

Depan UGD.

"Kok bisa pingsan sih Hes? Di pelukan lo lagi?" Tanya Lutfar sedikit sakit hati melihat Fadil yang memeluk Hesti tadi.

"Hhmm... aku gak tahu Far. Tiba-tiba dia pingsan." Jawab Hesti sedikit berbohong takut Hesti sakit hati.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Where stories live. Discover now