47 - Fakta Ketiga

331 12 1
                                    

Saat ini, seluruh keluarga Bagaskara berkumpul di ruangan keluarga. Lola duduk di samping Gevan, walaupun bukan termasuk bagian dari keluarga Bagaskara, Lola tetap di minta untuk ikut bergabung oleh pak Firman dan Gevan.

Firman sedari tadi terus bercanda ria bersama cucu-cucunya Theo, Thea, dan Raka anak Bunga.

"Cucu-cucu kakek pada ganteng-ganteng dan cantik" ucap Firman.

"Iya dong, kan bundanya cantik" sombong Bunga.

"Ayahnya juga ganteng" timpal Mahendra sambil menaik turunkan alisnya pada Bunga.

Firman terkekeh. "Harusnya kamu masih sekolah, nak'' ucap Firman pada Bunga.

Bunga tersenyum kecut. "Gak apa-apa kok, yah"

"Maafin saya pak, harusnya saya gak bikin Bunga hamil" ucap Mahendra tak enak hati.

"Gak apa-apa, ini bukan sepenuhnya salahmu" sahut Firman.

"Ini salah Gevan. Coba aja kalau Gevan sanggup memenuhi kebutuhan Bunga, mungkin Bunga gak akan menikah dan masih bisa sekolah" kata Gevan tak enak hati.

Firman tersenyum. "Ini salah ayah, kalau aja ayah lebih cepat nemuin kalian, mungkin kalian tidak akan merasakan hidup susah"

"Udah, gak usah saling menyalahkan. Jadiin pelajaran aja'' ujar Bunga.

Firman terkekeh, ia kembali bermain bersama cucu-cucunya.

"Tinggal cucu dari Gevan dan Lola" ucap Firman asal.

Bunga terkekeh. "Iya nih, kapan jadinya?"

"Cooming soon" sahut Gevan asal.

Lola tersenyum kaku pada semuanya.

*****

Lola duduk di samping Gevan, pandangannya menatap ke arah pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin kencang.

"Jadi, Bunga sama pak Mahendra nikah karena ekonomi?" tanya Lola saat menyimak cerita Gevan barusan.

Gevan mengangguk. "Awalnya sih Mahendra cuma nganggep Bunga sebagai adik, tapi gara-gara di grebek tetangga jadi harus nikah deh" ucap Gevan dengan kekehan.

Lola mengangguk, ia menatap Gevan. "Gimana?"

Gevan mengkerutkan keningnya. "Apanya?"

Lola menatap kembali ke depan. "Sekarang, Gevan pasti udah tenang. Gevan udah ketemu sama ayah Gevan, Gevan udah hidup berkecukupan dan gak perlu mikirin lagi soal ekonomi" kata Lola.

Gevan mengangguk. "Tapi ada beberapa hal yang belum bikin gue puas"

Lola menoleh. "Apa itu?"

"Tentang keadilan di SMA PELITA," Gevan menatap ke arah Lola. "Dan tentang pasangan hidup gue"






'To be continue'

BAGASKARA [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora