03 - Teman?

596 26 0
                                    

Seluruh murid SMA Pelita berhamburan setelah bel tanda istirahat berbunyi. Gevan memilih untuk ke perpustakaan, pasalnya jika ia nongkrong di belakang sekolah sudah pasti harus menghirup nikotin. Untuk saat ini ia akan hemat demi anak-anaknya.

Gevan mengambil buku yang ada di rak dengan asal, ia duduk di bangku yang tersedia di perpustakaan. Bukannya membaca, Gevan malah menenggelamkan wajahnya pada kedua tangan yang ia lipat.

Bruk

Gevan mendongak menatap ke arah sumber suara. Pandangannya terjatuh pada Lola yang sedang memunguti beberapa buku yang terjatuh.

"Kenapa sih tiap kali bawa sesuatu pasti lo jatohin" dengus Gevan

"I-itu... Lola kaget liat kamu" sahut Lola terbata-bata.

Gevan berdecak. "Emangnya gue setan?"

"Biasanya gak ada siapa-siapa, jadi kaget aja pas lihat ada kamu" ungkap Lola.

"Hm" Gevan berdehem, ia melanjutkan tidurnya.

Lola duduk di kursi samping Gevan. "Gevan, kamu kenapa?" tanya Lola.

Gevan tak bergeming, ia tetap menenggelamkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya.

Lola menepuk bahu Gevan. "Gevan...."

"APASIH LA?" kelakar Gevan.

Lola menggeleng. "Gevan, perpustakaan itu tempatnya membaca bukan tidur" tegur Lola lembut.

"Serah gue, lagi pun ini sekolah bukan milik nenek moyang lo." cetus Gevan.

Lola terdiam. ''Gevan lagi ada masalah ya?"

"Banyak" sahut Gevan.

"Butuh pendengar gak?" tanya Lola.

"Gak perlu, gue gak butuh orang lain" tolak Gevan.

"Siapa tau aja perasaan Gevan lega setelah cerita" usul Lola.

"Gue gak butuh dan gak mau ada orang yang denger atau tau tentang hidup gue" tegas Gevan.

"Kenapa?" cicit Lola.

Gevan mendongak menatap Lola. "Mereka cuma mau tau, bukan peduli." ucap Gevan dengan penuh penegasan.

"Tapi Lola peduli kok" ujar Lola

Gevan menatap datar Lola. "Atas dasar apa lo peduli?"

"Karena kita teman" jawab Lola dengan senyuman yang merekah.

Gevan menghela nafas, Ia merogoh saku celananya lalu memberikan sebuah kertas kepada Lola.

Lola menerima kertas itu. "Apa ini?"

"Buka aja" sahut Gevan lalu pergi meninggalkan Lola.

*****

Gevan duduk di sebelah Naufal, ia menyodorkan satu bungkus roti pada Naufal. "Nih"

Naufal menoleh, alisnya mengkerut. "Apaan?"

"Menurut pandangan lo?" ketus Gevan.

"Gak usah Van" tolak Naufal.

Gevan melempar pelan roti itu ke arah Naufal. "Apa susahnya tinggal terima"

Gevan beranjak dari duduknya, ia berjalan beberapa langkah namun berhenti saat Naufal berteriak.

"Gue gak butuh Van, gue gak mau makan pakai duit haram" teriak naufal.

Gevan berbalik, ia tersenyum sinis. "Tau apa lo tentang duit haram?"

Naufal mengangkat roti itu. "Ini, ini lo beli pakai duit haram" Naufal melempar roti itu lalu menginjaknya. "Gak sudi gue makan ini"

Gevan mengepalkan tangannya, sebisa mungkin ia menahan emosinya agar tidak meledak di hadapan Naufal.

BAGASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang