20 - Cemburu

383 15 0
                                    

Gevan duduk di meja kantin dengan pandangan yang terus menatap Lola yang sedang bercnda gurau dengan Ervan, teman sekelas Lola.

Gevan menggebrak meja pelan, ia mengusap wajahnya frustasi. "Gue duluan"

"Kemana, Van?'' tanya Adam.

"Kebelet" sahut Gevan lalu pergi meninggalkan ketiga temannya itu.

Ibnu mengambil bakso milik Gevan yang masih utuh. "Alhamdulillah, rezeki anak soleh"

Adam tersenyum manis pada Ibnu. "Iya, Alhamdulillah ya anak soleh" ucapnya lalu mengubah ekspresinya menjadi datar.

Naufal menatap kedua temannya yang minus ahlak dengan tatapan biasa saja. Ia membalikan badannya, pandangannya tertuju pada Lola yang sedang bercanda gurau dengan seorang pria.

"Pantes Gevan kayak cacing kepanasan" gumam Naufal.

Naufal terus menatap Lola yang beranjak dari duduknya lalu pergi melewati meja mereka. Naufal beranjak mengikuti Lola.

Naufal mencekal tangan Lola. "Tunggu sebentar"

Lola menoleh. "Ada apa Fal?"

"Ganti target lo sekarang?" tanya Naufal.

Lola mengkerutkan keningnya. "Maksudnya? Lola gak faham"

Naufal terkekeh. "Gak dapet Gevan, sekarang lo ngincer Ervan?"

"Oh, bukan gitu ceritanya" ucap Lola.

Naufal menaikan satu alisnya.

"Jadi, Lola di suruh sama pak Mahendra buat jauhin Gevan beberapa hari sampai dia nyesel." ungkap Lola.

Naufal mengangguk. "Gue lihat, kayaknya Gevan cemburu"

"Apa? Beneran? Alhamdulillah" pekik Lola girang.

"Gak usah pede dulu, belum tentu bener" ujar Naufal.

Lola mengerucutkan bibirnya. "Iya juga"

Naufal menepuk pundak Lola. "Semangat, gue dukung lo. Tapi awas jangan sampai lo sakitin sahabat gue" pesan Naufal.

Lola mengangguk, ia menatap kepergian Naufal.

"Lola yakin, pasti sekarang lagi patah hati" ucap Lola sambil senyum-senyum sendiri.

*****

"Apa? Jadi kamu batalin buat ikut olimpiade matematika?" teriak pak Suherman.

Gevan mengangguk dengan wajah datar.

"Kenapa alasannya?" tanya pak Suherman.

"Percuma saya gak akan menang" jawan Gevan santai.

"Kamu itu terlalu pesimis" ejek pak Suherman.

"Saya gak akan menang karena nanti saya gak akan fokus" ucap Gevan.

"Iya, kamu gak fokus karena mikirin pacar kan? Cih, anak muda zaman sekarang kerjaannya pacaran terus" cibir pak Suherman.

"Daripada anda kerjaanya korupsi terus" balas Gevan.

"Kamu memang harus dapat hukuman" tegas pak Suherman.

"Hukuman karena apa?" tanya Gevan.

"Hukuman karena kamu batalin ikut olimpiade matematika" sahut pak Suherman.

"Apa hukumannya?" tanya Gevan lagi.

"Kamu harus terap bayar spp sekolah" ucap pak Suherman.

Gevan mengangguk. "Boleh saya bertanya?"

"Apa?"

"Lantas apa hukuman yang pantas untuk orang yang korupsi?" tanya Gevan.

Pak Suherman menggebrak meja, ia bangkit. Tangannya ia layangkan hendak menampar pipi Gevan.

"Tampar aja pak, biar hukumannya double sama kekerasan" pancing Gevan.

Pak Suherman mengepalkan tangannya. "Keluar kamu dari sini!"

"Ok" sahut Gevan lalu pergi meninggalkan ruangan haram itu.

*****

Gevan berjalan berdua berdampingan dengan Naufal. Sedangkan Adam dan Ibnu berjalan di belakang mereka.

Gevan menoleh ke arah samping, pandangannya terjatuh pada Lola yang sedang di pojokan oleh Ervan di sudut dinding kamar mandi.

Gevan menghampiri mereka, ia menarik bahu Ervan yang hendak mencium bibir Lola.

"Ratu di jaga, bukan di rusak" ucap Gevan dengan nada dingin.

Ervan ciut. "La, gue duluan" ucapnya lalu berlari terbirit-birit meninggalkan Gevan dan Lola.

Gevan mendekati Lola. "Di bayar berapa?"

Lola menampar pipi Gevan. "Aku gak sesampah itu"

Gevan terkekeh, ia memegangi pipi kanannya yang di tampar oleh Lola. "Kelakuan lo barusan menandakan kalau lo itu sampah"

Lola mengepalkan kedua tangannya, air matanya menetes. Lola menyeka air matanya, ia berlari meninggalkan Gevan.

Gevan menatap kepergian Lola. Ia mengusap wajahnya frustasi, lalu berlari menyusul Lola.

Gevan duduk di sebelah Lola yang sedang menangis. "Maafin mulut kotor gue"

Lola terisak, ia menoleh ke arah Gevan. Lola memeluk Gevan. "Maafin Lola''

"Untuk apa?" tanya Gevan.

"Karena udah bikin Gevan marah" sahut Lola.

"Gue gak marah, gue cuma gak mau ada perempuan yang memberikan hak yang seharusnya itu milik suaminya nanti" ungkap Gevan.

Lola mengangguk. "Sebenernya Lola gak mau deket sama laki-laki lain." Lola menatap Gevan. "Lola di suruh sama pak Mahendra untuk buat Gevan cemburu"

Gevan mengkerutkan keningnya. "Gue gak cemburu La"

Lola menghela nafas. "Berarti semuanya udah jelas kalau Gevan gak ada perasaan sama Lola"

"Mungkin"



'To be continue'

BAGASKARA [END]Where stories live. Discover now