08 - Tes matematika

360 22 0
                                    

Gevan berjalan memasuki gerbang sekolah dengan tas di pundak kirinya dan bandana yang terlilit di telapak tangan kirinya.

"GEVAN!!!" teriak Lola.

Gevan mengusap telinganya saat mendengar teriakan melengking dari Lola. Gevan membalikan tubuhnya menatap Lola dengan malas. "Bisa gak sih gak usah teriak-teriak?"

Lola menggeleng. "Gak bisa"

Gevan menghela nafas, ia hendak pergi meninggalkan Lola namun tangannya di cekal oleh tangan Lola.

"Kenapa?" tanya Gevan malas

"Gevan udah sarapan?" tanya Lola.

"Hm" sahut Gevan lalu hendak berjalan namun di tahan lagi oleh Lola.

"Apa sih La?" tanya Gevan sedikit kesal.

"Udah ngerjain PR matematika?" tanya Lola lagi.

"Kelas gue gak ada pelajaran matematika" jawab Gevan lalu pergi meninggalkan Lola.

Lola menarik tangan kiri Gevan sehingga bandana yang terlilit ikut tertarik. "Eh, tunggu dulu"

"Apa lagi?" tanya Gevan kesal.

"Gevan gak mau jalan bareng gitu sama Lola?" tawar Lola.

"Gak" jawab Gevan singkat lalu pergi meninggalkan Lola sambil mengikat kembali bandana merah ke tangan kirinya.

Lola menghentakan kakinya. "Ihh, Gevan jahat"

Lola memasuki kelasnya dengan perasaan kesal, dari tadi mulutnya tak berhenti menggerutu tentang Gevan.

"Lo kenapa La?" tanya Yura.

"Lola lagi kesel sama Gevan" sahut Lola.

"Kesel kenapa?" tanya Mia.

"Tau ah, Gevan jahat. Gevan itu manusia paling jahat yang Lola kenal" ungkap Lola.

"Kata siapa? Geva baik. Buktinya pas dua minggu yang lalu gue sakit dia anterin gue pulang terus ngasih gue duit buat beli obat." papar Mia.

Lola memukul pelan mejanya. Yura dan Mia reflek menoleh menatap Lola.

"Kenapa La?" tanya Yura lagi.

"Kesel" sahut Lola malas.

"Lo kesel atau cemburu denger Gevan nganter Mia?" tanya Yura.

"Intinya kesel" jawab Lola lagi.

"Terserah, gue cuma bilang apa adanya" celetuk Mia.

*****

Gevan duduk di bangku perpus sambil membaca beberapa buku untuk mengisi kegabutannya.

"Hai Gevan" sahut Lola lalu duduk di bangku samping Gevan.

Gevan menegang, ia menoleh menatap Lola. "Lo ngapain di sini?"

"Mau nemenin Gevan" jawab Lola.

Gevan tak bergeming, ia melanjutkan membaca bukunya seolah tak menganggap Lola itu ada.

"Aw" ringis Lola.

Gevan menoleh menatap Lola yang sedang memegangi tangannya. "Kenapa?"

"Lola kemaren nabrak anak kecil terus jatuh" sahut Lola.

Gevan bangkit dari duduknya untuk mengambil P3K dari UKS. Setelah mengambil kotak P3K, Gevan menarik tangan Lola, lalu mengobatinya dengan obat merah.

BAGASKARA [END]Where stories live. Discover now