25 - Tom & Jerry

295 12 0
                                    

Gevan berjalan berdampingan bersama Lola. Seperti biasa, Lola tak henti-hentinya berceloteh, namun ia abaikan. Gevan dan Lola berhenti di depan Mahendra dan ketiga teman Gevan.

"Berduaan aja nih" rayu Mahendra.

"Kalian sebenarnya pacaraan atau enggak sih?" tanya Adam.

"Enggak"

"Pacaran"

Gevan dan Lola saling pandang.

"Ihh, apa susahnya tinggal bilang pacaran sih?" rengek Lola.

"Lah, kita kan emang gak pacaran" sahut Gevan asal.

"Ya tapi kan kita udah lama deket, Gevan!" greget Lola.

"Deket doang gak jadian" tutur Gevan.

Lola berjinjit sedikit lalu menampar pipi kiri Gevan.

"Aw"

"Rasain!"

Gevan mengusap pipinya yang kena tampar. "Apa-apaan sih"

"Gevan yang apa-apaan" balik Lola.

Gevan berdecak. "Kita kan emang gak pacaran, kita cuma temenan"

Lola mengerucutkan bibirnya. "Gevan jahat''

"Jahat apanya sih, La?" kesal Gevan.

"Gevan udah bikin Lola baper tapi Gevan gak mau tanggungjawab" gerutu Lola.

Gevan menghela nafas. "Kan lo sendiri yang awalnya suka sama gue"

"Harusnya Gevan tuh nolak kalau emang Gevan gak suka" kesal Lola.

"Gue udah nolak beberapa kali, tapi lo nya aja yang maksa" ceplos Gevan.

"Oh, jadi Gevan risih sama Lola?" cibir Lola.

Gevan memukul bibirnya. "Enggak kok"

"Tau ah, Gevan jahat" ucap Lola.

Gevan menatap Lola yang pergi meninggalkannya. Gevan berlari mengejar Lola.

"Gak lama lagi juga baikan" ucap Naufal sambil menatap Gevan yang mengejar Lola.

"Iya, udah lima bulan gitu mulu" lanjut Adam.

"Apa gak bosen ya?" celetuk Ibnu.

"Tom and Jerry versi manusia" timpal Mahen.

*****


"LOLA SHEPTIA!"

"Kejar aja kalau bisa, wle"  Lola menjulurkan lidahnya pada Gevan.

Gevan berlari mengejar Lola dengan kecepatan cepat, hingga ia tidak bisa mengerem kakinya ketika bu Siti berjalan melewatinya.

"Aw"

"Aduh anjing sakit"

Bu Siti bangkit dari jatuhnya, ia menepuk pantatnya berkali-kali untuk membersihkan roknya. Bu siti menjewer kuping Gevan yang masih terduduk.

"Anjing, sakit bu" ringis Gevan sambil memegangi kupingnya yang di jewer bu Siti.

"Siapa yang sakit?" bentak bu Ratna.

"Anjing bu yang sakit, kasihan dia sekarat" jawab Gevan asal.

"Mana anjingnya? Ibu mau lihat" tantang bu Siti.

Bola mata Gevan melirik kesana kemari mencari seseorang untuk ia lampiaskan.

"Tuh bu, itu anjingnya" ucap Gevan sambil menunjuk Lola yang berjalan menghampirinya.

Bu Siti mengikuti arah tunjuk Gevan, ia semakin kencang menjewer telinga Gevan. "Kamu ini, anak orang di bilang anjing"

"Aduh, aduh bu sakit. Pelan-pelan napa bu biar enak" ucap Gevan.

Mata bu Siti melotot. "Enak apanya hah?"

"Enak anunya" ujar Gevan.

Lola memegangi tangan bu Siti. "Udah bu, kasihan nanti kupingnya putus"

Reflek bu Siti melepaskan tangannya dari kuping Gevan.

Gevan mengusap kupingnya. "Dari tadi kek bu"

"Sebagai hukumannya, kamu berdiri di tiang bendera sambil hormat sampai pergantian jam pelajaran ke lima!" ucapan tegas bu Siti sambil menunjuk tiang bendera yang berada di lapangan.

Gevan berdecak. "Iya, iya" ucapnya lalu pergi ke arah lapangan dengan malas.

Bu Siti menoleh ke arah Lola yang sedang menertawai Gevan. "Kamu juga"

Lola terbelalak. "Hah? Kok saya juga kena?"

"Karena kamu sudah membela Gevan." ucap bu Siti lalu pergi masuk ke dalam ruangannya.

Lola menghela nafas. "Gini amat hidup"

Lola berlari menyusul Gevan, ia berdiri di samping Gevan yang sedang hormat dengan pandangan terus menatap sang merah putih.

"Lo ngapain di sini?" tanya Gevan.

"Berhubung Lola baik hati dan tidak sombong, jadi Lola mau nemenin Gevan" jawab Lola.

"Halah, bilang aja kena hukum juga" cibir Gevan.

"Iya, kena hukum gara-gara belain Gevan." kesal Lola.

Gevan tertawa kencang. "Lagian so banget mau belain, ujungnya kena hukum juga"

Lola terkekeh. "Iya, so banget ya Lola" Lola menghela nafas, ia menatap sang merah putih. "Lola bego banget ya?"

"Maksud lo?" tanya Gevan.

"Lola bego, Lola mau lakuin apa aja demi dapetin hati Gevan. Tapi tetep aja Gevan gak suka sama Lola" ungkap Lola.

"Gue suka tap-...." ucapan Gevan terpotong.

"Tapi gue gak cinta" sela Lola seakan tau apa yang akan di ucapkan Gevan.

"Seratus buat lo" ujar Gevan.

Lola menghela nafas lagi. "Sampai kapan sih?"

"Apanya?" tanya Gevan.

"Sampai kapan Lola harus berjuang buat dapetin Gevan?" ulang Lola.

"Sampai lo capek" sahut Gevan.

"Kalau Lola gak capek?" tanya Lola.

"Sampai lo kehabisan tenaga" jawab Gevan asal.

"Tenaga Lola gak akan habis hanya untuk perjuangin Gevan" tutur Lola.



'To be continue'

BAGASKARA [END]Where stories live. Discover now