48. Tempat dan Kenangan

127 21 0
                                    

Satria menyantap martabak manis itu Sampai habis, senja mulai datang menghiasi langit sore.

Satria sangat menyukai senja itu karena senja itu selalu mengingatkan Satria dengan kata-kata Aira, Satria melihat ke arah sekelilingnya.

tempat ini tempat tertawa dan tempat Aira dan Satria selalu kejar-kejaran dan menggelitik badan Aira Sampai keduanya tertawa.

Satria tersenyum ketika mengingatnya, Satria melihat kursi rotan dan meja rotan yang sengaja Satria belikan untuk dirinya dan Aira melihat senja.

Satria berjalan dan duduk di kursi rotan tersebut, Satria mengelus tempat duduk di sampingnya.

itu adalah tempat dimana Aira sering duduk di situ dengan kepala yang selalu di senderkan di bahu Satria, Satria dan Aira sering memutar lagu lalu bernyanyi.

Satria memandang lurus melihat senja, senja itu sering menjadi saksi Satria dan Aira tertawa.

"senja, aku ingin memberi tahu jika wanita yang selalu ada di samping ku melihat dirimu sudah tidak ada dunia ini dan sudah tidak di samping ku lagi."

"aku merindukannya senja, namun aku tidak bisa menemuinya dan memeluknya dari belakang. tangan yang dulu sering ku genggam erat terlepas karena suatu kebodohan yang telah ku perbuat."

"aku bodoh sekali bukan?"ucap Satria dengan tertawa kecil, tawaan yang mengerikan.

"andai aja waktu bisa gue putar, gue ingin sekali buat Ara tersenyum terus bareng gue."ujar Satria.

Satria menikmati senja dengan semilir angin itu dengan  berlatih menyanyi untuk acar pensi lusa, Satria akan tampil semaksimal mungkin agar Aira di sana bahagia dan tersenyum.

****

hari sudah malam, Satria berjalan menuruni anak tangga lalu melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Satria akan berkunjung ke rumah Dirga, untuk meminta Bunga, Arga dan Dirga melihat dirinya tampil di acara pensi.

Satria memarkirkan motornya di depan gerbang rumah Dirga, lalu berjalan memasuki rumah itu.

Satria mengetuk pintu itu dan mengucapkan salam dengan sopan, pintu terbuka menampakkan Dirga.

Dirga mempersilahkan Satria masuk, Dirga berjalan menaiki anak tangga untuk memanggil kedua orang tuanya.

"eh Satria, apa kabar?"tanya Arga kepada Satria.

"baik om,"ucap Satria dengan mencium tangan Arga dan Bunga.

"tumben kamu kesini,"ujar Bunga.

"iya Tante, Satria pengen ajak kalian untuk menonton Satria tampil di acar pensi di sekolah Satria."ujar Satria.

"tumben Lo ikutan pensi, biasanya aja Lo jarang datang."ujar Dirga tahu betul watak Satria.

"iya bang, ini permintaan Aira karena kan Ara dulu yang jadi ketua pensi dan nyuruh gue buat tampil."ujar Satria.

"oh permintaan Ara, yasudah nanti kita akan datang ke acara pensi di sekolah kamu."ujar Arga.

"ngomong-ngomong soal Ara, Lo udah ada pengganti Ara belum?"tanya Dirga iseng.

"gue belum bisa lupain Ara bang, gue masih sayang banget sama dia."ujar Satria.

"yang sabra ya sayang, seiring berjalannya waktu kamu pasti bisa mengikhlaskan Ara."ujar Bunga.

"iya Tante,"ujar Satria.

"kamu ko masih pake seragam Satria, memangnya kamu belum pulang?"tanya Arga.

"oh iya om, Satria tadi ke pemakaman Ara soalnya Satria kangen sama Ara om."

"Ara memang tidak salah pilih."ujar Arga.

"suatu saat kamu bisa menemukan orang yang lebih baik dari Ara, selalu inget pesan Ara ya. terus tersenyum."ujar Arga kembali.

mereka pun berbincang-bincang hangat sampai lupa sudah larut malam, Satria pamit Kepada Bunga dan Arga.

"saya pamit om, makasih udah Nerima saya."ucap Satria dengan mencium tangan bunga dan Arga.

"kesini aja sering-sering kita gak keberatan kok, malah senang."ucap Bunga.

"iya Tante,"balad Satria.

"gue balik bang, makasih Lo udah nerima gue di rumah ini."

"santai Lo udah gue anggap kaya sodara gue, lain kali kita nge-gym bareng lagi."ujar Dirga.

"siap bang, nanti gue kasih kabar kalo mau nge-gym."ujar Satria bersalaman ala laki-laki.

"Satria pamit, Asslamualaikum."ucap Satria menaiki motornya dan berlalu pergi.

Satria senang kehadirannya di terima di keluarga Aira, Satria pikir kelurga Aira akan membencinya karena telah membuat Aira sedih dan sudah tidak ada dunia ini sekarang.

Ternyata pikirannya salah, Kelurga Aira sangat baik dan beruntung sekali Dirga dan Aira mempunyai orang tua seperti bunga dan Arga.

jika Satria berada id posisi Dirga ataupun Aira, Pasti senang mempunyai orang tua yang perhatian dan baik seperti bunga dan Arga.


-kisah Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok rainhujan_ yu!!!

spam komen suapaya semangat upnya !

kisah Satria & Aira [End]Where stories live. Discover now