26. Senja

111 17 0
                                    

saat ini Satria dan Aira sudah berada di rooftop Gedung tua, pertama kali ketika Aira memasuki tempat itu adalah 'kagum akan keindahan ibu kota' atau lebih tepatnya kagum ketika melihat indahnya senja sang mentari sore.

Satria melihat wajah ceria Aira, Aira begitu terlihat cantik ketika terkena cahaya matahari sore.

"suka?"tanya Satria.

"suka, suka banget!!"teriak Aira lalu terkekeh kecil ketika melihat wajah Satria.

"kenapa Lo suka senja?"tanya Satria dengan membuka bungkus plastik yang berisi martabak dan mulai mengunyahnya.

"Senja mengajarkan aku bahwa keindahan dan kebaikan tidak perlu disuarakan, biarkan orang yang menilai." ucap Aira dengan wajah yang terus tersenyum.

"Begitulah hidup, kadang manusia membutuhkan perhatian agar dilihat baik. Namun senja mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai." ucap Aira kembali, Satria benar-benar kagum dengan gadis di sampingnya saat ini.

Aira begitu berbeda, sangat berbeda dengan apa yang Satria bayangkan sebelumnya. Satria pikir semua cewek sama saja hanya memandang uang dan tampang namun entah kenapa gadis yang ada di sampingnya ini berbeda dan memiliki sikap yang begitu lucu di ke-dua matanya.

"nih makan dulu,"ucap Satria dengan memberikan sekotak Martabak manis.

"thanks,"ucap Aira dengan senyum manisnya.

Satria hendak menyalakan rokoknya namun di cegah oleh Aira, Satria menatapa Aira dengan raut bingung.

"kenapa?"tanya Satria.

"nikmati keindahannya tanpa merusaknya,"ucap Aira yang membuat Satria semakin bingung.

"maksud Lo?"tanya Satria kembali.

"maksud gue, Lo nikmatin senja nya tanpa Lo merusaknya dengan kepulan asap yang membahayakan untuk saat ini aja."ucap Aira menjelaskan yang di angguki oleh Satria.

"sejak kapan kamu udah mulai ngerokok?"tanya Aira.

"kelas dua SMP,"

"dilarang orang tua?"

"orang tua gue gak pernah tau gue kaya gimana kali,"

"sorry,"

"santai,"

"gue boleh nyender di pundak Lo?"ucap Aira dengan memandang wajah tampan lelaki d depannya itu.

"sini,"ucap Satria dengan menepuk tempat yang ada di sampingnya, Aira menyenderkan kepalanya di bahu Satria.

layaknya sepasang kekasih yang sedang menikmati senja ibu kota yang begitu indah, rasanya Aira ingin waktu berhenti sebentar saja dan menikmati kebahagiaan namun sangat di sayangkan itu semua mustahil.

"andai aja waktu bisa berhenti sebentar aja,"ucap Aira, Satria memandang wajah cantik Aira.

"Lo abisin Martabak manisnya sebungkus?"tanya Satria membuat Aira menegakkan badannya, tanpa sadar sedari tadi dirinya terus mengunyah tanpa memikirkan orang lain.

"maaf,"ucap Aira dengan kepala yang tertunduk.

"hey, jangan nunduk entar cantiknya gak keliatan."ucap Satria membuat pipi Aira merona.

"apasih,"ucap Aira dengan memukul Satria pelan.

sore ini, sore yang sangat amat menyenangkan bagi Aira ataupun Satria, hanya melakukan hal kecil yaitu melihat senja di gedung tua tetapi rasanya begitu nyaman dan menyenangkan.

apakah Satria telah jatuh cinta dengan gadis di sampingnya  saat ini?

jika iya, apa Satria akan memperjuangkannya dan akan membahagiakan gadis di sampingnya ini. Satria tidak bisa menjamin akan hal itu tapi Satria akan berusaha.

Satria melangkah maju membuat Aira pun ikut melangkah maju dan duduk di tepi balkon rooftop, dengan kaki yang melayang di udara membuat Aira sedikit takut.

"tangannya biar gak takut,"ucap Satria dengan menggenggam tangan Aira dengan lembut, entah mengapa Aira rasanya nyaman sekali.

"gue suka suasana ini,"ucap Satria.

"aku juga suka bangett!!!"teriak Aira.

"liat sini Ra,"ucap Satria yang menjepret foto di saat Aira tidak siap.

"ih, aku belum siap,"

"biarin yang penting tetep cantik,"

"sekarang Satria Ryan Alveno jago gombal,"

"gue gak gombal Aira tapi fakta,"

"ulang-ulang kita berdua,"ucap Aira yang mulai mengarahkan layar ponsel Satria.

"satu."

"dua."

"tiga."

ckrek..

berhasil, foto dengan senyum manis Satria membuat Aira gembira.

"nah gitu dong senyum,"ucap Aira.

"bisa aja,"ucap Satria dengan menggelitik badan Aira.

"udah-udah entar jatoh,"ucap Aira membuat Satria tertawa.

"sorry-sorrya."ucap Satria.

-kisah Satria & Aira-

#salam author

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok Cici ya!!

spam komen suapaya semangat upnya !

Thanks you four taking the time.
Don't forget to vote and comment.



kisah Satria & Aira [End]Where stories live. Discover now