6. Cewek aneh

180 27 0
                                    

dengan langkah tergesa-gesa Ara langsung berjalan menuju parkiran sekolah SMA Mandala, Ara langsung menghampiri segerombolan anak Antranos tanpa rasa malu.

"Satria Ryan alveno!"teriak Ara membuat mereka menatap Ara. satria membalikan badannya menatap tajam ke arah Ara.

"Sat ini buat Lo."ucap Ara dengan memberikan gantungan kunci yang sempat Ara buat semalaman.

"gak perlu,"balas Satria dengan nada dingin.

"plis gue mohon Lo terima gantungan kunci ini gue buat ini semalaman,"

"gue gak suruh Lo buat bikin yang kaya gini."

"nih cewek aneh banget."batin Satria bermonolog.

"yaudahlah ambil aja bos,"bisik Ezra yang ada di samping satria.

"oke gue ambil."

"makasih."ucap Ara dengan senyum yang mengembang membuat mereka yang melihat senyum Ara dengan terpesona.

Ara berjalan menghampiri motornya dan berlalu pergi menuju rumahnya, sepanjang jalan Ara tidak berhenti tersenyum. semenjak bertemu dengan Satria, Ara merasa hari-harinya semakin berwarna.

langit menampakkan senjanya yang begitu indah seolah langit ikut merasakan kebahagiaan yang Aira rasakan saat ini. Aira memarkirkan motornya di garasi rumahnya lalu berjalan menaiki tangga dan memasuki rumahnya dengan wajah yang gembira membuat kakak dan bundanya bertanya-tanya ada apa dengan Ara?

"assalamualaikum Bunda,"ucap Ara dengan mencium tangan bunga.

"waalaikumsalam, kamu kenapa senyum-senyum dek?"tanya bunga.

"gapapa kok bund biasa anak muda,",jawab Ara membuat bunda dan kakaknya saling pandang.

"kamu punya pacar dek"tanya Dirga.

"proses kak,"jawab Ara dengan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

didalam kamar Ara menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, hari ini adalah hari yang melelehkan sekaligus hari yang bahagia.

Ara hanya bisa berdoa semoga penyakitnya ini bisa bertahan sampai Aira bisa mendapatkan Satria lelaki pujaannya yang jatuh pada pandangan pertama.

"ya Tuhan Ara mohon jangan panggil Ara untuk saat ini ,biar kan Ara bisa merasakan dicintai dan di sayangi oleh lawan jenis Ara."batin Ara bermonolog tanpa sadar air matanya menetes dari pelupuk matanya.

"hey, Lo kenapa tadi ceria perasaan di bawah,"tiba-tiba suara Dirga dari ambang pintu membuat Ara terkejut.

"eh Abang ,enggak kok bang Ara cuman pengen ngerasain di sayang sama lawan jenis tanpa Ara mikir kalo sebenernya Ara punya penyakit yang kapan aja tuhan bisa panggil Ara."ucap Ara dengan wajah yang tertunduk lemas.

"hey adik Abang ini ngomong apa sih ,kamu harus berusaha untuk bisa lawan penyakit kamu memang benar tuhan bisa ambil nyawa kamu atau orang lain kapan saja yang Tuhan mau. tapi setidaknya kamu pernah merasakan rasanya jatuh cinta kamu gak boleh terlalu jatuh cinta sama seseorang terlalu berlebihan sampai kamu lupa bahwa ada tubuh kamu yang harus kamu pikirkan."ucap Dirga menasehati Ara, adiknya ini selalu overthngking tanpa mencoba terlebih dahulu.

"bang,"panggil Ara Kepada Dirga.

"iya,"jawab Dirga dengan mengelus rambut Ara.

"kalo ada cewek yang nembak Abang duluan apa yang bakalan Abang respon"kenapa Ara menanyakan hal itu kepada Abangnya?

karena sikap Satria dan Dirga tidak jauh berbeda yang mempunyai sikap dingin dan cuek dan satu hal yaitu sama-sama ketua geng motor.

"Abang tau kamu lagi ngerasain ini kan,"Dirga menepuk pundak Ara lalu mengatakan sebuah fakta yang tidak pernah Ara dengar hal itu sama persis dengan dirinya saat ini.

kisah Satria & Aira [End]Where stories live. Discover now