20. perang dingin

136 16 0
                                    

saat ini semua sudah berada di salah satu cafe terkenal di Jakarta. Aira duduk di antara Aghatta dan Alleta yang berhadapan langsung dengan Satria.

Aira sedari tadi hanya berdiam sesekali aira menyeruput capuccino kesukaannya, Aira dan Satria sejak tadi hanya diam sesekali mereka bertukar pandangan lalu terfokus kepada teman-temanya.

jujur Aira tidak menyukai situasi ini, situasi yang sebelumnya tidak pernah Aira lakukan dan Aira pikiran. karena setiap kali kumpul hanya Aira yang selalu heboh dengan Aghatta pastinya namun kali  ini semuanya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Ra kok Lo diem aja sih?"tanya Ezra membuat mereka semua menatap ke arah Aira.

"gapapa,"jawab Aira dengan singkat.

"gue ke toilet dulu ya sama Aghatta dan Alleta,"izin Zia yang di ikuti oleh Alleta dan Agattha, Aira hanya menghela nafas berat.

"gue juga mau pesen makanan lagi,"ucap Ferro.

"gue ikut Fer,"ucap Farel.

sedangkan Radhit dan Ezra melirik ke arah teman-temannya lalu ke arah Satria dan Aira.

"heheh, gue mau beli rokok dulu ya ke warung depan,"ucap Radhit dengan menarik tangan Ezra.

saat ini hanya ada Satria dan Aira di meja makan, mereka saling pandang lalu saling meluarkan ponselnya masing-masing.

dehem Satria yang membuat Aira menatapnya, beberapa menit mereka saling pandang lalu Aira memutuskan padangan tersebut.

"Lo cantik hari ini,"ucap Satria membuat senyuman Aira sedikit terbit.

"thanks,"jawab Aira. keheningan terjadi kembali dari arah pintu pengunjung ada seorang wanita yang menghampiri meja mereka.

dia adalah Gladis Fattharani, Gladis menghampiri meja mereka lalu duduk di samping Satria.

"kamu kemana aja sih, aku telfon kok gak di angkat."ucap Gladis dengan nada manjanya.

"apa sih lepas,"ucap Satria dengan mencoba melepaskan tangan Gladis di tangganya.

Satria melirik Aira yang terdiam lalu memalingkan wajahnya acuh, Satria tau ada raut sedih dan kecewa di wajah Aira.

tak lama kemudian teman-temannya datang menghampiri mereka, teman-temannya mematung ketika melihat Gladis yang sedang mencoba menarik perhatian Satria.

"Lo ngapain ke sini?"tanya Radhit kepada Gladis.

"emangnya gak boleh gue samperin paca gue,"

"dih ngaku-ngaku Lo, pacar Satria itu Aira."ucap Ferro membuat Aira dan Satria saling pandang.

"gue sama Satria gak pacaran kok,"ucap Aira yang berhasil membuat Gladis menyeringai lebar.

"Ra!"tegur Aghatta.

"gue balik ya, tadi di chat bunda soalnya harus ke toko kuenya,"izin Aira.

"tapi Ra kan belum selesai,"ujar Ezra mencegah Aira, Ezra tahu Aira tidak menyukai situasi seperti ini.

"biar bos gue Anter Ra,"ucap Ferel.

"gak usah dianya juga kan punya pacar yang harus di perhatikan dan di jaga."ucap Aira yang hendak melangkah.

"gue bukan pacar dia, gue Anter Lo Ra."ucap Satria membuat langkah Aira berhenti dan menatap Satria.

"kamu apa-apaan sih Sat,"ujar Gladis

"Lo yang apa-apaan!"ucap mereka semua bersamaan.

Aira berjalan mendahului Satria yang mengikutinya dari belakang, sedangkan Gladis sedang di tahan oleh teman-temannya.

****

Aira sudah sampai di toko kuenya Bunga, sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara hanya ada suara bising dari kendaraan yang menemani mereka di perjalanan.

"mampir dulu?"tanya Aira kepada Satria.

"gak usah gue langsung balik, gak usah ngarep tadi gue cuman ngehindar dari Gladis."ucap Satria.

"ok, thanks."ucap Aira berlalu pergi masuk kedalam toko kue Bunga.

saat Aira memasuki toko kue bundanya yang ramai dengan pengunjung, Aira duduk di bangku dekat dengan jendela.

Aira bisa melihat lalu lalang kendaraan bermotor dan mobil, Aira senang ketika Satria memujinya tapi Aira pun sedih karena faktanya Satria tidak bisa di gapai.

"kamu di sini Ra,"pertanyaan dari seseorang membuat Aira menoleh.

"eh bang Ali, iya bang."jawab Aira dia adalah teman Dirga yang berkerja di toko kue nya bunda sebagai Drive thru.

"apa kabar?"tanya Ali.

"allhamdulilah baik bang,"

"bunda ada?"tanya Aira kembali.

"ada Ra di kantor."jawab Ali.

"yaudah bang Ara ke dalam dulu ya, bay semangat kerjanya."pamit Aira.

"thanks cantik."ujar Ali berlalu Kembali bekerja.

Aira berjalan memasuki ruangan bundanya yang sedang terfokus mantap layar Laptop, Aira menghampiri bundannya lalu mencium tangan Bunga.

"tumben kamu kesini Ra,"tanya Bunga.

"iya tadi di ajak main sama Alleta, Zia, sama Aghatta."

"terus kamu kesini sama siapa?"

"emm ada deh,"

"biar Bunda tebak,"

"silahkan jika Bunda bisa,haha"ucap Ara dengan terkekeh geli.

"Satria Ryan Alveno."seketika Aira mematung tawa yang sejak tadi terdengar mendadak terhenti dengan satu kalimat saja.

"kok Bunda tau?"

"kan waktu itu pernah bertemu saat kamu sakit dan Aghatta bercerita ketika dia sedang ada masalah dengan pacarnya si Radhit-Radhit itu,"ucap Bunga menjelaskan keterkejutan anaknya itu.

"iya juga ya,"

"tapi kata Aghatta kamu menjauhi dia, kenapa Ra?"

"ada suatu hal yang enggak harus Ara Ceritain bund,"ucap Aira, Bunga menghampiri Aira yang sedang terduduk di sofa ruangan kerjanya.

"Bunda tau kamu sangat mencintai Satria, kenapa kamu mengalah dengan perkataan orang lain Ra itu cuman ancaman kecil yang membuat kamu kepikiran dan menjadi hal besar."

"bunda tau kalo Ara di ancam seseorang?"

"apasih yang bunda gatau tentang kamu,"

"Ra kamu jangan terlalu memikirkan orang lain dulu, tidak apa-apa sesekali kita egois untuk kebahagiaan kita Ra. kamu sayang dengan Satria sedangkan Satria apakah dia mencintai kamu? jika dia memang mencintai kamu, kamu lah yang harus meyakinkan diri kamu sendiri Ra."

"Aira gatau dia sayang Ara atau enggak,"

"jawabannya ada di hati kamu ketika kamu yakin dengan hati kamu dia juga akan merasakan hal yang sama seperti kamu yaitu JATUH CINTA,"

"makasih bunda,"ucap Aira memeluk Bundanya, benar kata Bundanya ketika Aira tidak yakin dengan perasaanya bagaimana bisa Satria merasakan rasa sayangnya.

-kisah Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok Cici ya!!

spam komen suapaya semangat upnya !

Thanks you four taking the time.
Don't forget to vote and comment.

kisah Satria & Aira [End]Where stories live. Discover now