42. Terpuruk

187 19 0
                                    

inti Antranos sudah sampai di apartemen Satria, Ezra dan Radhit memanpah Satria menuju kamarnya.

sedangkan Farel membuat teh hangat untuk Satria, dan Ferro menghangatkan kembali makanan Yang ada di kulkas.

"gue gak tega liat Satria kaya gitu."ucap Ezra duduk di mini bar bersama Radhit.

"gue baru pertama kali sumpah liat Satria seterpuruk itu."ucap Ferro yang di angguki yang lainnya.

"Aira itu orang baik, kita aja yang cuman sahabatnya merasa kahilangan Giman Satria yang pacarnya atau lebih tepat sih mantan pacar karena sebelum Aira meninggal sempet putusin Satria."ucap Farel tiba-tiba bijak.

"tinggalin gue sendiri!'teriak Satria membuat mereka buru-buru meninggalkan apartemen Satria sebelum sang pemilik ngamuk.

****

Merelakan seseorang yang sangat berarti dalam hidup adalah sesuatu yang sulit dilakukan.

Ada perasaan sedih yang teramat dalam dan disertai rasa kesepian, Semua perasaan yang rumit itu seakan mengisyaratkan bahwa kita sedang merasa kehilangan.

Setiap orang pasti pernah mengalami perasaan kehilangan. Rasa kehilangan terjadi ketika adanya kehampaan dalam hidup, sejak seseorang tak lagi bersamanya.

Sudah seminggu Aira meninggalkan mereka, dan sudah seminggu pula Satria tidak ada kabar.

Satria mengurung diri di kamarnya, warna cat dinding berwarna abu membuat kamar Satria semakin gelap karena gorden yang tertutup rapat.

aura mencengkram erat di ruangan ini, Satria duduk di meja belajarnya.

Menatap Foto Aira yang sengaja ia simpan, Satria sangat merindukan Aira.

Rasa kehilangannya semakin hari semakin tinggi, dan rasa rindunya pun semakin tinggi namun Satria hanya bisa melihat foto Aira.

Karena hanya itu yang tersisa saat ini, hanya kenangan dan foto yang tersimpan rapih di dalam kamarnya ini.

"gue kangen Lo Ra."ujar Satria dengan nada yang lemah.

jika Aira masih berada di dunia ini, mungkin jika Satria rindu tinggal menghampiri Aira dan memeluk Aira dari belakang.

Satria jadi terngiat ketika pertama kali jadian dengan Aira, disitulah letak kebahagiaan Satria yang sesungguhnya.

tertawa bersama Aira adalah kegemarannya yang tidak akan terlupakan, tawa yang sangat dirindukan Satria.

Satria tidak bisa mendengar lagi tawaan itu, tawaan yang sangat indah di telinga Satria. Satria sangat merindukan Aira, merindukan semua tingkah Aira.

Satria membuka laci meja belajarnya, menemukan sebuah kotak yang berisikan kalung yang tadinya akan Satria berikan di saat ulang tahun Aira namun Aira sudah tidak ada di dunia ini.

Satria membuka kotak itu, kalung berinisial A yang melambangkan nama Aira.

"cantik ya Ra, kaya Lo. andai aja Lo masih hidup pasi keliatan sempurna banget waktu Lo pake."ujar Satria dengan tersenyum.

Satria terus melihat insial itu, Satria membayangkan ketika Aira memakainya.

Satria tersenyum. jika orang-orang melihat Satria mungkin akan berpikir bahwa Satria sudah gila.

"gue gak sanggup Ra jalanin semuanya, gue butuh Lo!"teriak Satria meluapkan rasa sedihnya.

Satria kembali membuka lacinya menyimpan kalung itu baik-baik, Satria kembali mengambil foto Aira dan memeluknya seolah-olah sedang memeluk Aira.

"maafin gue ya Ra, andai aja waktu itu gue emosian dan percaya sama Lo mungkin Lo masih bisa gue peluk."ujar Satria.

Satria menyimpan kembali foto itu, berjalan menuju kasurnya dan membaringkan tubuhnya di kasur.

Satria menatap langit-langit kamarnya, membayangkan hari-harinya dulu bersama Aira.

mulai dari saat pertama kali Satria dan Aira bertemu, pertemuan pertama mereka di dasari karena kecerobohan Aira.

sifat ceroboh dan cerewet Aira adalah sifat yang sangat amat Satria sukai dari gadis itu, lagi-lagi keadaan menyadarkan Satria jika Aira sudah tidak ada di dunia ini.

Satria kembali menegakkan badannya ketika mendengar suara Radhit, Radhit sering berkunjung ke apartemennya untuk membawakan makanan.

namun, Satria jarang bertemu dengannya karena Satria seharian terus berdiam diri di kamar.

Satria membuka pintu kamarnya dan menemui Radhit, Radhit menoleh ke arah Satria lalu tersenyum.

"akhirnya Lo keluar juga, ini ada kotak dari Tante Bunga buat Lo katanya ini sengaja Ara simpan sewaktu masih hidup."ujar Radhit memberikan kotak tersebut.

"thanks,"

"makan dulu, gue tau Lo belum makan."ujar Radhit memberikan nasi goreng itu yang sempat di titipkan Bunga kepada Radhit.

"nasi goreng?"tanya Satria, jadi teringat ketika masa pendekatan Aira kepada dirinya dulu.

"iya, dari Tante Bunga."ujar Radhit.

Radhit baru teringat, jika dulu Aira sering membuatkan bekal untuk Satria.

sampai-sampai Satria jadi suka kembali dengan nasi goreng, nasi goreng spesial buatan Ara untuk sang pangeran.

Aira selalu mengucapkan itu, ketika hendak memberikan kotak nasi Kepada Satria. dan selalu membuat Satria tersenyum hangat.

Radhit jadi ikut Flashback dengan masa-masa Aira pendekatan dengan Satria, Ara selalu melakukan apa yang di suruh Satria dengan sepenuh hati.

Aira berhasil membuat Satria berubah, tapi Aira juga berhasil membuat Satria kembali terpuruk.


Kadang manusia harus sampai kepada titik kehilangan untuk mengerti arti sebuah kehadiran, kasih sayang & kesetian.

-kisah Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok rainhujan_ yu!!!

spam komen suapaya semangat upnya !





kisah Satria & Aira [End]Where stories live. Discover now