6. Cewek aneh

Beginne am Anfang
                                    

"Abang waktu SMA kelas dua belas pernah ada cewek yang kejar-kejar Abang sampe Abang emosi, dia selalu meyakini Abang bahwa Abang juga bakalan suka dan cinta sama dia semua itu terbukti sampai saat ini Abang gak mau kehilangannya."

"kak Feta bang?"tanya Ara yang di angguki oleh Dirga.

"kamu kira pasti Abang duluan yang ngejar-ngejar dia ya tapi salah dek, dia yang kejar-kejar Abang."jawab Dirga.

"jadi kamu harus berusaha tapi ada batasannya ya dek inget ada tubuh kamu yang perlu kamu perhatikan."ucap Dirga degan mencium puncak kepala Ara dan mengacak-acak rambutnya.

"adek Abang udah gede."ucap Dirga degan berlalu pergi meninggalkan kamar Ara.

sedangkan Ara hanya tersenyum lalu berjalan menuju meja riasnya, Aira melihat pantulan wajahnya di kaca riasnya. wajah putih cantik bak primadona sekolah.

"semangat Ara kamu pasti kuat. secapek-capeknya kamu, kamu gak boleh ngeluh."ucap Ara dengan senyum yang mengembang, Ara memang selalu menyemangati dirinya sendiri dengan melihat pantulan wajahnya di kaca riasnya Seolah sedang ada yang menyemangati dirinya padahal itu dirinya sendiri.

Ara berjalan menuju toilet dan melakukan ritual mandinya seperti biasa.

setelah hampir dua puluh lima menit Ara melakukan ritual mandinya, Ara berjalan menuju balkon menikmati semilir angin malam dengan melihat bulan yang indah dan cerah. dengan mata yang terpejam menikmati semilir angin lalu Ara berucap.

"jika engkau mengambil nyawaku ,aku hanya ingin melihat mereka selalu berbahagia tanpa hadirnya diriku di setiap tawa mereka."ucap Ara siapapun yang mendengar perkataan Ara mungkin hatinya akan terenyuh.

tok..tok..

suara ketukan pintu membuat lamunan Ara buyar  lalu berjalan menuju pintu dan membukanya dan menampakkan abangnya yang menyuruh Ara untuk turun makan malam.

Ara berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri bunda dan ayahnya yang sudah menunggunya.

tanpa perlu lam mereka menyantap makan malam nya dengan hikmad, hanya ada suara dentuman antara sendok dan garpu yang terdengar.

setelah selesai makan Ara berjalan menuju ruang keluarga hanya untuk menonton dan bersantai-santai.

Arga mengusap rambut anak gadisnya dengan penuh kasih sayang membuat Ara merasa bersyukur Mempunyai kelurga yang sayang kepadanya memberikan energi positif yang membuat Ara semangat melawan penyakitnya.

"kamu sudah minum obat Ra,"tanya Arga.

"udah yah,"

"besok kamu checkup dengan siapa?"

"dengan bunda ataupun Ara sendiri pun tak apa yah bunda kan harus ngerjain pesanan toko kue nya."

"dengan Abang mu saja ya."

"Abang kan harus kuliah yah, gapapa kok Ara sendiri aja biar mandiri kan biasanya selalu di dampingi bunda, ayah ataupun Abang. Ara pengen coba checkup sendiri atau entar di antar aghatta dan Alleta."

"ya sudah baik-baik ya besok ayah harus keluar kota."

"semangat kerja nya yah, Ara ke kamar dulu ya dah."ucap Ara berlalu pergi menuju kamarnya, saat di kamar Ara melihat benda pipihnya lalu mengetik nomber seseorang.

"hallo ada apa Ra,"tanya Alleta di sebrang sana.

"minta no Satria dong Let."ucap Ara.

"Lo mau ngapain gue jamin chat atau telpon Lo gaka bakalan di respon."

"siapa bilang liat aja entar oke, buktinya gantungan kunci yang gue buat di terima sama dia."

"seriusan Ra demi apapun?"

"makanya jangan lama-lama di kelas."

"heh bambank Lo tadi lari gue tanya Lo malah gak denger kampret,"

"hehe sorry,"

"hmm ,oke gue kirim no nya."

"see you Letta," ucap Ara dengan mematikan telfonnya.

Alleta sudah memberikan no satria, tanpa pikir panjang Ara langsung menghubungi satria dengan cara menelponnya.

"hallo siapa ya?"tanya Satria di sebrang sana.

"gue Ara yang tadi ngasih Lo gantungan kunci,"

"hemm, mau apa lagi Lo hubungin gue."

"gimana Bagus gak gantungan kuncinya."

"biasa aja,"

"ihh.. kok gitu sih,"

"terus mau lo apa sih cewek aneh dasar,"

"gak kok ya udah maaf kalo gue ganggu Lo."ucap Ara dengan mematikan telfonnya secara sepihak.

rasanya sangat pedih ketika satria mengatakan kata-kata kasarnya kepada dirinya, tetapi itu resiko yang harus Ara tanggung mau apapun kedepannya Ara gak boleh nyerah.

"Lo harus semangat Ara."ucap Ara Kepada dirinya sendiri.

-kisah Satria & Aira-


#salamkleponijo

#salamkleponijo

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Cie.... Pada mau gantungan kunci yang di kasih Ara untuk Satria ya!!!

kalo kalian di posisi Ara!

apa yang bakalan kalian lakuin?

tetap berjuang atau berhenti berjuang??

jangan lupa follow akun ini dulu ya....

jangan lupa follow akun Instagram @wp.kleponijo untuk mengetahui informasi Cerita yang klepon buat!

spam komen suapaya semangat upnya !

Thanks you four taking the time.
Don't forget to vote and comment.

kisah Satria & Aira [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt