Sweet 25 | Bagian 16

Börja om från början
                                    

Arash meluncur dengan riang gembira. Sejujurnya, Arash sangat ingin sekali berhalusinasi menjadi Princess Sofia. Tapi karena dia laki-laki, jadi sepertinya akan lebih baik jika dirinya berhalusinasi menjadi Prince James –saudara laki-laki Princess Sofia diserial kartun Sofia The First. Eh, sepertinya bernyanyi soundtracknya tidak buruk juga.


🎶 I was a girl in the village doin' alright.

Then i became a Princess overnight.

Now i gotta figure out how to do it right.

So much to learn and see.

Up in the castle with my new family.

In a school that's just for royalty.

A whole enchanted world is waiting for me.

I'm so excited to be (Sofia The First).

Sungguh komposisi yang sempurna untuk berhalusinasi menjadi seorang Putra Kerajaan.

"Ya ampun, Arash!" Histeris Anne dari bawah.

"It's fine, Aunty. Don't worry," balas Arash cuek. Ia malah melebarkan tangannya sambil berteriak layaknya tarzan.

"Don't worry, bibir-bibirmu! Kalau kamu nyungsruk ke lantai terus lantainya kenapa-napa gimana?" Kesal Anne. Ia memang lebih menyayangi lantai di atas segalanya. Apa kalian ingat insiden dimana Tata terjatuh karena lantai teras yang masih basah? Yang dikhawatirkan lebih dulu siapa? Ya, lantainya!

Tata yang masih menuruni tangga dengan santai hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sepupu dan mommynya. Lagian Arash main-main sama singa betina. Canda singa betina.

"Ck ... ck, kalian ini," decak Tata saat sudah sampai di bawah.

Hingga akhirnya ia melayangkan pandangannya ke segala arah dan terlihatlah Charine yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga dan hendak menyuapkan pizza ke mulutnya. "Charine!" Teriak Tata dengan gaya slow motion. Charine yang terkejut pun mengeluarkan kembali pizaa yang sudah landing di mulutnya. "Astaga, Kak Tata!" Kesalnya.

"Lo makan pizza gue!" Tata mendekat dengan berkacak pinggang.

"Lah ini punya, Kakak?" Tanya Charine dengan polosnya. "Tadi Daniell bilang ini punya dia. Katanya, 'Nih, buat lo aja, gue bosen makan pizza mulu'. Gitu katanya, kak," jelas Charine dengan menirukan suara dan gaya bicara Daniell.

Tata menghela nafas kasar. "Emang Daniell. ya!" Kesalnya. "Udah dimakan aja nggak apa-apa. Nanti, kalau tinggal kurang order lagi."

"Thank you, Kak Tata," balas Charine dengan suka-cita.

"Eh, gimana sama Tata's New Project?" Tanya Charine di tengah-tangah suka-citanya melahap pizza gratis.

Tata mengerutkan dahinya seolah sedang berpikir. "Ya gitu, gue barus meeting. Mungkin besok akan meeting lagi untuk membahas design, budget, prosuksi, survei pasar dan lainnya," jawab Tata.

Charine menyuapkan potongan pizza terakhir yang dipegangnya ke dalam mulut sebelum menjawab. "Nggak ada buat nama brand gitu? Terus perizinannya gimana?"

"Colorè is back, Char." Tata begitu antusias saat mengatakannya. "Gue udah buat surat perizinan usahanya. Tinggal didaftarin aja."

"Oh My God! Are you serious? Gila ... Gila ... Gila!" Ujar Charine turut berantusias.

"Nanti jadiin gue brand ambassador, ya?" Memang seperti inilah Charine, tidak tahu diri.

"Serius! Gila ya, nggak nyangka gue bakal menghidupkan kembali sesuatu yang udah gue paksa mati." Tata mengatakannya dengan pandangan yang menerawang jauh.

"Gue seneng banget tahu. Jujur Gue masih gak nyangka," girang Charine.

"Terus Kak Reve gimana? Apa dia setuju?" Lanjutnya bertanya.

Raut wajah Tata berubah suram. "Dia nggak setuju." Namun detik berikutnya sudah kembali ceria. "But, it's okay. Dengan atau tanpa dia, Color akan tetap gue hidupkan kembali," ucap Tata menggebu-gebu.

"Gila! Ini serius, Kak Tata?" Charine menggoyang-goyangkan bahu Tata kencang. Ia sungguh tidak percaya.

"Jangankan lo, gue aja sempet gak percaya," sahut Arash yang sedang melahap pizza dan bermain game.

"Ini gila! Dulu, lo ninggalin Monochrome demi ide Kak Reve. Lo mematikan Monochrome yang namanya udah mulai bersinar. And now, lo tiba-tiba mau menghidupkan kembali Monochrome. Eh, apa mungkin ini terjadi karena motivasi dari gue? Okay, gue terlalu percaya diri. Sekarang, yang mau gue tanya adalah, apa pelet Kak Reve udah nggak berfungsi lagi?"

Mendengar pertanyaan Charine, Arash tertawa begitu keras hingga bahunya terguncang. "Haha sial, pelet kata, lo? Hahaha!"

"Lo tahu kan, Kak, sebodoh apa Kak Tata dulu? Sampai-sampai akh–gue terlalu sulit mengungkapkan," balas Charine dramatis.

Tata mendaratkan bantal sofa ke kepala Arash. "Kurang ajar ya, kalian berdua!"

Arash meringis. "Berdua tapi yang ditimpuk cuma gue," keluhnya.

"Okay, Run Tata Run! Karena Kak Tata udah sadar. Jadi, ayo lari. Cari lagi kesempatan yang udah hilang," ucap Charine menggebu-gebu.

Bagi Tata, Charine adalah salah satu motivator terbaik yang pernah dirinya temukan. Selain itu, Charine juga saudaranya yang paling waras jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain termasuk Arash dan Daniell.

***

Neapolitan Pizza

Neapolitan Pizza

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Cr : Google

——

Best cartoon ever!

Best cartoon ever!

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Cr : Google

Sweet 25Där berättelser lever. Upptäck nu