"Woah, mereka udah bertemu dan akrab kembali." Rere berujar seraya matanya melihat dua orang berlawan jenis sedang berbincang di tengah ramainya kantin.

"Kaya-nya bakal ada yang balikan, deh," imbuh Doni.

Gue rasa tebakan gue bener, kalau lo masih stuck di dia. Rasya berujar dalam hati, karena ia tidak mungkin mengungkapkan itu di hadapan sahabat-sahabatnya, di tambah ada Bagas di sini. Bisa-bisa ia di introgasi habis-habisan oleh Bagas.

***

"Banyak hal yang aku lakukan dalam kepergian aku, Thur."

"Apa? Cari cowok lain? Kata kamu kan udah bosan dan gak bisa LDR."

"Bukan, bukan itu. Tapi ...."

"BANGSAT!"

Bugh

"Fuck!" umpat Fathur.

Saat mereka baru saja ingin berbincang hal yang penting, tiba-tiba saja ada yang berkata kasar dan meninju Fathur hingga tersungkur.

"Lo apain adek gue, ANJING!"

"Apa maksud, lo?" tanya Fathur mencoba untuk memakai nada rendah.

"Adek gue hampir mati gara-gara lo!"

"Itu bukan karena gue, tapi gara-gara salah satu geng Xavir. Gak usah libatin masalah itu disini, sekarang lo pergi!"

"Gue masih gak terima, ya. Karena lo juga masuk dalam geng motor, gue perlu bukti kalau bukan anak geng lo yang buat ulah." Siswa itu pun pergi dengan amarah yang masih berapi-api.

Banyak tatapan aneh dari mereka semua. Penuh bisik-bisik, raut terkejut dan tidak menyangka dengan semua itu. Mungkin sebagian ada yang tidak peduli tentang hal ini. Tapi untuk penggemar Fathur? Jangan harap mereka mengabaikan, justru mereka memasang telinga dengan sangat-sangat tajam.

Semua murid kecewa terhadap Fathur. Selama ini mereka tidak tahu jika Fathur ikut dalam geng motor. Dia terkenal dengan reputasi baik di sekolah.

Fathur memandang mereka semua dengan sinis. Ini lah yang di dapat jika dirinya terungkap. Ia yakin setelah itu banyak yang memandang remeh dirinya, banyak yang bilang jika dirinya munafik dan selalu memakai topeng di sekolah.

Mengelap sudut bibir yang terdapat bercak darah menggunakan ibu jari-nya. Kemudian mengapit tangan Queena dan berjalan meninggalkan kantin dengan suasana yang menegangkan.

Queena yang berada di samping Fathur masih terkejut akan kejadian tadi. Ia tidak menyangka jika Fathur ikut dalam geng motor. Luka lebam yang terdapat di sudut bibir Fathur, membuatnya meringis. Ia yakin jika itu sakit.

Queena menitah Fathur untuk mengikutinya ke ruang unit kesehatan. Saat sudah sampai di sana, Queena membersihkan luka Fathur dengan telaten.

"Selesai," ujar Queena setelah selesai mengobati Fathur.

"Banyak hal yang gak aku tahu, setelah kepergian aku, Thur. Kamu banyak berubah."

"Karena, kamu." Fathur menjawab dengan tenang.

"Segitu berpengaruhnya, aku?"

"Sangat. Kamu masih hutang cerita sama aku, Eline. Nanti pulang sekolah, ikut aku." Queena mengangguk kala mendapatkan ucapan seperti itu.

Tak lama kemudian mereka keluar dan menuju kelas masing-masing.

***

"Sya, anter gue ke kantor dulu yuk!" Rasya mengangguk dan mengambil sebagian buku tulis di meja mereka. Ya, tadi ada tugas dan langsung di kumpulkan. Maka dari itu mereka berdua ingin menyerahkan bukunya ke kantor, untuk di periksa oleh guru mereka tadi.

Gasya (End)Where stories live. Discover now