51 : Sesal

11.5K 510 153
                                    

Sumpah ini part terpanjang yang pernah dibikin di cerita ini.

Jadi, jangan lupa tinggalin vote atau komen yaa guyss!!

❤️❤️❤️

...

Aidan dan empat temannya kompak tidak mengerjakan tugas dari Bu Lala. Kan mereka malas jika berurusan dengan mata pelajaran Sosiologi yang diajar oleh guru cewek itu yang hobinya marah terus.

Mereka berada di pinggir lapangan lebih tepatnya di bawah pohon ceri setelah memutari lapangan sebanyak lima belas kali.

"Tuh guru kayak kambing super lagi berahi bawaannya ngegas mulu, motor aja kalah ngegasnya sama dia," cibir Dalu sambil mengibas seragamnya dengan tangan agar tubuhnya dapat angin.

"Ulangan tengah semester udah selesai bukannya bebas dari tugas malah dikasih. Kasih tuh duit nyet! Bukan tugas!" sahut Argo sambil memperhatikan kaleng minuman yang Aidan pegang.

"Kasih tuh minuman! Lo aja ngeliatin minumnya si Aidan mulu. Ngapa lo? Haus? Jajan sana gua sekalian nitip Go," ucap Dewa yang juga merasa haus tapi malas ke kantin.

"Nitip tapi gak pake ongkos kirim," pinta Dalu.

"Lo kata gratis ongkir. Udah sana Go cepet pada kepanasan jadi pada haus. Lo kan anak terjenius keturunan Thomas Alva Edison," puji Galen pada Argo yang mulai merasa bangga.

"Thomas and Friends kali ah!" seru Dalu sambil tertawa.

"Lo liat si Argo, Gal. Mukanya udah bangga banget itu bersemu merah bentar lagi jatuh cinta sama lo karena dipuji," ujar Dewa lalu ditoyor oleh Argo.

"Najis. Itu biar dia mau ke kantin. Mana mau dia kalo gak dibikin seneng dulu," jelas Galen lalu ditertawakan oleh Dalu dan Dewa.

"Gak ah gua mager ngantin. Lo Dan, beliin dong. Pake duit lo terus lo juga yang jalan. Gimana? Adil kan?" tanya Argo menyenggol kaki Aidan yang berselonjor.

Sejak tadi Aidan diam terus akhirnya dia mengeluarkan suaranya. "Udah duit gua, pake jasa gua juga. Ginjal lo sini gua tuker tambah sama coca-cola."

"Ah gak tahan gua! Haus! Besok aja Dan beliinya. Sekarang gua beli ke kantin lo wajib pada ganti gak mau tau gua, ini tabungan gua buat ke Arab Saudi tahun depan. Awas aja gak ganti. Tawanannya Klara sama Rea buat gua," ancam Argo sembari berdiri lalu merogoh kantungnya.

"Nih liat duit gua ada segini." Argo mengeluarkan tangannya dari kantung lalu mengacungkan jari tengahnya.

"Bangsattt! Arab Saudi gak mau didatengin sama orang modelan lo Go. Tuh negara langsung minggat pas tau lo dateng. Kayak tahun depan masih hidup aja lo," ejek Dalu.

"Tai lo ijo neon! Enak bener tuh mulut!" kesal Argo akan ucapan Dalu.

"Gece Go! Haus gua. Besok gua ganti, udah sana cepet." Aidan tidak sabar untuk minum lagi. Dia benar-benar haus, bahkan sepertinya tiga kaleng saja kurang. Dia belum minum sama sekali dari rumah.

"Iya Klara tercinta, tersayang, terlucu, tercantik. Klara pergi sama Argo yuk!" ledek Argo lalu langsung kabur saat melihat Aidan ingin menimpuknya dengan kaleng.

"Tuh anak mulutnya udah kena aspal belum si?" tanya Aidan malas.

"Kenanya mulut Klara," kata Dalu. Galen dan Dewa langsung menghela napas berat tahu apa yang akan terjadi.

"Lo ngeledek?" tanya Aidan dengan sorotan tajam.

Dalu langsung tertawa. "Bercanda doang gua. Tenang aja. Nanti akhirnya juga lo sama Klara, gua sama Rea. Jangan berantem sama pacar temennya Klara."

DANKLARWhere stories live. Discover now