30 : Masa Bodoh

10.4K 550 73
                                    

Malam pukul sembilan setelah membersihkan rumah, Klara mendengar ada suara panggilan di ponselnya. Terpampang nama Alden Zataro. Cowok yang membuat Klara jatuh cinta selama tiga tahun namun memilih untuk memendamnya sampai kelulusan. Sempat rehat untuk tidak menyukai yang lain lagi, tapi Aidan berhasil menghancurkan tamengnya. Kini Klara sudah jatuh cinta dengan Aidan.

Klara menyentuh tombol ponsel hijau di layarnya.

"Halo Klar?"

"Halo. Siapa ya?"

"Gua Alden. Kabar lo gimana? Gua baik. Lo juga baik kan?"

"Baik kok."

"Lo kemana aja Klar? Gua nyari nomor lo susah banget. Kata temen lo, lo ganti nomor. Save nomor gua ya Klar."

"Iya gue simpen." 

"Rumah lo masih yang dulu? Besok lo free?"

"Masih Al. Gue gak tau."

"Yaudah lo kabarin aja ya. Gua pengen ketemu lo setelah dua tahun gak liat lo Klar."

"Liat nanti ya Al."

"Iya. Ini udah malam lo tidur ya. Good night Klar. Have a nice dream."

"Iyaa lo juga. Good night."

Klara langsung mengakhiri panggilan mereka berdua. Alden meminta untuk disimpan nomornya padahal sejak pertama suka Klara sudah menyimpan nomornya. Alden tidak mengganti nomornya sama sekali. 

Saat kelas sembilan, Klara pernah tidak sengaja terkena siraman air anak kelas sebelah yang main air saat piket. Alden datang lalu membawakan bajunya untuk Klara pakai supaya tidak pulang dengan keadaan basah. Mereka pulang bersama. Kala itu juga Alden tahu dimana rumah Klara.

Bagaimana Klara tidak makin suka saat itu?

"Sayangnya dulu gue gak berani bilang karena lo disukain sama banyak orang Al."

...

"KALO BUNYI KENTUT LO MASIH KAYAK KNALPOT RACING GAK USAH NYIMAK!!" Argo menimpuk Dalu pakai case ponselnya. "Sini balikin."

Dalu melempar benda milik Argo tadi. "Yeh lo kali yang boolnya bolong tiga. Suara kentut sendiri gak hafal. Apalagi rumus kimia, udah mati kali lo."

"Maap aje nih ye, gak ada kimia kita Dal."

Aidan, Galen, dan Dewa datang lalu ikut duduk. Aidan membunyikan tulang jari-jarinya. Argo langsung teringat sesuatu.

"Dan, emang Javas udah keluar dari sekolah ini?" tanya Argo tiba-tiba.

"Udah. Lo mau ikut? Free ticket buat lo Go," jawab Aidan.

"Haha anjeng. Lo simpen tiketnya buat lo ke neraka. Eh gak usah pake tiket juga udah cocok kriterianya. Masuk tanpa dipertanyakan," sahut Dalu.

"Nih anak anjing ye dari tadi bikin gua naik darah mulu," kesal Argo menunjuk Dalu. Yang ditunjuk tertawa senang.

Dua cowok itu memang sama-sama jahil. Jadi susah kalau bertemu. Tapi sekalinya ada misi, mereka jago banget langsung jadi kakak beradik.

"Javas ngincer apaan dari Klara, Dan?" tanya Galen meletakkan ponselnya di atas meja.

Aidan mengangkat kedua alisnya. "Kenapa? Lo mau?"

"Mau apaan? Gua aja gak tau."

"Mau keluar dari nih sekolah ngikut jejaknya Javas?" 

"Gak gitu Dan. Orang tua gua tau gua bermasalah aja udah ditebas gua." 

DANKLARWhere stories live. Discover now