1 : Reflek

22K 1.4K 158
                                    

Jangan lupa untuk selalu tinggalin jejak yaa! 👻😻

...

Mata pelajaran Sosiologi adalah jam mengerikan di kelas IPS 4. Gurunya suka marah-marah. Kelas mereka itu salah satu kelas paling bermasalah di jurusan IPS. Ada lima cowok yang membentuk kumpulan di kelas itu, mereka berisik dan seenaknya di kelas namun kehadiran mereka buat kelas terasa lebih hidup.

Guru yang mengajar pelajaran itu belum juga datang ke kelas mereka padahal bel sudah bunyi dari satu jam yang lalu.

Kelima cowok yang buat masalah kemarin duduk berkumpul di pojok kelas. Aidan sibuk memainkan ponselnya dengan wajah serius lalu berubah jadi tersenyum.

"Ngapa lo? Cewek kemarin chat-an sama lo Dan?" tanya Dalu.

Aidan menjauhkan ponselnya dari Dalu. "Kagak lah. Gua gak kenal."

"Gak ada niatan kenalan? Biar gak sad mulu hidup lo," saran Dalu sembari duduk di atas meja.

"Kagak."

Begitulah Aidan Baskagara. Orangnya susah ditebak.

"Kenapa dah emang?"

"Dal, lo banyak nanya asli."

"Anjeng! Kali aja gitu lo mau sama dia hahaha." Dalu meledek.

"Emang gua sama dia cocok?" tanya Aidan tanpa niat.

"Kagak," jawab Dalu.

"Nah yaudah tuh lo tau."

Galen memasang earphone-nya ke telinga. "Bu Lala gak dateng kali ye, berdo'a sabi kali."

"Pinjem earphone lo dong Ngab!" Argo menunjuk kabel putih bersuara milik Galen.

"Jangan bego, gua tau berbagi itu indah, tapi gak conge juga kali!" sahut Dalu.

Aidan tertawa sambil menaruh kakinya ke atas meja. "Hahaha!"

"Itu tuh yang ketawa kayaknya lagi kesemsem sama yang kemarin, sikat aja sih daripada lo galau mulu," celetuk Galen.

"Jangan, dia mencoba setia ke satu cewek. Iya gak Dan?" Argo menyenggol lengan Aidan.

"Setia itu mahal makanya cuma bisa dilakuin sama orang kayak gua," ujar Aidan santai.

"Iyain. Eh nanti malem jalan gak?" tanya Dewa sehabis tidur sebentar.

Aidan menurunkan kakinya ke lantai lalu melihat Dewa. "Lo ngajak cewek lo gak?"

"Ngajak lah."

"Yaudah nanti lo pada ngikutin arah motor Babang Aidan aja haha," ucap Aidan sambil tertawa santai.

"Iya dah Babang Aidan," kata Dewa.

Mereka suka sekali keluar naik motor jam sembilan sampai tengah malam.

...

Klara keluar dari kantin yang penuh dengan murid, berdiri di pinggir koridor sambil memegang es cokelatnya.

"Rea lama banget gak keluar juga. Gue hitung sampe satu kalo gak muncul juga awas deh," ujar Klara pelan.

Hitungan satu selesai, yang datang malah Aidan dan kawannya. Klara secara tidak sadar malah memperhatikan Aidan.

Kumpulan cowok itu juga seakan tidak terjadi apa-apa kemarin, seperti tidak megenali wajah Klara.

"Dia gak inget gue deh kayaknya, dia gak liat gue sama sekali tadi. Bagus deh." Klara menghembus napasnya tenang.

DANKLARWhere stories live. Discover now