9 : Baper

6.1K 525 90
                                    

Raut wajah Aidan terkesan dingin dan sedikit pucat, dia mengenakan seragam putih lalu dibaluti dengan jaket denim dengan gambar tengkorak di bagian punggung. Aidan sangat wangi sampai ketika dia lewat saja orang bisa menoleh ke belakang untuk melihatnya lagi. Dia memakai salah satu perfume-nya Bvlgari.

Rea menggeleng kala Aidan lewat. "Gila ada cowok sewangi itu." Untung Aidan sudah jauh. "Tapi, kok mukanya agak pucat ya?" Lalu Rea bergedik bahu kembali jalan ke kelasnya.

Di dalam kelas, Klara ditepuk keningnya oleh Rea. "Klar, cowok lo wangi banget."

"Hah? Cowok gue? Zayn Malik? Jelas!" ujar Klara dengan pedenya.

"Argo bukan Zayn, kejauhan lo."

"Gak kenal Argo gue," kesal Klara.

"Yang kemarin lo ituin tangannya ih! Gak mudeng-mudeng kalo dia Argo!" Suara Rea besar sampai satu kelas memasang mata.

"Anjir!" kaget Klara lalu menarik Rea untuk duduk kemudian berbisik, "Dia Aidan bukan Argo."

Rea membelalakkan matanya. "Loh kok lo tau? Lo nyari tau ya?"

"Enggaklah," bohong Klara.

"Masa? Terus tau darimana? Lo kenalan ya sama Ar.. Aidan?" tanya Rea penasaran.

"Gak, gue denger pas Aidan dipanggil sama temennya."

"Ohh gituu, btw tadi muka Aidan pucet banget loh, kalo dia sakit gimana? Sakit aja tetep stay cool yaa cowok lo Klar," tutur Rea sambil kata 'cowok lo' ditekankan.

Klara menopang pipinya dengan tangan yang sikutnya berada di atas meja. "Kenapa sih Re, lo selalu nyebut dia cowok gue. Gak ada yang lain apa selain itu? Lo ngeledek terus, kesel gue."

Rea berpikir sebentar lalu tersenyum. "Gimana kalo baginda Aidan sang pemilik hati Klara?"

Telapak tangan Klara berhasil mendarat di kepala Rea. "Mampus lo gue toyor! Makin gila lo yang ada Re!"

"Iya dong guee!" sahut Rea dengan bangganya.

...

Klara khawatir dengan Aidan namun dia bingung harus melakukan apa. Aidan saja tidak mengenal namanya, pasti Aidan tidak peduli dengan kehadiran Klara.

"Yang pulang bareng Aidan kemarin lusa! Sini dah!" teriak Dalu saat Klara ingin pulang.

Kaki Klara terus melangkah sebab otaknya yakin bahwa itu bukan panggilan untuk dirinya.

"Lo yang baru turun dari tangga! Sendirian! Yang ngebalikin kertas ulangannya Aidan! WOY CEWEK NENGOK!" panggil Dalu secara jelas dan lengkap untuk menunjukkan bahwa itu untuk Klara.

Tubuh Klara berputar arah ke Dalu. "Hah gue?"

"Iya elo," ujar Dalu lalu menghampiri Klara. "Gua Dalu. Lo kenal Aidan kan? Temenin dia dulu di UKS."

"Kenapa harus gue? Temen lo yang lain mana?" tanya Klara bingung tidak tahu harus menolak atau mengiyakan.

"Mereka dihukum sama Pak Fajar, gak perlu gua ceritain. Dia gak mau ditemenin, kali aja sama cewek dia mau," jawab Dalu tergesa-gesa.

Belum sempat Klara menjawab, Dalu memegang pergelangan tangan Klara dan menariknya ke depan pintu UKS. "Lo masuk deh. Tenang aja Aidan masih punya otak, dia gak bakal nge-anehin lo." Dalu langsung lari ke ruang BK.

DANKLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang